TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ini Dia Cara Mengenalkan Pendidikan Seks pada Anak

Ngobrol soal seks itu kadang sulit tetapi penting dilakukan, lho!

todaysparent.com

Pendidikan seks usia dini bukan lagi suatu hal yang tabu untuk diperkenalkan kepada anak. Aktivitas ini justru mengajarkan anak untuk mengenal anggota tubuhnya sendiri, sekaligus membekalinya dengan pengetahuan yang benar agar anak terhindar dari kekerasan atau perilaku seks menyimpang yang belakangan ini kian marak terjadi.

Bagaimana cara mengenalkannya?

Pendidikan seks usia dini sebaiknya dikenalkan sesuai dengan usia anak. Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, edukasi ini bahkan bisa dimulai sejak anak mulai bisa berkomunikasi, setidaknya 2 tahun.

Mama bisa memulainya dengan hal-hal sederhana, seperti mengenalkan organ-organ vital di tubuhnya. Namun yang pasti, Mama harus melakukannya dengan jujur dan terbuka. Jawab semua pertanyaan anak dengan benar, namun dengar cara yang lebih mudah dipahami, agar anak tidak menerima informasi yang salah dikemudian hari.

Ini tahapan mengenalkan pendidikan seks sejak dini.

1. Kenalkan perbedaan jenis kelamin

Pixabay/Rondellmelling

Hal pertama yang bisa Mama lakukan adalah mengenalkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

Beri tahu dia bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki alat kelamin yang berbeda. Selain itu perbedaan gender ini juga ditunjukkan melalui penampilan, cara bersikap dan cara buang air, sehingga anak dapat mudah memahaminya.

2. Kenalkan organ vital anak

familyeducation.com

Ajari si Kecil untuk mengenal seluruh anggota tubuhnya. Kemudian beri tahu dia bahwa ada beberapa bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain kecuali orangtuanya sendiri. Bagian tubuh tersebut diantaranya bibir, dada, bokong dan alat kelamin.

3. Tanamkan budaya malu pada anak

Pixabay/Foundry

Perasaan malu sangat penting ditanamkan sejak dini. Berikan pemahaman pada anak untuk memberikan batasan ketika bermain dengan lawan jenisnya.

Kemudian ajarkan dia untuk tidak membuka atau mengganti pakaian di depan umum dan menggunakan handuk saat keluar dari kamar mandi.

4. Beri gambaran sederhana tentang proses kehamilan

familyeducation.com

Saat anak memasuki usia pra remaja, yakni usia 8 hingga 12 tahun, anak sudah mulai memahami sistem reproduksi secara biologis serta proses terjadinya kehamilan.

Di rentang usia tersebut beberapa anak bahkan sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan munculnya menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi basah bagi anak laki-laki.

Nah, inilah saat yang tepat bagi orang tua menjadi sahabat anak serta mengenalkannya pada konsep pertemanan yang sehat dengan lawan jenisnya.

5. Batasi tontonan anak

Pixabay/mojzagrebinfo

Dewasa ini konten tayangan televisi semakin memprihatinkan. Banyak program televisi yang mengumbar adegan-adegan intim yang belum pantas dilihat oleh anak-anak. Secara naluriah, hal tersebut memungkinkan anak untuk menirunya dalam kehidupan nyata.

Oleh sebab itu, batasi anak menonton televisi setiap harinya. Akan lebih baik lagi jika anak didampingi oleh orangtua saat menonton.

6. Hindari gadget!

momsxyz.com

“Untuk berkomunikasi”, ini pasti menjadi alasan utama para orangtua memberikan gadget pada anak. Padahal sebenarnya efek buruk yang ditimbulkan oleh pemakaian gadget yang intensif sangat besar bagi anak.

Melalui akses internet yang diberikan, anak bisa men-download, melihat atau menonton video seks yang tentu saja bukan konsumsi anak-anak.

Kalaupun Mama perlu memberikan gadget, batasi pemakaiannya. Buat kesepakatan kapan ia bisa menggunakannya dan berapa lama waktu pemakaiannya. Jangan lupa mengaktifkan restricted mode pada beberapa aplikasi untuk membatasi konten foto atau video yang bisa diakses oleh anak.

Semoga, dengan begitu anak mama bisa memahami cara menjaga dirinya, ya! 

The Latest