TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ini Lho, 5 Pendidikan Karakter yang Dibangun di Sekolah

Penguatan Pendidikan Karakter diharap dapat mengubah cara berpikir, bersikap, dan bertindak si Anak

Pexels.com

Demi mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas, dirilis sebuah kebijakan dalam pendidikan, di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla. Bertujuan utama untuk mengimplementasikan Nawacita, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terintregasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Diharapkan, generasi masa depan nantinya mengalami perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Sangat penting bagi Mama untuk juga memahami apa maksud dan tujuan dari PPK ini lebih dalam. Penguatan Pendidikan Karakter ini sendiri dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga sekolah menengah.

Berawal dari filosifi pendidikan karakter yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, antara lain: olah hati kaitannya dengan etika; olah raga kaitannya dengan kinestetik; olah pikir kaitannya dengan literasi; dan olah karsa kaitannya dengan estetika, kemudian dijabarkan jadi banyak sekali nilai-nilai karakter. PPK merupakan kristalisasi dari nilai karakter yang merupakan nilai utama.

Diharapkan di sekolah anak-anak mendapatkan pelajaran nilai karakter yang nantinya akan menggiring mereka tumbuh menjadi sumber daya manusia yang lebih baik di masa depan. Melansir website resmi Kemendikbud, ada 5 nilai utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter yang wajib Mama ketahui. Popmama.com mengajak Mama untuk memahami lebih dalam 5 hal tersebut.

1. Religius

Pexels.com

Sudah tentu hal yang satu ini berkaitan dengan agama. Tiap anak diharapkan mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
 
Nilai religius ini sendiri pada umumnya dibangun dari rumah, dari keluarga, terutama orangtua yang harus mengajarkan si Anak untuk mengenal agama dan hal-hal baik di dalamnya. Mama bisa membantu si Anak belajar menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang tertindas, dan mencintai lingkungan juga di rumah.

2. Nasionalisme

Pexels.com/Artem Beliaikin

Diajarkan pada anak-anak untuk belajar menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dalam simulasinya, di sekolah mereka rutin melakukan upacara bendera di hari Senin, apel pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya, untuk secara tidak langsung menanamkan jiwa nasionalis.

Sikap nasionalis itu sendiri bisa ditunjukkan dengan mengapresiasi budaya Indonesia, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Butuh juga dukungan pelajaran lainnya untuk lebih menumbuhkan rasa nasionalis pada si Anak. 

Di sekolah, bagian ini disimulasikan masuk dalam kegiatan intra-kulikuler, atau kegiatan belajar-mengajar sehari-hari di jam pelajaran. Tak cukup sampai di situ, kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler pun punya peran juga. Si Anak bisa ikut kegiatan Paskibra contohnya.

3. Gotong Royong

Pexels.com/Iqwan Alif

Sejak dini, anak-anak juga perlu mengerti konsep kerjasama dalam menyelesaikan problem. Mereka harus tahu bahwa dengan gotong royong atau bahu membahu, persoalan bersama jadi lebih ringan dan mudah diselesaikan. Dengan begitu, si Anak juga akan mengerti konsep persahabatan, dan dengan ikhlas memberi bantuan untuk teman yang membutuhkan.

Bukan hanya tentang melakukan suatu hal bersama, gotong royong ini juga bisa tentang pengambilan keputusan. Anak-anak akan diajarkan bagaimana berkomitmen atas keputusan yang telah diambil bersama-sama.Mereka juga akan mengenap apa itu musyawarah untuk mufakat, tolong menolong, empati, dan solidaritas.

4. Integritas

Pexels.com/Zun Zun

Poin yang satu ini menjadi nilai yang merupakan upaya menjadikan anak-anak menjadi orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. Si Anak perlu tahun bahwa mereka harus punya komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. 

Integritas meliputi penanaman rasa tanggung jawab sebagai warga negara, dan mengajak mereka aktif terlibat dalam kehidupan sosial. Perlu ditanamkan sejak dini bahwa setiap orang harus konsisten dalam tindakan dan perkataan, dengan berdasarkan pada kebenaran. 

5. Mandiri

Pixabay

Meskipun Mama bisa melatih anak untuk mandiri sejak dari rumah, tapi sekolah juga punya peranan penting dalam menanamkan nilai yang satu ini. Sekolah juga akan mengajarkan agar anak-anak tidak bergantung pada orang lain, serta membantu mereka belajar mempergunakan tenaga, waktu, dan pikiran untuk mewujudkan keinginannya.

Lima nilai utama dalam kehidupan di atas memang harus ditanamkan sejak dini. Mama juga bisa membantu memperkuat pemahaman dan karakter anak terkait lima hal tersebut, dimulai dari rumah. Dengan begitu, Mama dan sekolah bisa bersinergi menciptakan generasi masa depan yang lebih baik lagi.

Baca Juga:

The Latest