TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Unik, Ini Makna dan Pola Lantai Tari Piring yang Perlu Diketahui Anak

Tari Piring menjadi salah satu tarian Nusantara yang unik

Pinterest/vsabel

Ada banyak kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia, salah satunya seni tari. Seni tari di Indonesia pun sangat beragam, misalnya Tari Piring.

Tari Piring adalah tari tradisional Indonesia yang berasal Sumatera Barat. Tarian khas Minangkabau ini menggunakan piring sebagai pusat atraksinya. 

Hal tersebut membuat Tari Piring menjadi salah satu tarian yang unik dan dikenal hingga mancanegara.

Dalam melakukan tarian, penari biasanya akan membawa satu piring di tangan dan menarikannya mengikuti pola lantai tertentu. Pola lantai sendiri merupakan pola garis lintasan lantai yang mengatur pergerakan dan perpindahan para penari guna menghasilkan gerakan yang rapi dan indah.

Pola lantai Tari Piring sangat penting untuk diperhatikan. Sebab, tari tradisional tersebut biasa dipentaskan di setiap acara resmi masyarakat Minangkabau, seperti upacara adat, pernikahan, pagelaran seni, dan lain sebagainya.

Kali ini, Popmama.comtelah merangkumkan tentang uniknya makna dan pola lantai Tari Piring yang perlu diketahui anak. Yuk, disimak dan beritahu si Kecil untuk mempelajarinya bersama!

1. Pola lantai Tari Piring

Pinterest/rizkianugrah23

Sama seperti tarian lainnya, pola lantai Tari Piring juga perlu dipelajari lebih dalam guna menghindari adanya tabrakan dengan penari lainnya. Dalam Tari Piring terdapat 6 pola lantai yang digunakan, di antaranya pola spiral, berbaris, lingkaran besar dan kecil, vertikal, dan horizontal. 

Pada pola lantai spiral, penari akan bergerak maju dan mundur secara bergantian mengikuti alunan lagu, serta bergerak ke samping berdasarkan pola lantai horizontal. Pola ini menggunakan lebih dari satu garis lingkaran yang searah pada anggota badan memberikan kesan lembut dan elegan.

Kemudian, para penari yang memegang piring di tangannya akan membentuk pola lingkaran besar dan kecil, yang pada akhirnya akan membentuk satu garis lurus di akhir pertunjukan tari piring. Setelah semua gerakan dilakukan, para penari akan melempar piringnya ke lantai sampai pecah. 

Tidak sampai di situ saja, setelah piring tersebut pecah, para penari harus berjalan, menari, melompat-lompat, dan berguling-guling di atas pecahan piring. Meski demikian, hal tersebut tidak akan menimbulkan luka pada kaki sang penari, Ma. 

Piring yang dilempar dan para penari yang berjalan pada pecahan piring menjadi keunikan tersendiri pada Tari Piring dan tidak dapat ditemukan pada seni tari tradisional lainnya. Oleh karena itu, banyak penonton yang terkesima dengan seni tari Minangkabau satu ini.

Dilansir dari situs Kemdikbud, Tari Piring biasanya ditampilkan oleh sejumlah penari dengan jumlah ganjil. Ada tiga sampai tujuh penari yang menarikan tarian yang memiliki nama lain tari piriang ini.

Selain itu, Tari Piring tidak hanya ditampilkan oleh perempuan saja, Ma, tetapi juga para laki-laki.

2. Gerakan Tari Piring

Pinterest/padangkitacom

Gerakan Tari Piring terlihat seperti menggambarkan pertanian. Sebab, tarian ini merupakan tarian bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sukses dan melimpah.

Umumnya, Tari Piring memiliki sekitar 20 gerakan. Di mana, di antara gerakan tersebut ada gerak mencangkul, gerak menyiang, gerak menyemai, gerak mencabut benih, bertanam, menyabit padi, mengambil padi, manggampo padi, menganginkan padi, mengirik padi, menumbuk padi, gotong royong, menampih padi, dan lain sebagainya. 

3. Properti Tari Piring

tari-tariantradisional.blogspot.com

Properti tari adalah peralatan yang digunakan dalam sebuah pertunjukkan seni tari. Properti tari yang dimaksud tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan peralatan untuk penari. Misalnya kipas, pedang, tombak, panah, topeng, dan piring.

Pada dasarnya, properti tari difungsikan untuk memberikan keindahan bentuk dalam pertunjukan tari agar terlihat lebih sempurna. Selain itu, properti tari juga berguna sebagai media dalam penyampaian pesan dan makna dari tarian yang dipentaskan.

Properti utama dari Tari Piring adalah piring (seperti piring yang biasa digunakan untuk makan) dan pecahan kaca dari piring kecil berwarna putih. Penggunaan properti piring ini berguna untuk menggambarkan hasil panen yang mencukupi penduduk setempat.

Tidak hanya itu, Tari Piring juga menggunakan properti tari lainnya, yakni cincin yang disematkan di ujung jari telunjuk. Cincin tersebut terbuat dari bahan tempurung kemiri yang telah dilubangi dan digunakan sebagai penghasil bunyi suasana kegembiraan sesudah panen padi.

4. Busana Tari Piring

Pinterest/widyahalim

Setiap tari pas memiliki ciri khas masing-masing. Tidak terkecuali pada busana tari. Hal tersebut juga berlaku pada busana Tari Piring. Tari Piring mengenakan busana khusus, baik perempuan maupun laki-laki.

Busana Tari Piring penari perempuan terdiri atas baju kurung berbahan satin atau beludru dengan bawahan berupa kain songket.

Adapun aksesoris yang dikenakan berupa:

  • Selendang berbahan songket dikenakan di bagian kiri badan.
  • Tikuluak tanduak balapak atau penutup kepala khas perempuan Minang yang berbahan songket dan bentuknya menyerupai tanduk kerbau.
  • Perhiasan berupa kalung rumbai dan kalung gadang serta subang atau giwang.

Sementara itu, busana Tari Piring yang dikenakan penari lelaki adalah baju rang mudo atau baju gunting China yang berlengan lebar dan berhias renda emas (missia) dengan bawahan saran galembong, yakni celana berukuran besar yang bagian tengahnya (pesak) berwarna senada dengan atasannya.

Adapun aksesoris yang dikenakan penari pria adalah sebagai berikut.

  • Sisamping atau kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut.
  • Cawek atau ikat pinggang yang terbuat dari songket dengan hiasan rumbai di bagian ujung.
  • Destar atau penutup kepala yang terbuat dari bahan songket berbentuk segitiga dan dikenakan dengan cara mengikatnya di kepala.

5. Makna yang terkandung dalam Tari Piring

Pinterest/siskamandalia

Sebagaimana yang telah kita ketahui, Tari Piring ini mencerminkan kehidupan masyarakat tradisional Minangkabau saat mereka bekerja di sawah. Masyarakat Minangkabau percaya kalau Tari Piring merupakan wujud rasa syukur setelah para dewa mengabulkan doa untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Karena itulah, Tari Piring memiliki makna yang cukup dalam. Tari tradisional ini menjadi media dalam mengungkapkan kebahagiaan para petani sekaligus rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sukses dan melimpah ruah.

Awalnya, Tari Piring digunakan untuk pemujaan terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. 

Ritual dilakukan dengan membawa sesaji berbentuk makanan yang dimasak secara bergotong royong dari hasil bumi untuk diletakkan pada piring. Piring-piring tersebut dibawa dengan tangan dan ditarikan dengan gerakan yang energik guna menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur.

Namun, kedatangan Islam mengubah kepercayaan dan konsep Tari Piring. Hal tersebut membuat tari tradisional ini lebih sering dipentaskan pada acara pernikahan, penobatan gelar, ritual kematian, pesta perkawinan, hingga penyambutan tamu agung.

Nah, itu dia uniknya makna dan pola lantai Tari Piring. Sebagai pengetahuan tambahan, pemerintah Sumatra Barat belakangan ini telah mengambil satu kebijakan untuk menjadikan Tari Piring sebagai salah satu aset yang berguna untuk menarik para wisatawan berkunjung ke Sumatra Barat, Ma.

Baca juga:

The Latest