Cara Memantau Detak Jantung Janin saat Kehamilan dan Jelang Persalinan

Mengetahui kesehatan janin dengan cara memantau detak jantungnya

7 Agustus 2021

Cara Memantau Detak Jantung Janin saat Kehamilan Jelang Persalinan
Freepik/Freepic.diller

Sebagai calon orangtua pasti Mama menginginkan bayi bisa terlahir dengan keadaan sehat dan sempurna. Mama perlu memerhatikan kesehatan kandungan dengan cara memantau detak jantung janin selama kehamilan.

Pedoman dunia internasional menyatakan bahwa denyut jantung janin normal yang direkomendasikan adalah 110-150 denyut per menit atau 110-160 denyut per menit. 

Di sisi lain, sebuah penelitian menyatakan bahwa detak jantung janin yang normal berkisar antara 120-160 denyut tiap menit. Data itu sendiri didapat berdasarkan penelitian dari tahun 2000-2007 di Jerman.

Di bawah ini Popmama.com telah merangkum cara memantau detak jantung janin saat kehamilan dan jelang persalinan.

Kenapa Mama Harus Memonitor Detak Jantung Janin?

Kenapa Mama Harus Memonitor Detak Jantung Janin
Freepik/Bristekjegor

Denyut jantung pada janin sebenarnya bisa menjadi patokan bahwa proses kelahiran bisa dilanjutkan dengan baik dan aman atau tidak. 

Maka itu, denyut jantung janin perlu dipantau selama kehamilan, terutama pada saat mendekati proses persalinan dan sesaat setelah bayi lahir dengan menggunakan peralatan khusus. 

Tujuan dari memantau detak jantung janin ini adalah untuk membantu mendeteksi perubahan pola detak jantung selama proses persalinan berlangsung.

Ketika terlihat adanya perubahan pola detak jantung, maka langkah-langkah penanganan dapat diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi sumber permasalahan. 

Prosedur medis ini dapat membantu dokter untuk memutuskan peralatan perawatan yang dibutuhkan dan yang tidak diperlukan.

Metode Medis untuk Memantau Detak Jantung Janin

Metode Medis Memantau Detak Jantung Janin
Unsplash/rawpixel

Cara memantau detak jantung janin berdasarkan peralatan

Cara memantau detak jantung janin berdasarkan peralatan yang digunakan bisa melalui metode berikut:

  • Auskultasi

Cara pertama untuk memonitor detak jantung janin adalah dengan metode auskultasi. Yang dilakukan di dalam metode ini adalah mendengarkan suara jantung dengan menggunakan stetoskop khusus. 

Metode ini bisa dikatakan aman karena minim risiko atau efek samping. 

Dengan mengandalkan stetoskop khusus, dokter dapat mendengar masalah terkait detak jantung janin. Beberapa hal terkait jantung yang bisa didengarkan adalah bagaimana suara jantung janin, seberapa sering berdetak, dan seberapa keras berdetak.

  • Pemantauan jantung janin secara elektronik

Cara kedua untuk memantau detak jantung janin adalah dengan alat pemantau elektronik. Alat ini akan digunakan selama masa kehamilan hingga saat kelahiran bayi. Selain memantau detak jantung janin, alat ini berguna juga untuk mengetahui kekuatan dan durasi kontraksi rahim.

Cara memantau detak janin berdasarkan alat yang digunakan

Ada dua jenis cara untuk melakukan pemantauan detak jantung janin jika dilihat dari peralatannya.

  • Pemantauan eksternal

Dalam melakukan pemantauan eksternal, stetoskop jenis tertentu bisa dijadikan pilihan. Cara lain adalah dengan memakai dua perangkat datar yang memiliki sensor khusus dan diletakkan di perut ibu hamil. 

Salah satu sensor memanfaatkan gelombang suara yang dipantulkan (ultrasound) yang dipakai untuk mendeteksi detak jantung janin. Catatan detak jantung biasanya akan dikonversi ke dalam suara atau dicatat ke dalam bentuk grafik. 

Sensor lainnya dipakai untuk mengukur durasi atau berapa lama kontraksi rahim terjadi. Catatan durasi kontraksi, biasanya muncul dalam bentuk grafik.

Di luar negeri, pemantauan eksternal juga bisa dilakukan dalam jarak yang cukup jauh atau biasa disebut dengan istilah telemetri.  Dengan menggunakan sensor, sinyal dari ibu hamil akan dikirimkan dalam bentuk data ke layar monitor yang berada di tempat perawat bertugas. 

Dengan alat ini, kesehatan ibu hamil dan detak jantung janin akan tetap terpantau, meski berada di tempat yang jauh.

  • Pemantauan internal

Perlu diketahui bahwa prosedur ini hanya bisa dilakukan jika rahim telah mengalami pembukaan minimal dua cm dan kantong ketuban sudah pecah. Pemantauan internal dilakukan menggunakan sensor yang ditempelkan ke paha ibu hamil. 

Kemudian sebuah kabel yang berhubungan dengan sensor dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Kabel inilah nantinya yang akan ditempelkan ke kepala si bayi untuk mengukur detak jantungnya. 

Setelah pemasangan, pemantauan akan dilakukan secara terus menerus. Namun metode ini belum tersedia di Indonesia.

Bila pola detak jantung janin abnormal, bukan berarti langsung dinyatakan bahwa calon bayi memiliki gangguan kesehatan tertentu. Dokter nantinya memerlukan hasil pengamatan dari aneka tes lanjutan lainnya untuk memastikan hal tersebut. 

Jika dokter berhasil menemukan adanya gangguan kesehatan, maka tindakan selanjutnya adalah menemukan penyebabnya. Jika gangguan tidak bisa teratasi dan dapat menghambat kelahiran bayi, maka biasanya bayi akan segera dilahirkan melalui operasi caesar, ekstraksi vakum, maupun forceps.

Demikian cara memantau detak jantung janin saat kehamilan dan jelang persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest