TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menghindari Infeksi Saluran Kemih, Ini Cara Ganti Popok Bayi Perempuan

Cara ganti popok yang salah bisa menyebabkan si Bayi mengalami infeksi saluran kemih, lho

Freepik

Bayi dibawah usia 6 bulan memang masih belum memiliki kontrol buang air yang baik. Hal ini tentu menyebabkan Mama lebih repot ketika merawatnya.

Untuk memudahkan pekerjaan, sebagai orangtua tentu akan memilih sesuatu yang praktis, salah satunya menggunakan popok sekali pakai. Banyak produk yang bermunculan dan memiliki klaim dapat menampung air pipis si Kecil sampai 10 kali buang air kecil.

Namun, apakah kondisi ini baik untuk si Kecil? Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan untuk mengganti popok yang baik terlebih jika si Kecil adalah perempuan.

1. Alasan perlunya sering mengganti popok bayi

Freepik

Mengganti popok bayi sebenarnya dianjurkan sebanyak 10 kali atau lebih jika Mama menggunakan popok kain. Namun, karena semakin banyak popok sekali pakai yang sudah didesain khusus untuk tubuh si Kecil dan penyerapan cairan yang baik, Mama tentu tidak perlu repot mengganti dan mencuci popok kain lagi.

Dengan adanya popok sekali pakai ini, bukan berarti Mama bisa membiarkan si Kecil berlama-lama dengan popoknya. Keadaan ini justru dapat berpengaruh buruk pada kesehatan bayi.

Umumnya bayi akan buang air kecil sekitar 20 kali dalam sehari selama beberapa bulan pertama. Jika Mama menggunakan popok sekali pakai, sebaiknya sering mengecek kondisi popok dan melakukan penggantian popok maksimal 3 jam sekali.

Selanjutnya, jika dirasa bayi sudah memiliki intensitas buang air kecil yang sedikit berkurang, Mama bisa mengganti popoknya tiap 3 sampai 4 jam sekali. Pastikan mengganti popok ini tidak lebih dari waktu yang dianjurkan dan tidak mengganggu waktu istirahat si Kecil.

Tujuan menggunakan popok sekali pakai tentu untuk memudahkan pekerjaan rumah Mama, namun sebaiknya jangan lengah mengganti popok si Kecil apalagi sampai menunggu popok penuh.

2. Risiko yang dihadapi bayi saat jarang ganti popok

Freepik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, popok si Kecil perlu sering diganti agar tidak terjadi masalah-masalah kesehatan kulit dan kelamin bayi.

Jika seringkali membiarkan popok basah mengenai kulit si Kecil, ini risiko penyakit yang bisa menghampirinya: 

1. Iritasi kulit dan ruam popok

Popok basah memicu timbulnya iritasi dan ruam. Hal ini terjadi karena urine yang menempel adalah buangan kotor yang mengandung banyak bakteri. Ruam ditandai dengan kulit memerah, terdapat bintik-bintik kecil di area pantat, bayi rewel karena kulit pantatnya perih.

Cara menanganinya adalah dengan menggunakan bedak bayi khusus untuk ruam popok atau salep agar kondisi ini mereda dan tidak menyebar ke daerah lain.

2. Infeksi jamur kulit

Infeksi kulit ini dapat terjadi karena popok yang sudah penuh oleh urine tidak diganti secara berkala. Pemakaian popok yang sudah penuh juga dapat menghambat sirkulasi udara, sehingga kulit bayi menjadi lembap.

Kondisi lembap inilah yang dapat memicu pertumbuhan bakteri di kulit bayi. Selain itu, popok yang penuh ini dapat mengubah pH kulit sehingga dapat memudahkan pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi kulit yang tandanya mirip dengan ruam popok. 

3. Infeksi saluran kemih

Popok yang jarang diganti, bisa juga menyebabkan infeksi saluran kemih. Infeksi karena bakteri gampang terjadi ketika alat kelamin bayi terus menerus lembap dan basah. Di kondisi lembap, bakteri gampang sekali berkembang dan karena alat kelamin bayi perempuan lebih "terbuka" maka risiko infeksi saluran kemih pada mereka semakin meningkat. 

3. Mengganti popok bayi perempuan dengan cara yang tepat

Freepik

Mengganti popok bayi mungkin kelihatannya mudah. Namun ternyata mengganti popok bayi juga tidak sembarangan apalagi untuk bayi perempuan. Mengganti popok bayi perempuan perlu detail dan hati-hati agar bayi tidak berisiko terkena infeksi saluran kemih.

Beberapa barang yang perlu dipersiapkan untuk mengganti popok bayi ialah:

  • Popok bersih,
  • tisu, kapas, atau handuk basah,
  • handuk kering,
  • perlak atau alas untuk kasur,
  • bedak atau salep untuk ruam popok jika diperlukan.

Selanjutnya, ini langkah mengganti popok bayi perempuan:

  • Sebelum mulai mengganti popok, Mama harus mencuci tangan dengan sabun hingga bersih dan keringkan.
  • Lepas popok kotor dengan cara melepas perekatnya, pastikan perekat tidak rusak.
  • Angkat kaki dan pantat bayi perlahan kemudian tarik popok ke bawah.
  • Bersihkan kotoran atau pipis si Bayi memakai kapas basah atau tisu basah.
  • Usap kelamin bayi perempuan dari arah depan ke belakang untuk mengurangi risiko infeksi pada saluran kemih.
  • Kemudian bersihkan area yang terkena kotoran dengan tisu atau handuk basah.
  • Jika sudah benar-benar bersih, keringkan kulit bayi dengan handuk kering secara perlahan.
  • Bila si Kecil mengalami ruam popok, Mama bisa memberikan salep atau bedak untuk mengurangi iritasi.
  • Kemudian pasang popok yang masih bersih dengan menyelipkannya ke bawah pantat dan pastikan bagian popok berada di antara kaki bayi.
  • Kencangkan popok dengan perekat, namun pastikan bayi masih nyaman bernapas dan bergerak.

Aturan khusus untuk pemakaian popok sekali pakai: 

  • Jika bayi buang air besar, langsung bersihkan dan ganti popoknya agar kebersihan dan kelembapan kulit bayi terjaga.
  • Apabila muncul tanda peradangan sekitar kelamin dan pantat seperti kemerahan, bruntusan, gatal, perih, kulit mengelupas, dan bengkak segera periksa ke dokter untuk memastikan iritasi dapat berdampak parah atau tidak.
  • Dan bila muncul tanda infeksi saluran kemih seperti demam, sering buang air kecil, urine berbau menyengat atau sedikit berdarah, bayi mual, muntah, segera periksa ke dokter.

4. Cara memilih popok untuk bayi perempuan

Pixabay/ReadyElements

Bagi bayi yang memiliki kulit sensitif, bukan hanya popok saja yang dapat membuat kulitnya bermasalah. Penggunaan deterjen, sabun, atau tisu basah juga dapat menyebabkan ruam dan iritasi di kulit bayi.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan pilihan untuk popok bayi yaitu:

  • Pilih popok sekali pakai yang memiliki permukaan lembut, lebih baik lagi jika popok mengandung bahan alami pelembap kulit, misalnya aloe vera di permukaannya sehingga semakin maksimal mencegah iritasi kulit. 
  • Pilih popok yang memiliki daya serap baik sehingga mampu menampung cairan urine dengan cukup maksimal. Ingat, popok yang basah atau lembap bisa menjadi sarang kuman dan mengiritasi kulit bayi. 
  • Pilih popok dengan karet pinggang dan paha yang lentur, kuat, tetapi lembut. Perhatikan bahan karet itu apakah hipoalergenik sehingga tidak mengiritasi kulit bayi yang terkena bagian karetnya.
  • Pilih popok yang memiliki perekat cukup kuat sehingga tidak menjadi lepas ketika Mama sering membuka tutupnya untuk mengecek jumlah cairan di popok si Bayi. 
  • Pilih popok yang sesuai dengan ukuran berat dan panjang badan bayi, jangan terlalu ketat atau terlalu longgar.
  • Pilih popok dengan perekat atau bentuk celana sesuai dengan kebutuhan bayi. Popok perekat lebih mudah dipakai untuk bayi di bawah usia 6 bulan sementara popok celana untuk bayi yang sudah lebih banyak bergerak. 

Baca juga: 

The Latest