TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Arti Mengalahkan Diri Sendiri bagi Daniel Mananta Lewat Lari Marathon

Berlatih keras, Daniel Mananta bertekat mengikuti 6 event lari marathon dunia nih!

Dok. Daniel Mananta

Lari marathon menjadi satu dari berbagai cara Daniel Mananta menantang dirinya. Bagi Daniel, lewat marathon ini ia menemukan sesuatu hal baru yang bisa ia kejar terutama selama pandemi Covid-19 yang serba terbatas.

Terbaru, Daniel mengikuti Pocari Sweat Marathon pada Maret 2021. Ia memeroleh new personal best dengan catatan waktu 4 jam 2 menit dengan jarak 42 km. Banyak perjuangan dibalik kesuksesan Daniel bisa finish dengan waktu tersebut.

Berikut Popmama.com rangkum cerita Daniel Mananta mengalahkan diri sendiri lewat lari marathon.

1. Punya banyak tantangan selama lari di marathon 42 km

Instagram.com/vjdaniel

Di Pocari Sweat Marathon pada Maret 2021 Daniel sempat kesulitan di beberapa titik. Misalnya, saat dititik 29 km kakinya sempat keram. 

Ia pun berusaha menguatkan dirinya saat itu untuk terus berlari. Lalu, dititik 33 km menjadi paling sulit dilalui Daniel.

"Jadi di situ merasa kedua kaki saya keram. Betis sudah kerasa banget nyut-nyutannya. Habis itu berhenti sebentar, stretching lagi. Lalu di 35-36 km mulai merasa keram lagi," cerita Daniel.

Papa 2 anak ini mengungkapkan kalau setiap kakinya keram, pikiran untuk berhenti selalu ada. Namun, ia berusaha bangkit lagi untuk berlari meski pelan-pelan.

"Biarpun pelan nggak apa-apa, asal lari. Ayo lari. Coba satu step lebih dekat. Lebih deket lagi ke garis finish," tuturnya.

2. Puas karena bisa mengalahkan diri sendiri lewat lari marathon

Instagram.com/vjdaniel

Lari marathon yang ia ikuti pada Maret 2021 itu membuat Daniel merasa bisa menaklukan dirinya sendiri. Sebab, waktu larinya lebih cepat dari sebelumnya.

"Ini menurut saya sebuah achievement biarpun hanya lebih cepat 3 menit, tapi terasa sekali. Ke depannya saya bisa mengalahkan diri saya yang kemarin," ucapnya.

Setelah marathon terakhir itu, Daniel Mananta langsung bersiap dan latihan untuk Berlin Marathon 2021 yang diselenggarakan 25-26 September 2021 mendatang.

3. Persiapan Daniel Manantan ikut lari marathon di Jerman

Dok. Daniel Mananta

Untuk mengikuti Berlin Marathon ini, Daniel sudah mempersiapkan diri dengan latihan lari secara konsisten. Ia juga menjaga makan agar berat badannya tetap ideal. 

Daniel mengatakan untuk latihan, ia kebanyakan melatih lower body dengan squat dan latihan beban juga. Daniel menyebut kalau latihan intens untuk Berlin Marathon ini dimulai sejak bulan Mei 2021.

Sementara itu, untuk persiapan lainnya sudah Daniel lakukan sejak 2019 agar bisa mengikuti Tokyo Marathon dan Berlin Mararhon. Dua acara itu sempat diundur karena pandemi Covid-19. 

Karena bertekad ikut, Daniel tetap berlatih secara konsisten untuk bisa mengikuti Berlin Marathon dan Tokyo Marathon. Untuk menjaga kondisi, pada awal pandemi Daniel tetap rutin berlatih fiisk HIT atau high-intensity training.

4. Setelah di Berlin, Daniel berencana ikut Tokyo Marathon 2021

Instagram.com/vjdaniel

Setelah lari di Berlin Marathon, Daniel sudah berencana mengikuti Tokyo Marathon yang tertunda karena pandemi. Daniel menjelaskan ada namanya World Marathon Majors di dunia.

"Ada 6 yaitu Berlin, Tokyo, Chicago, New York, London, dan Boston. Saya berusaha mengikuti 6 World Marathon Majors ini. Satu sudah selesai (Berlin), tinggal lima lagi," ujarnya dengan penuh semangat.

Khusus untuk mengikuti Berlin Marathon 2021, Daniel juga tiga kali berlatih lari di kawasan Pangalengan, Jawa Barat. Daniel merasa terbantu dengan lari di dataran tinggi karena napasnya menjadi lebih kuat. 

Untuk bisa lari marathon di Tokyo nanti, Daniel akan lebih sering latihan lari di Pangalengan untuk mempersiapkan diri.

5. Pengalaman inspiratif Daniel di Berlin Marathon 2021

Instagram.com/vjdaniel

Mengikuti Berlin Marathon 2021, Daniel banyak mendapatkan pengalaman inspiratif. Di sana ia melihat kakek berusia hampir 70 tahun berhasil lari dalam waktu 3 jam 40 menit. 

Bagi Daniel, itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Selain itu, ia juga melihat banyak peserta berkebutuhan khusus yang berusaha sampai di garis finish dengan catatan waktu yang baik.

“Lalu ada tunanetra lari dengan guide. Digandeng larinya sepanjang 42 km. Ada juga pelari dengan keterbatasan fisik lainnya yang mampu finis 42 km itu. Orang-orang membawa bendera negara mereka masing-masing, para supporter...Bagus banget. Saya sampe mau nangis. It's one the best marathon! Dan saya nggak sabar untuk ikut Tokyo Marathon,” kata Daniel. 

Bukan hanya sembarang lari, marathon juga perlu banyak persiapan. Berikut tips Daniel Mananta untuk persiapan latihan lari marathon.

Jangan mengukur lari dari kecepatan atau dari jarak tempuh. Namun, ukur lari dengan waktu agar lebih disiplin.

"Misalnya, hari ini mau coba lari 30 menit. Mau dapat 1 km, 2 km, 3 km, mau lari sambil jalan, pokoknya 30 menit saja cukup. Sudah," jelas Daniel.

Ketika selama 30 menit itu kita bisa lari 2 km dan sering latihan, bulan depan bisa lari lebih cepat karena sudah lebih nyaman dengan kebiasaan tersebut.

"Disiplinkan dulu saja 30 menit. Kalau sudah nyaman dengan 30 menit, coba dinaikkan ke 45 menit. Tapi jangan terlalu cepat juga. Minggu ini 30 menit, minggu depan 45 menit. Coba 45 menitnya setelah coba lari selama 1-2 bulan," tutur Daniel.

Itulah tadi cerita Daniel Mananta mengalahkan diri sendiri lewat lari marathon. Wah, siapa nih yang tertarik lari marathon setelah mendengar cerita Daniel?

Baca juga:

The Latest