TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Bertambah Jadi 8, Waspada Gejala Sesak

Satu pasien yang terkena subvarian omicron BA.5 mengalami gejala sesak napas dan sakit kepala

Freepik/rawpixel.com

Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kembali bertambah di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenkes RI, hingga Minggu (12/6/2022), dilaporkan enam orang terpapar subvarian BA.5, sedangkan dua lainnya terinfeksi Omicron BA.4.

Dikutip dari akun Instagram @pandemictalks, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP(K), menjelaskan bahwa pasien yang terpapar sudah divaksinasi Covid-19 tiga dosis, bahkan ada yang empat dosis.

Satu di antaranya dikabarkan mengalami gejala sedang Covid-19 mengeluhkan sesak napas. Sedangkan pasien lainnya dilaporkan hanya mengalami gejala ringan.

Terkait meningkatnya delapan kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta dari berbagai sumber.

1. Satu pasien terinfeksi di Jakarta alami sesak napas

Freepik/user21825501

Menurut dr. Erlina, salah satu pasien yang bergejala Covid-19 merupakan perempuan berusia 20 tahun di Jakarta. Berdasarkan tes whole genome sequencing pada 10 Juni, perempuan tersebut positif Omicron BA.5 yang berasal dari penularan lokal.

Pasien tersebut menurut dr. Erlina sudah melakukan vaksin sinovac dosis dua, namun belum melakukan vaksinasi booster. Adapun yang bersangkutan terakhir melakukan vaksin pada 7 Mei 2021 lalu.

"Ini satu-satunya (pasien) yang gejalanya lebih berat. Ada batuk, sesak napas, sakit kepala, lemah, mual, muntah, nyeri abdomen," katanya pada webinar online Minggu (12/6/2022). 

"Ada dua kemungkinan bahwa mungkin BA.5 ini replikasinya banyak di saluran napas bawah dibandingkan Omicron yang BA.1 dan BA.2, yang replikasinya di luar saluran napas, bisa jadi juga karena penyakit lain mungkin asma ini perempuan masih muda," tambahnya.

2. Gejala yang dilaporkan saat terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5

Freepik/prostooleh Ilustrasi

dr. Erlina mengatakan, gejala yang dilaporkan pasien terpapar Omicron BA.4 dan BA.5 mirip seperti pada pasien terinfeksi Omicron BA.1. Omicron BA.4 dan BA.5 juga diyakini adalah turunan dari Omicron BA.1 dan BA.2.

"Jadi ini gejalanya mirip-mirip Omicron BA.1 yang dominan di Indonesia," katanya.

Gejala yang sering dilaporkan pasien terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5, yaitu:

  • Hidung tersumbat atau rinore: 59 persen
  • Demam: 38 persen
  • Mual atau muntah: 22 persen
  • Sesak napas: 16 persen
  • Diare: 11 persen
  • Anosmia atau ageusia: 8 persen

3. Sebaran kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia

Freepik/kjpargeter

Adapun peta persebaran kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia di antaranya:

Bali:

  • Kasus Omicron BA.4 (Laki-laki, 27 tahun) kluster lokal: tidak bergejala dan sudah divaksinasi dua dosis Pfizer
  • Kasus Omicron BA.5 (Laki laki, 45 tahun) kluster pelaku perjalanan luar negeri: tidak bergejala dan sudah tiga kali vaksin J&J
  • Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki, 57 tahun) kluster pelaku perjalanan luar negeri: sakit tenggorokan, badan pegal, sudah empat kali vaksin Pfizer
  • Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki, 34 tahun) kluster pelaku perjalanan luar negeri: tidak bergejala dan tiga kali vaksin (dua dosis astrazeneca dan satu dosis J&J).

Jakarta

  • Kasus Omicron BA.5 (Perempuan, 20 tahun) kluster lokal: gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster.
  • Kasus Omicron BA.5 (Perempuan, 40 tahun) kluster lokal: tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca.
  • Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki, 22 tahun) kluster lokal: gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum dibooster.
  • Kasus Omicron BA.4 (Laki-laki, 30 tahun) kluster pelaku perjalanan luar negeri: gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna.

Meningkatnya kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia dikhawatirkan Covid-19 akan kembali naik. Selalu waspada terhadap penularan penyakit dan terapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Baca juga:

The Latest