TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Cara Aman Cetak Kartu Vaksin agar Tak Disalahgunakan

Paling aman adalah menyimpan datanya di ponsel saja, Ma

Dok. IDN Times

Kartu vaksin kini jadi banyak syarat untuk melakukan beberapa aktivitas seperti bepergian atau berkunjung ke mal tertentu. Tren cetak kartu vaksin pun mulai merebak. 

Saat ini, sejumlah mal di DKI Jakarta mewajibkan karyawan dan pengunjungnya untuk menunjukkan sertifikat vaksin untuk syarat masuk. Bahkan, beberapa lokasi mengharuskan kartunya untuk dicetak. 

Hal ini membuat banyak orang berbondong-bondong untuk mencetaknya melalui jasa percetakan maupun fotokopi. Namun jangan asal, karena ada saja oknum tidak bertanggung jawab yang bisa menyebarkan data pribadi kamu. 

Jika memang ingin mencetaknya, yuk ketahui bareng Popmama.com, seperti apa cara yang aman.

1. Print dan laminating sendiri

Freepik/Jannoon028

Cara paling aman untuk mencetak kartu vaksin adalah dengan mencetaknya sendiri. Kamu bisa mengunduh sertifikat vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi atau mengakses link yang dikirim melalui SMS dari nomor 1199. 

Setelah mengunduh, kamu bisa langsung mencetaknya melalui mesin printer pribadi dan memotongnya sesuai ukuran. Lalu, bisa melakukan laminating sendiri dengan menggunakan plastik yang dilapisi pada bagian depan dan belakang kertas. 

Kemudian, lapisi lagi dengan kain dan setrika dengan perlahan sampai plastik saling menempel. Setelahnya, barulah gunting lagi plastik yang sudah dilaminating sendiri. Hindari terlalu dekat dengan kertas karena plastik bisa terbuka kembali. 

2. Melaminatingnya di tempat fotokopi

Freepik.com

Baru-baru ini, ada dua tersangka yang ditangkap lantaran memalsukan surat vaksin Covid-19 dan hasil tes antigen palsu. 

Keduanya menjalankan aksi di Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Bekasi. Untuk 1 kartu, biayanya cukup Rp 15-25 ribu saja. Cara memalsukannya adalah dengan men-scan dokumen asli pelanggan dan kemudian memalsukannya untuk konsumen lainnya. 

Mengurangi hal seperti itu, Mama bisa mencetaknya sendiri di rumah dan barulah melaminatingnya di tempat fotokopi. Hal ini bisa meminimalisir tersebarnya data pribadi karena tidak ada proses pencetakan, melainkan hanya laminating saja. 

Jika tak punya printer di rumah dan terpaksa print di luar, maka saat mencetak Mama harus mengawasi proses print dari data masuk ke komputer dan proses printing.

Pastikan petugas percetakan tak menyimpan atau memindahkan data Mama selain di flash disk atau media penyimpananmu. Jika mereka menyimpan atau memidahkan, pastikan untuk memintanya menghapus data Mama ya!

3. Kalau ingin sekali membuat kartu vaksin, ketahui segala risikonya

Freepik

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes tidak mengatur mengenai keinginan masyarakat untuk mencetak kartu dalam bentuk fisik. 

Namun yang perlu dipahami adalah, data yang ada di dalam kartu tersebut merupakan data pribadi yang sensitif. Beberapa di antaranya adalah nomor KTP dan QR code yang berisi data pribadi lainnya. 

Nadia melanjutkan, selama data sudah dipegang yang bersangkutan, semua jadi tanggung jawab masing-masing. 

Saat ingin mencetak data, kamu pasti memberikan data tersebut dan ini sebuah tindakan yang perlu kamu sadari sepenuhnya. Meski para pencetak kartu mengaku akan menjaga data konsumen sebaik-baiknya, tapi tidak menutup kemungkinan akan risiko yang bisa terjadi. 

4. Alternatif lainnya, simpan data di ponsel

Freepik/KamranAydinov

Cara terakhir dan bisa disebut paling aman adalah dengan mengunduh kartu vaksin dari aplikasi Peduli Lindungi, atau dari SMS yang dikirim dari 1199, atau mengunduhnya dari situs Peduli Lindungi. 

Setelah mengunduhnya, simpanlah dalam folder yang mudah diakses sehingga bisa langsung dibuka saat ingin menunjukkannya. Untuk data cadangan, kirim kartu tersebut ke email pribadi dan masukkan folder yang ditandai. Dengan begitu, kamu bisa membukanya kapan saja dan di mana saja. 

Itu dia beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengantongi kartu vaksin dan memudahkan saat dibutuhkan. Ingat, data pribadi kamu sangat penting, ya. 

Baca juga:

The Latest