TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Penanganan Stroke dengan Teknologi Terdedpan, Kurangi Potensi Kematian

Dengan penganan yang tepat dan cepat, penderita stroke bisa mengurangi potensi cacat atau kematian

Stroke seringkali disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena gejalanya terjadi secara mendadak atau tiba-tiba. Kondisi ini tentu saja menjadi ancaman serius bagi kualitas hidup seseorang.

Namun, dengan kemajuan teknologi terdepan, muncul harapan baru dalam upaya mencegah dan mengobati stroke agar pasien bisa kembali menjalankan kehidupannya seperti sedia kala.

Salah satu jenis stroke yang umumnya dialami adalah stroke iskemik atau sumbatan, yang terjadi karena adanya gumpalan darah yang menghalangi aliran darah sehingga terjadinya sumbatan pada sel.

Bagi penderita stroke sendiri, time is brain. Artinya, waktu sangatlah berharga untuk menyelamatkan kondisi tubuh mereka sebelum akhirnya gejala yang dialami semakin bertambah parah, bahkan bisa sampai menyebabkan kecacatan hingga kematian.

Lantas, apa saja pengobatan yang bisa dilakukan oleh penderita stroke untuk mengurangi terjadinya risiko kecacatan atau bahkan kematian? Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.

1. Segara bawa pasien ke rumah sakit setelah timbul gejala

Popmama.com/Ninda Anisya

Menurut paparan dr. Sigit Dewanto H., Sp. N, FINS, FINA selaku Dokter Spesialis Saraf dari RS Pondok Indah – Puri Indah yang ditemui pada Rabu (25/10/2023), "Pertolongannya (stroke) bisa sampai 24 jam, tapi jika sudah melewati itu semua tergantung pada luasnya sumbatan yang menyebabkan stroke. Jika sumbatannya masih kecil, kemungkinan masih bisa recovery."

Artinya, ketika ada keluarga atau orang terdekat Mama yang mengalami gejala terjadinya stroke secara tiba-tiba, maka segera bawa ia ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

Semakin cepat pertolongan diberikan, maka semakin besar pula harapan yang diberikan untuk menyelamatkan area pada otak yang sudah 'sekarat' akibat terjadinya penyumbatan.

2. Golden period pada penderita stroke iskemik

Freepik/Tirachardz

Penderita stroke iskemik sering dikaitkan dengan pengobatan yang merujuk pada golden period, maksudnya adalah periode waktu di mana tindakan medis harus segera diambil untuk meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan penuh atau setidaknya mengurangi dampak yang parah.

Dijelaskan oleh dr. Sigit, jika pasien stroke segera dibawa ke rumah sakit dalam kurang waktu dari 4,5 jam, biasanya kondisi ini masih bisa diatasi dengan pengobatan yang disebut Intra-Vena (IV) Trombolisis.

Pengobatan ini dilakukan dengan cara memberikan infusan berupa obat yang akan mengencerkan pembekuan darah yang menyebabkan terjadinya stroke sumbatan. Namun, jika pasien lebih lama dilarikan ke rumah sakit, sekitar 6 jam atau sampai 24 jam, stroke bisa diobati dengan trombektomi.

Ini adalah penanganan berupa tindakan bedan yang akan mengeluarkan embolus (benda asing) dan trombus (bekuan darah) dari arteri atau vena yang tersumbat dengan bantuan alat khusus. Jika tindakan bedah ini berjalan sukses, pasien bisa langsung kembali sehat tanpa perlu adanya pengobatan tambahan. 

"Kalau (pengobatan) sukses, semua langsung berjalan kembali normal. Namun, asalkan tidak ada komplikasi pada pasien, ya," sambung dr. Sigit menjelaskan. Selain itu, pasien yang telah menjalani pengobatan juga dianjurkan menjalankan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke berulang.

3. SeGeRa Ke Rumah Sakit

Freepik

Stroke memang kerap menjadi penyakit yang menghantui masyarakat karena kondisi ini terjadi secara mendadak atau tiba-tiba. Namun, kondisi ini tetap bisa dicegah dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat diubah, salah satunya menerapkan pola hidup sehat.

Dijelaskan oleh dr. Sigit, dunia medis gejala stroke dapat dikenali melalui metode FAST, yaitu:

  • Face (wajah) : Salah satu sisi wajah terlihat tidak simetris
  • Arms (lengan): Salah satu lengan terasa mati rasa atau lemas
  • Speech (bicara): Kemampuan berbicara menurun/pelo atau hilang
  • Time (waktu): Diharapkan segera mencari pertolongan medis jika terjadi ketiga tanda sebelumnya

Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah menggaungkan slogan untuk mengenali terjadinya perubahan mendadak pada pasien stroke dengan 'SeGeRa Ke RS', yaitu perubahan mendadak pada senyum (Se), gerakan (Ge), bicara (Ra), kebas alias kesemutan (Ke), rabun (R), dan sakit kepala (S).

Bila gejala tersebut terjadi pada Mama atau orang terdekat, jangan menunda untuk membawa pasien stroke ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan pertama selama masih berada dalam golden period-nya.

Baca juga:

The Latest