TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Cara Menjauhkan Anak dari Sikap Menghakimi

Nomor 4 paling penting untuk jaman sekarang ini

Freepik/freephoto

Tanpa disadari kita sering menghakimi orang lain, biasanya karena perbedaan pemikiran tentang apa yang benar dan salah. Ini kemungkinan tertanam dalam otak sejak kecil.

Adalah naluri alamiah untuk menilai orang lain karena mereka mungkin tampak berbeda. Namun perbedaan itu buruk? Ini yang harus ditanamkan kepada anak bahwa perbedaan itu baik dan mereka harus menerimanya. Selain melihat contoh dari orangtua, anak juga banyak belajar dari lingkungannya. Sebagai orangtua, Mama harus berhati-hati agar anak dapat terhindar dari sikap judgmental.

Anak adalah pribadi yang baik dan penuh kasih sayang. Orangtua bertanggungjawab unuk membesarkan anak menjadi pribadi yang berempati dan bermoral. Bagaimana caranya agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik, jauh dari sikap judgmental? Yuk simak ulasan Popmama.com.

1. Pikirkan sebelum mengatakan benar, salah, atau buruk

Freepik/User6873431

Alih-alih menjawab benar pada pertanyaan yang diajukan anak, Mama dapat menggantinya dengan kata setuju. Misalnya jika anak bertanya apakah benar anak tidak boleh minum susu dari botol setelah masuk SD? Jika Mama menjawab benar, mungkin dalam benak anak bahwa minum susu dalam botol adalah salah. Mama dapat menggantinya dengan mengatakan “Mama setuju dan itu bisa diterima di masyarakat.” Memberi label hal-hal yang salah yang mungkin tidak biasa akan mendorong penilaian terhadap apa pun yang tidak kita kenal atau tidak biasa bagi kita.

Biasa kita menilai berdasarkan keakraban, rasa nyaman, atau aman. Segala sesuatu yang baru atau tidak biasa bagi kita, belum tentu buruk. Penting untuk mengajari anak untuk melihat dari berbagai sisi dan mendengarkan cerita lain sebelum membuat keputusan.

Anak melihat contoh dari orangtua, Ma. Pemilihan kata-kata pun sangat besar pengaruhnya bagi mereka.

2. Perkenalkan anak kepada orang-orang yang berbeda

Freepik/rawpixel

Salah satu cara untuk membuka pikiran anak adalah dengan memperkenalkannya kepada berbagai jenis orang dari berbagai lapisan masyarakat. Tunawisma, penjaga toko, polisi, guru, atau petugas kebersihan. Berkenalan dan bergaul dengan beragam orang dengan pekerjaan dan latar belakang yang berbeda akan membuka wawasan anak. Ini akan menjauhkan mereka dari sikap judmental.

3. Perkenalkan anak dengan keragaman budaya

Youtube/Dongeng Kita

Indonesia dianugerahi bereneka ragam suku, budaya, dan bahasa. Sangat penting untuk memperkenalkan keberagaman itu kepada anak. Apa yang dapat diterima dalam satu budaya bisa menjadi tabu dalam budaya lain. Dan sebaliknya. Ajar anak untuk menghargai perbedaan tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak pasti dapat memahami perbedaan ini. Dengan mengenal budaya lain, anak belajar mengenai kebiasaan-kebiasaan tiap budaya dan alasan di baliknya.

4. Ajar anak untuk menghargai perbedaan

Freepik/ pressfoto

Merayakan perbedaan ini sangat penting, Ma. Kelak saat dewasa nanti, anak akan berhadapan dengan banyak orang dengan latar belakang yang beda.

Apakah sekarang anak sering bertemu dengan teman atau orang lain yang berbeda? Coba ajak anak untuk bercerita tentang perbedaan itu. Jelaskan kepada anak bahwa perbedaan itu bukan suatu masalah. Hidup akan lebih menarik dan berwarna dengan perbedaan tersebut.  

5. Dorong anak untuk bermain bebas

Freepik

Para peneliti mengatakan bahwa bermain dengan bebas membantu anak berpikiran terbuka dan jauh dari sikap menghakimi. Misalnya saat anak bermain di bak pasir. Amati saja ya, Ma. Jangan beri perintah atau saran bagaimana mereka harus bermain pasir.

Biarkan anak bebas melakukan apa yang diinginkan selama bermain, selama itu tidak membahayakannya. Tidak ada cara yang benar atau salah dalam bermain.

6. Perhatikan bahasa

Freepik/nensuria

Ada satu hal yang harus diingat: anak itu selalu mendengarkan. Mungkin tanpa sadar Mama memberikan komentar tentang seseorang , anak mendengarnya dan membawanya ke luar rumah. Tanpa disadari, komentar-komentar negatif berasal dari rumah atau lingkungan tempat anak belajar atau bermain.

Tidaklah salah untuk memiliki pendapat mengenai suatu hal, tetapi Mama juga harus berhati-hati dalam pemilihan kata.

7. Temukan momen untuk memberi nasihat

Freepik/Prostooleh

Mama pasti melakukan hal yang terbaik untuk anak. Jangan khawatir jika Mama sudah berusaha sebaik mungkin dan terkadang anak “terpeleset” dan memberikan komentar judgemental mengenai seseorang. Jangan panik. Ingatlah bahwa Mama bukan satu-satunya orang yang memberi pengaruh dalam kehidupan anak. Anak mungkin mengamati seseorang dari lingkungan atau sekolah lewat beberapa komentar menghakimi dan menirunya. Daripada bereaksi berlebihan, jelaskan pada anak mengenai sikapnya itu.

Bagaimana Mama melatih anak untuk menghindari sikap judgemental?

Baca juga:

The Latest