TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Jenis Plastik dan Bahayanya Bagi Kesehatan Keluarga

Yuk mulai lakukan ‘diet plastik’ saat ini juga, Ma!

Pexels/Alexander Kim

Sampah plastik saat ini kian menggunung, akibatnya pembuangan sampah ke laut pun juga semakin banyak dilakukan. Beberapa jenis sampah yang tidak bisa mudah terurai kembali juga semakin membahayakan kesehatan makhluk hidup.

Terutama di antaranya yakni sampah plastik. Oleh sebab itu, saat ini penggunaan plastik dan barang-barang lainnya yang berbahan dasar plastik pun sedang dikurangi. Selain demi menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga untuk menjaga kesehatan.

Mama perlu tahu arti kode angka yang ada di balik kemasan plastik. Setiap kode memiliki arti tersendiri tentang proses penguraian dan daya tahan penggunaannya. Dengan begitu, Mama bisa lebih teliti saat membeli dan menggunakan produk plastik tersebut.

Berikut Popmama.com rangkum jenis-jenis plastik, arti kode angka dan bahayanya bagi kesehatan keluarga:

1. PET (Polyethylene Terephthalate)

Pexels/Mali Maeder

PET adalah salah satu jenis plastik yang paling umum digunakan dalam produk konsumen. Biasanya digunakan pada produk air mineral dan minuman kemasan botolan lainnya. Penggunaan produk dengan bahan dasar PET hanya bisa satu kali saja.

Ini berarti penggunaannya lebih dari satu kali sebaiknya tidak dilakukan karena bisa membahayakan kesehatan.

Bahan plastik PET juga tidak tahan panas, sehingga hindari menuang air panas ke dalamnya ya, Ma. Jika terlihat sudah ada baret-baret pada kemasan plastik ini, lebih aman juga untuk tidak menggunakannya kembali.

Penggunaan berulang meningkatkan risiko kemasan menjadi sarana pertumbuhan bakteri. Perlu diketahui bahwa plastik PET sulit didekontaminasi dan pembersihan yang tepat membutuhkan penggunaan bahan kimia tertentu.

Plastik PET dapat didaur ulang atau dihancurkan, namun sebaiknya tidak digunakan berkali-kali. Di Amerika Serikat, botol PET biasanya dihancurkan setelah dipakai dan kemudian diparut menjadi serpihan kecil. Serpihan ini akan diolah kembali menjadi botol PET baru atau dipintal menjadi serat poliester.

Untuk mengurangi penggunaan plastik PET, ganti wadah sekali pakai ini dengan botol berbahan dasar alumunium atau bahan lainnya yang lebih aman untuk digunakan berkali-kali.

2. HDPE (High-Density Polyethylene)

Freepik

Plastik HDPE adalah plastik kaku yang digunakan untuk membuat botol susu, botol deterjen dan botol sabun. Selain itu, jenis plastik ini juga kadang digunakan untuk beberapa jenis mainan dan kantong plastik. Plastik ini umumnya lebih tebal jika dibandingkan PET. HDPE adalah plastik yang paling sering didaur ulang.

Biasanya, jenis plastik berlabel HDPE didaur ulang untuk kemasan makanan, jenis plastik ini pun sebaiknya tetap digunakan satu kali saja. Plastik HDPE tidak terurai di bawah paparan sinar matahari.

Oleh sebab itu, jenis plastik ini seringkali juga digunakan untuk membuat meja piknik, kayu plastik, tempat sampah, bangku taman, liner untuk truk dan produk lainnya yang membutuhkan daya tahan terhadap cuaca.

Namun demikian, tetap sebaiknya kurangi penggunaan plastik jenis ini dan tetap pertimbangkan untuk memilih wadah lain yang berbahan dasar bukan plastik.

3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Pexels/Rawpixel.com

PVC adalah plastik lunak dan fleksibel yang digunakan untuk membuat plastik bening pembungkus makanan (plastic wrap), botol minyak goreng, mainan anak-anak dan hewan peliharaan, dan kemasan blister untuk berbagai produk konsumen.

Jenis plastik ini juga sering digunakan sebagai bahan selubung untuk kabel komputer, pipa plastik dan selang. Penggunaan ini umum digunakan sebab PVC relatif tahan terhadap sinar matahari dan cuaca.

Namun demikian, PVC kerap dijuluki sebagai plastik beracun karena mengandung banyak racun yang dapat larut selama seluruh siklus hidupnya. Produk yang terbuat dari PVS biasanya tidak bisa didaur ulang. Oleh sebab itu, penggunaan jenis plastik ini sebaiknya tidak bersinggungan dengan makanan.

Kandungan dari PVC yaitu diethylhydroxylamine (DEHA) dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. Oleh sebab itu, hindari juga memanaskan makanan yang tertutup plastik wrap. Bahan ini berbahaya untuk beberapa organ tubuh seperti ginjal dan hati.

Untuk menghindari penggunaan barang-barang yang terbuat dari plastik PVC, pertimbangkan untuk mengganti bungkus makanan plastik dengan wadah lainnya. Kurangi juga penggunaan mainan plastik untuk anak-anak dengan mainan berbahan dasar kayu atau kertas.

4. LDPE (Low-Density Polyethylene)

Pexels/Juan Pablo Arenas

LDPE memiliki sifat yang lebih kuat, agak tembus cahaya dan lebih fleksibel. Biasanya digunakan oleh tempat makanan, kantong pakaian, dan botol yang dapat diremas.

LDPE dianggap relatif aman untuk digunakan, namun tetap sebaiknya tidak didaur ulang, atau digunakan berkali-kali. Ya, jenis plastik LDPE ini umumnya tidak dapat dihancurkan namun aman untuk menyimpan makanan alias food grade.

Untuk mengurangi jumlah LDPE, coba ganti tas belanjaan plastik Mama dengan tas kain. Selain itu, untuk membungkus makanan yang panas pun sebaiknya gunakan bahan lainnya.

5. PP (Polypropylene)

Pexels/Quang Anh Ha

Kemasan plastik dengan kode angka 5 yakni PP (Polypropylene) memiliki sifat yang lebih ringan namun kuat. Plastik ini juga memiliki kualitas tahan panas yang sangat baik.

Plastik ini pun dianggap menjadi pilihan yang baik untuk produk-produk berkaitan dengan penyimpanan makanan atau minuman.

Jenis plastik ini biasa digunakan pada produk penyimpanan makanan, botol minuman, dan botol bayi. Selain itu, plastik PP juga kadang digunakan pada ember, tutup botol plastik, wadah margarin dan yoghurt, dan tali.

Polypropylene dapat didaur ulang melalui beberapa program daur ulang. Namun PP juga dianggap aman untuk digunakan berkali-kali. Namun demikian, sebaiknya tetap kurangi penggunaan plastik ya, Ma.

6. PS (Polystyrene)

Freepik/Jannoon028

Polystyrene adalah plastik yang ringan dan mudah dibentuk untuk berbagai macam kegunaan. Biasanya digunakan untuk membuat gelas minum atau wadah makanan styrofoam sekali pakai, karton telur, alat makan piknik berbahan plastik, serta plastik busa kecil yang digunakan untuk mengisi kotak pengiriman (biasanya supaya barang isi barang yang dikirim tetap aman dari benturan).

Karena strukturnya lemah dan sangat ringan, rantai plastik PS mudah putus dan mudah tersebar ke seluruh lingkungan alami. Pantai di seluruh dunia seringkali memiliki serpihan-serpihan polystyrene yang bertebaran, sehingga sejumlah spesies laut pun kerap menelan plastik ini yang tentu saja membahayakan kesehatannya.

Polystyrene dapat melepaskan komponen kimia bernama styrene, yang merupakan salah satu jenis karsinogen atau pemicu kanker pada manusia. Bahan kimia lain yang ada di polystyrene juga sering dikaitkan dengan disfungsi sistem reproduksi, kesehatan otak, dan sistem saraf.

Penggunaan plastik jenis polystyrene harus dihindari sedapat mungkin. Untuk mengurangi penggunaan polystyrene, selalu bawa sendiri wadah minuman atau makanan saat bepergian jajan.

7. Jenis plastik lainnya

Pexels/Burst

Kode angka 7 dirancang untuk bahan plastik PC (Polycarbonate) dan plastik lainnya seperti SAN (Styrene Acrylonitrile) serta ABS (Acroylonitrile Butadiene Styrene). Karena ada banyak kategori yang termasuk di dalamnya, protokol pemakaian ulang dan daur ulang untuk jenis plastik ini pun tidak terstandarisasi.

Biasanya plastik jenis SAN digunakan untuk pembungkus termos, alat makan dan sikat gigi. Sementara ABS biasa digunakan untuk bahan mainan anak dan pipa.

Sementara itu, polycarbonate sering digunakan pada botol minum, kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Penggunaan polycarbonate terlalu sering atau berlebihan untuk wadah makanan sebaiknya dihindari.

Alasannya, jenis plastik ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman. Komponen ini berpotensi merusak sistem hormon dan mengubah fungsi imunitas.

Oleh sebab itu, sebaiknya selalu bawa wadah makanan atau minuman sendiri, terutama yang berbahan dasar stainless steel ya, Ma.

Nah, sudahkah Mama mengurangi penggunaan plastik hari ini?

Baca juga:

The Latest