TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Lewat Teknologi, Akses Layanan Kesehatan Lebih Mudah Diakses Publik

Layanan kesehatan ini bisa dengan mudah diakses siapa pun dan kapan pun

Pexels/Pixabay

Pelayanan kesehatan menjadi salah satu hak yang perlu didapatkan warga negara yang hidup. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang dimana segenap masyarakat harus bisa mendapatkan akses yang seluas-luasnya pada pelayanan kesehatan tersebut.

Perkembangan telemedicine atau telemedis saat ini tengah tumbuh di Indonesia. Telemedis adalah sebuah layanan kesehatan berbasis teknologi yang menyediakan berbagai pelayanan. Aksesnya yang gampang lewat ponsel dan perangkat teknologi lain, sehingga bisa diakses di mana pun dan kapan pun.

Bagaimana transformasi telemedis di Indonesia saat ini? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Berkembangnya telemedis bisa membuat akses layanan kesehatan lebih luas

Pexels/shvetsa

Perkembagan layanan telemedis ini tentu membawa berbagai manfaat yang bisa diakses oleh masyarakat. Salah satunya adalah ketika teknologi yang mendukung semakin kuat maka akses yang bisa didapatkan masyarakat juga bisa lebih luas.

Hal itu disampaikan oleh Apt Drs Nurul Falah Eddy Pariang, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) saat webinar Konferensi Pers 5 Tahun Halodoc, Rabu (21/4/2021).

"Layanan telemedis mempermudah masyarakat mengakses berbagai hal. Terutama tenaga kesehatan yang profesional. Tentunya ini bisa membuat masyarakat bisa memilih sendiri sesuai kebutuhannya," ujarnya. 

dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyebut bahwa saat ini tren untuk rumah sakit global sudah digital hingga menggunakan teknologi artificial intelligence.

"Global trend hospital di dunia itu saat ini digital, kemudian nanti ke artificial intelligence," ujarnya dalam webinar yang sama. 

Sehingga dr. Kuntjoro menjabarkan saat ini sudah saatnya RS semua melek teknologi dan terjun langsung ke masyarakat. Tentunya untuk bisa membuat agar banyak masyarakat yang bisa mengakses layanan kesehatan lebih mudah sesuai prinsip WHO.

2. Transformasi digital bidang kesehatan bisa menutup celah antara demand dan supply

Pexels/rodnae-prod

Dalam laporan 2021 Global Health Care Outlook dari Deloitte Insight, menyebut jika transformasi layanan kesehatan dengan teknologi bisa menutup supply dan demand yang tidak seimbang ke depan. 

Apalagi semenjak adanya Covid-19 ini, semua sektor dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi yang berkembang cepat. Dalam laporan tersebut, ada beberapa keunggulan yang didapatkan baik dari pasien, rumah sakit hingga tenaga kesehatan.

Manfaat untuk pasien:

  • Pasien bisa memantau dan mengelola laporan kesehatan mereka sendiri.
  • Meningkatkan akses ke perawatan kesehatan yang lebih cepat dan nyaman.
  • Meningkatkan manajemen obat dan pengobatan
  • Meningkatkan pengalaman pasien dengan teknologi terhadap kesehatan.
  • Memungkinkan lebih prediktif, pencegahan, dipersonalisasi, dan perawatan partisipatif.

Manfaat untuk tenaga kesehatan:

  • Mendukung pengambilan keputusan klinis lebih akurat.
  • Membebaskan tugas berulang dan meningkatkan triase dalam pelayanan.
  • Meningkatkan kepuasan kerja dengan dokter yang ada hubungannya dengan lisensi mereka.
  • Mengidentifikasi dan mendukung staf pelayanan lain sehingga tidak timpang tindih.

Manfaat untuk sistem pelayanan kesehatan:

  • Memungkinkan integrasi melalui interoperabilitas dan koordinasi jalur perawatan.
  • Meningkatkan perekonomian, efisiensi, dan efektivitas sistem dan proses pengobatan.
  • Memungkinkan model perawatan baru seperti perawatan yang berbasis teknologi.

3. Banyak orang yang sudah mulai nyaman dengan layanan telemedis

Dok. Halodoc

Dalam laporan Deloitte itu, banyak konsumen sudah mulai biasa menggunakan teknologi untuk pemantauan kesehatan mereka. 

Selain itu, selama pandemi Covid-19 ini juga konsumen banyak menggunakan kunjungan virtual lebih dari sebelumnya dan berencana untuk terus menggunakannya. Tecatat oleh Deloitte, kunjungan virtual naik dari 15% menjadi 19% dari 2019 ke awal 2020. Angkanya melompat naik ke 28% pada April 2020. Bahkan sebelum Covid-19, adopsi konsumen terhadap kunjungan virtual semakin meningkat sejak 2018.

Halodoc, salah satu pemain telemedis di Indonesia rupanya mengalami hal serupa. Banyaknya masyarakat yang berpindah mengakses layanan kesehatan lewat digital membuat med app ini terus mengembagkan layananannya dari waktu ke waktu.

Melihat setahun ke depan, Jonathan Sudharta, CEO & Co-Founder Halodoc mengaku akan terus melakukan dan menemukan inovasi baru. Tentunya ini adalah upaya untuk mendukung layanan kesehatan bisa diakses lebih luas oleh masyarakat.

"Kalau kita lihat, pada dasarnya memang Halodoc punya satu mantra kalau kita melihat setiap masalah yang dialami pasien. Banyak tantangan yang dihadapi oleh ekosistem kesehatan saat ini karena adanya new normal karena pandemi ini. Halodoc selalu berusaha menyelesaikan market pain yang merupakan bagian dari solusi kebutuhan pasien, jadi memang akan ada fitur-fitur baru yang akan terus di-update," jelas Jonathan.

Itulah tadi informasi mengenai perkembangan telemedis yang membantu pelayanan kesehatan lebih luas bisa diakses oleh masyarakat.

Semoga ini menjadi momentum bagi seluruh pihak di Indonesia ya, Ma. Bahwa pelayanan kesehatan harusnya bisa diakses dengan mudah oleh siapa pun.

Baca juga:

The Latest