TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspada Obesitas, Pemicu Penyakit Lain Bisa Bermunculan

Banyak yang beranggapan obesitas masalah sepele

Pexels/Mali Maeda

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Meskipun belum menjadi prioritas dibandingkan dengan penyakit lain, obesitas telah menimbulkan dampak kesehatan yang serius, termasuk risiko terkena diabetes hingga serangan jantung.

Bahkan, obesitas juga berrisiko finansial yang semakin mahal bagi negara. Dengan lebih dari 800 juta orang di dunia yang mengalami obesitas, konsekuensi medis dari obesitas akan mencapai lebih dari 1 triliun dollar AS pada tahun 2025.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Dalam acara ‘Jangan Anggap Remeh Obesitas, si Penyakit Kronis Serius’ dalam rangka Hari Obesitas Sedunia, Rabu (3/3/2021), Popmama.com akan merangkum mengenai informasi penting tersebut.
 

Pengertian Obesitas

Unsplash/Jennifer Burk

World Health Organization mendefinisikan obesitas sebagai akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan, yang dapat mengganggu kesehatan. Bagi masyarakat Asia, seseorang mengalami obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas angka 25. 

Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah angka yang menjadi penilaian standar untuk menentukan berat badan ideal kamu.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim, Sp.GK (K), MPH menyebutkan, “Modifikasi gaya hidup adalah dasar dari perawatan dan pencegahan penyakit kronis seperti obesitas. Seseorang dengan kondisi obesitas (IMT >25) harus segera mencari bantuan profesional untuk intervensi sesuai dengan kondisinya. Obesitas dapatdicegah dengan pola makan sehat yang seimbang, berolahraga minimal 150 menit per minggu, dan memonitor IMT secara rutin.”

Obesitas di Indonesia Meningkat

Freepik/shurkln_son

Sangat disayangkan, orang Indonesia yang mengalami peningkatan berat badan berlebih jadi makin banyak dibandingkan sebelumnya. dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, mengungkapkan fakta tersebut.

“Obesitas di Indonesia melonjak dengan mengkhawatirkan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga menunjukkan bahwa tren masalah berat badan pada orang dewasa Indonesia telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, dari 19,1% pada 2007 hingga 35,4% pada 2018. Kita harus benar-benar menekan tren peningkatan obesitas ini,“ ujar dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes.

Jangan Anggap Remeh

Unsplash/AllGo

Kamu mulai harus berpikir bahwa obesitas adalah penyakit. Jadi, kamu harus bisa melawannya, juga tidak menanggap remeh.

Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD mengatakan, “Obesitas harus dipahami sebagai penyakit kronis yang kompleks, progresif, dan dapat kambuh (muncul kembali). Menganggap bahwa obesitas adalah akibat kesalahan individu karena terlalu banyak asupan dan kurang berolahraga adalah kekeliruan yang umum terjadi."

Ia menambahkan pada kenyataannya, obesitas adalah berat badan berlebih yang diakibatkan oleh berbagai faktor genetik, psikologis, sosiokultural, ekonomi, dan lingkungan.

Dan fakta penting lainnya adalah, begitu seseorang mengalami keadaan obesitas, keadaan ini akan menjadi masalah yang panjang, bahkan seumur hidup, dan kembalinya pertambahan berat badan umum terjadi.

Pemicu Penyakit Lain Muncul

Unsplash/I Yunmai

Prof. Suastika menekankan bahwa penyakit-penyakit kronis biasanya berhubungan. Obesitas telah dikaitkan dengan hampir dengan 200 penyakit lainnya, beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker.

Data pada tahun 2016 di indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 5 juta orang penyandang diabetes dan 11 juta orang dengan hipertensi juga mengalami kondisi kelebihan berat badan atau obesitas. 

Prof. Nurpudji menambahkan, “Obesitas adalah salah satu risiko terbesar untuk keparahan Covid-19. Kondisi obesitas ditambah paparan Covid-19 akan membuat seseorang berisiko 113% lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, 74% lebih tinggi untuk harus menjalani perawatan ICU, dan 48% lebih tinggi terhadap risiko kematian.”

Mulai Terapkan Pola Makan Sehat

Pexels/Ella Olsson

Untuk mengurangi risiko obesitas, kamu disarankan mulai menerapkan pola makan sehat, seperti banyak mengonsumsi sayuran dan buah. Lebih baik, menghindari makanan olahan atau cepat saji.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim, Sp.GK (K), MPH juga memaparkan mengenai peningkatan konsumsi makanan olahan, “Makanan olahan seperti mi instan dan camilan yang digoreng biasanya memiliki harga yangterjangkau, mudah ditemukan, dan sangat dipromosikan, padahal makanan seperti itu tidak sehat karena berkalori tinggi dan bernutrisi rendah. Sayangnya lebih dari 60% orang dewasa mengonsumsi mi instan dan camilan yang digoreng setiap minggu."

Nurpudji menambahkan anak-anak pada umumnya juga mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka butuhkan, dan mereka mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat, yang seharusnya mereka hindari.

Setelah mengetahui bahayanya obesitas, mulai untuk menerapkan pola hidup sehat. Ingat, jangan anggap remeh!

Baca juga:

The Latest