TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Selain Memperkuat Agama, 5 Hal Ini Melindungi Anak dari Aliran Sesat

Perhatikan ini agar anak tidak terhasut masuk aliran sesat!

Unsplash/Séan Gorman

Keberadaan kelompok aliran sesat semakin hari akan memang meresahkan masyarakat ya, Ma.

Banyaknya kelompok aliran sesat justru semakin mengkhawatirkan karena ada yang berusaha merekrut anak-anak menjadi anggota. Sebut saja Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang mencoba merekrut banyak anggota dari kalangan anak muda, lalu usaha mendoktrin anak-anak yang masih usia sekolah di Kabupaten Sumedang untuk melakukan shalat ke arah matahari hingga baru-baru ini mengenai ajaran seorang "ratu" tentang kerajaan ubur-ubur.

Fenomena seperti ini harus membuat orangtua lebih berhati-hati agar si Anak tidak terjerumus ke lingkungan yang salah.

Untuk membentengi diri si Anak dari hal-hal negatif dari ajaran aliran sesat, kali ini Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht akan memberikan beberapa tips kepada Mama mampu memproteksi anak terhindar dari aliran sesat.

Yuk, baca lengkap rangkuman dari Popmama.com ini!

1. Menanamkan keterbukaan dan pola asuh demokratis

Freepik/pressfoto

Anak merupakan generasi penerus dan tugas orangtua harus bisa membentuk anak di rumah menjadi sosok yang diinginkan, termasuk berusaha memproteksi si Anak dari segala ancaman.

Biasanya anak-anak yang mudah tergiur mengikuti atau terjebak dalam aliran sesat bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya karena ada rasa nyaman karena kelompok sesat tersebutlah yang bisa menerima si Anak apa adanya.

Untuk menghindari perasaan nyaman si Anak terhadap kelompok yang menyesatkan, Mama harus bisa menanamkan pola asuh secara demokratis di dalam keluarga. Dengan cara ini, Mama perlu juga menanamkan keterbukaan di dalamnya agar si Anak bisa merasa selalu diterima.

Jika sudah ada rasa nyaman, si Anak bisa menceritakan segala masalah-masalahnya yang terjadi di hari itu. Baik itu bercerita ke Mama sendiri atau keluarga lainnya.

Intinya pola asuh seperti ini akan lebih membuat si Anak merasa lebih bahagia karena ada kedekatan secara emosional. Kehangatan hubungan keluarga yang hangat antara orangtua dengan anak memang sangat diperlukan.

Tak hanya itu, metode pola asuh demokrasi juga seolah membimbing si Anak sesuai dengan kemampuannya sendiri tanpa terlalu banyak menuntut. Pola asuh demokrasi membentuk si Anak menjadi sikap optimis, percaya diri, bertanggung jawab, sikap empati, saling menghargai hingga baik untuk perkembangan psikologis si Anak.

Semoga pola asuh demokratis ini bisa menghindari si Anak masuk ke dalam lingkungan atau kelompok yang menyesatkan.

2. Berikan gambar tentang ajaran sesat

Unsplash/Annie Spratt

Jika si Anak sudah cukup mengerti dan mulai mempertanyakan mengenai berita-berita di televisi tentang aliran sesat, Mama harus bisa menjelaskan kembali ya.

Penjelasan yang lebih detail dari Mama bisa membuat si Anak menjadi lebih mengerti dan tidak mudah salah tangkap apalagi kalau sampai tertarik untuk mengikuti aliran sesat.

Berikan gambaran atau penjelasan sederhana, sehingga mudah ditangkap si Anak. Lalu katakan dengan tegas kalau ajaran sesat ini merupakan kelompok yang salah, negatif dan harus dihindari. Dari penjelasan yang jelas, si Anak akan memiliki wawasan luar mengenai hal ajaran sesat ini sehingga bisa membentengi dirinya sendiri.

3. Selalu mengajarkan mengenai pertimbangan

Unsplash/Japheth Mast

Si Anak yang sudah paham mengenai sebab akibat, mungkin harus diperkenalkan tentang sebuah pertimbangan. Ketika mengajari tentang pertimbangan, Mama bisa memperkenalkan tentang sesuatu hal yang logis dan tidak logis.

Mama bisa menjelaskan masalah ini dengan contoh-contoh dari berbagai ajaran sesat yang ada saat ini. Akan lebih mudah ketika ada ajaran sesat yang terkesan tidak masuk akal. Informasi-informasi ini tentu semakin membuat si Anak lebih memahami fenomena aliran sesat yang semakin tidak masuk akal. 

4. Mengajarkan anak untuk berani menolak dengan tegas

Freepik/peoplecreations

Terkadang kelompok sesat yang tersebar di berbagai wilayah bisa dikatakan cukup agresif dalam mengajak seseorang mengikuti alirannya.

Kelompok sesat itu bisa saja datang setiap hari ke rumah, mengajak berkenalan di tempat umum, memberikan iming-iming uang atau memberikan apapun yang bernilai mahal hingga bisa melakukan ritual-ritual ajarannya di depan umum termasuk di dekat rumah.

Sebagai orangtua yang memiliki anak, ada baiknya mulai mengajarkan si Anak sikap berani. Berani dengan tegas untuk menolak apapun yang negatif, apalagi jika hal itu salah dan sudah membuat si Anak merasa kurang nyaman.

Beberapa anak yang merasa sungkan menolak justru bisa menjadi sasaran dari kelompok sesat. Sebelum hal ini terjadi, Mama harus bisa menekankan pada si Anak bahwa diperbolehkan untuk menolak secara tegas jika hal itu sudah membuatnya tidak nyaman.

Jika sudah terlatih bersikap tegas, si Anak bisa menentukan apa yang diinginkan dan tidak diinginkannya termasuk menolak untuk ikut masuk ke dalam ajaran sesat.

5. Berikan pemahaman mengenai kata hati

Unsplash/Ratiu Bia

Ma, sadar nggak kalau kata hati itu suka benar dan tepat?

Terkadang kelompok sesat yang ada sekarang seringkali menutup kecurigaan orang lain dengan memberikan sebuah iming-iming kebaikan hingga berbentuk barang. Untuk itu, selain si Anak si Anak harus bisa peka terhadap hal aneh atau ganjil dari perilaku-perilaku kelompok sesat. Dirinya juga harus bisa belajar memahami kata hatinya sendiri.

Sesekali Mama perlu mengasah dan berusaha mengajari si Anak mengenal kata hatinya sendiri. Ini sangat berguna ketika dirinya sedang terjebak di dalam kondisi yang membingungkan. Bersama kata hati, si Anak bisa lebih percaya dengan keputusan yang akan dirinya ambil.

Semoga rangkuman dari Popmama.com ini berguna dan lebih memproteksi si Anak dari segala aliran sesat ya, Ma.

The Latest