Siapa yang Paling Berhak Memberikan Nama Anak, Mama atau Papa?

Yuk, simak jawabannya di sini!

17 April 2023

Siapa Paling Berhak Memberikan Nama Anak, Mama atau Papa
Freepik/Tirachardz

Memilih nama untuk anak terkadang menjadi perdebatan antara suami dan istri, bahkan bisa menjadi perdebatan antara kakek dan nenek. Masing-masing pihak memiliki keinginan tersendiri dalam memilih dan memberikan nama untuk anak.

Jika terjadi perdebatan dan agar perdebatannya tidak berlanjut, sebaiknya semua pihak menurunkan ego-nya dan mempersilahkan pihak yang paling berhak untuk memberikan nama anak.

Lalu, siapa yang paling berhak memberikan nama anak? Nah, berikut Popmama.com telah rangkum jawabannya. Disimak, ya, Ma!

Siapa yang Paling Berhak Memberikan Nama Anak?

Siapa Paling Berhak Memberikan Nama Anak
Freepik/Partystock

Dalam sebuah buku berjudul "Variasi Rangkaian Nama Bayi Islami Terbaik Indah, Berkah, dan Bermakna" karya Ust. K. Akbar Saman, disebutkan bahwa yang paling berhak memberi nama anak adalah sang Papa.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa seorang anak dinasabkan pada papa-nya, bukan mama-nya. Hal ini juga sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 5.

دْعُوْهُمْ لِاٰبَاۤىِٕهِمْ هُوَ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ

Artinya: panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. Itulah yang lebih adil di sisi Allah.

Selain itu, seorang pakar fikih bernama Ibnul Qayyim Al Jauziyah juga berpendapat dalam kitabnya Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, bahwa yang paling berhak memberikan nama anak adalah papa-nya.

"Memberi nama anak adalah hak bapak, bukan ibu. Tidak ada perbedaan di masyarakat tentang hal ini. Dan jika kedua orang tua berbeda pendapat dalam memberi nama anak, maka hak bapak lebih dikuatkan."

Editors' Pick

Orang yang Berhak Memberi Nama Anak jika Tidak Ada Papa

Orang Berhak Memberi Nama Anak jika Tidak Ada Papa
Freepik/tirachardz

Jika sang Papa meninggal atau tidak ada karena alasan lainnya, orang yang berhak memberikan nama anak adalah mama-nya.

Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 36 diceritakan kisah tentang istri Imran yang merupakan ibu dari Maryam. Istri dari Imran memberikan nama Maryam pada anaknya setelah melahirkan.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ

Artinya: maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam."

Bagaimana jika Nama yang Dipilih Suami Tidak Memiliki Makna?

Bagaimana jika Nama Dipilih Suami Tidak Memiliki Makna
Freepik/tirachardz

Nama yang keren, unik, dan modern tetapi tidak memiliki makna yang baik merupakan hal yang tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Oleh sebab itu, jika ternyata nama yang dipilih suami hanya mengutamakan aspek modernisasi saja tanpa memperhatikan makna dari nama tersebut, maka sebaiknya sang suami mengalah dan membiarkan istrinya memberikan nama untuk anak.

Cara Memberi Nama untuk Anak menurut Islam

Cara Memberi Nama Anak menurut Islam
Pexels/amina-filkins

Ada beberapa cara memberikan nama anak dalam agama Islam. Hal ini tentunya sesuai dengan sunnah Rasullah SAW. Berikut cara memberi nama untuk anak menurut Islam:

  • Memperhatikan waktu yang tepat saat memberi nama

Dalam sebuah hadis dari Abu Musa yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari, disebutkan bahwa waktu yang tepat untuk memberikan nama kepada anak adalah segera setelah dilahirkan.

Namun ada juga yang berpendapat jika waktu yang baik untuk memberikan nama kepada anak adalah segera setelah lahir sampai hari ketiga dan di hari ketujuh bayi setelah dilahirkan.

  • Memberikan nama yang baik kepada anak

Nama yang diberikan merupakan doa dan harapan untuk anak. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan nama yang baik.

  • Tidak menggunakan nama yang dibenci Allah SWT

Hindari memilih nama anak dari nama-nama yang dibenci oleh Allah SWT, seperti nama para dewa atau nama yang memuja sesuatu. Hindari juga nama yang berpotensi menjadi olok-olokan bagi anak.

  • Menggunakan nama nabi, rasul, sahabat nabi atau Asmaul Husna

Disarankan untuk memilih nama-nama nabi, rasul, sahabat nabi atau asmaul husna untuk anak. Namun, jangan memberikan nama dari asmaul husna jika sifat itu hanya milik Allah SWT, ya, Ma!

  • Tidak memberikan nama dengan arti yang buruk

Hindari menggunakan nama dengan arti buruk, ya, Ma, seperti misalnya Balqis (ketua jin), Harb (perang), Zaqwan/Zaquan (anak jin) dan sebagainya. 

Nah, jadi kesimpulannya adalah yang paling berhak memberikan nama anak adalah sang Papa. Meski Papa paling berhak,  Mama tetap bisa berdiskusi dengan Papa atau membantu Papa dalam mencari nama terbaik untuk si Kecil.

Baca juga:

The Latest