TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Tips Jadi Konsumen Cerdas dengan Cek KLIK ala BPOM, Lindungi Keluarga!

Cek kemasan, label, izin dan kedaluwarsa agar produk yang dikonsumsi pasti aman

Pexesl/Hobi industri

Mengonsumsi makanan yang sehat dan aman untuk tubuh bisa melindungi kita dari berbagai risiko penyakit. Penting sekali tahu dan mengenali produk yang baik dan aman untuk tubuh kita.

Apalagi jika peran kita sebagai orangtua, tanggung jawab untuk melindungi anak dari bahaya produk yang tidak sesuai standar lebih besar. Lantas apa yang harus dilakukan?

Anisyah, S.Si, Apt, MP selaku Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengajak masyarakat untuk semakin cerdas dalam memilih produk yang aman. Caranya dengan Cek KLIK yakni kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa.

Ini bertujuan dapat mengurangi produk yang ilegal atau tidak sesuai standar yang masyarakat bisa temui di pasaran.

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!

1. Alasan tidak semua produk mudah mendapatkan izin BPOM

Popmama.com/Putri Syifa N

Diungkapkan oleh Anisyah setiap pembentukan aturan produk pangan olahan menerapkan Good Regulatory Practices melalui rangkaian proses yang sistematis, transparan, dan akuntabel, dengan mempertimbangkan kajian berbasis risiko/evidence based dan regulasi Internasional.

Oleh karenanya penting sekali memastikan setiap produk yang sudah mendapatkan izin BPOM terus menjaga standar itu.

"Kami ini lembaga perlindungan kesehatan konsumen, jadi produk pangan akan diuji dari segi keamanan, mutu, gizi, label pada kemasan, dan iklannya," tuturnya dalam acara Ngobrol Baik Bareng ABC Vol. 2 di Bale Nusa, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).

Dari segi keamanan sendiri, setiap negara memiliki regulasi yang berbeda-beda, sehingga produk pangan dalam negeri atau yang akan diimpor harus lulus uji BPOM terlebih dulu sebelum dikonsumsi massal.

2. Pesatnya perkembangan zaman jadi tantangan untuk meningkatkan standar yang ada

Dok. KraftHeinz ABC

Sementara itu, Tetty H. Sihombing sebagai perwakilan dari Pusat Konsultasi Anggota Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengatakan kesadaran konsumen semakin meningkat. Belum lagi perkembangan zaman menuntut industri terus meningkatkan standar.

"Setiap orang dapat mencari dan berbagi informasi tanpa batas, termasuk dalam menilai keamanan, mutu dan manfaat pangan dari produk yang dikonsumsinya," tuturnya.

Karena pesatnya arus informasi itu, konsumen berhak mendapatkan informasi yang tepat dari sumber yang kredibel. Sebab itu menurut Tetty diperlukan upaya bersama untuk terus mendorong edukasi dan penyebaran informasi secara terintegrasi.

3. Standar pangan disusun dari pertimbangan para ahli

Dok. KraftHeinz ABC

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama dan menjadi produk yang diperdagangkan di seluruh dunia. Oleh karenanya WHO dan FAO sejak tahun 1963 telah mendirikan Codex Alimentarius Commission, lembaga yang diberi mandat untuk mengembangan standar pangan internasional.

Adapun, standar pangan internasional ini dikembangkan dengan dua tujuan; yaitu (i) memberikan perlindungan konsumen, dan (ii) memfasilitas praktik adil perdagangan pangan global.

Pada prinsipnya, standar pangan disusun berdasarkan pada pendekatan analisis risiko dan bukti ilmiah yang kuat, yang melibatkan tinjauan menyeluruh dari semua informasi yang relevan, agar standar dapat menjamin keamanan dan mutu pangan.

Pendekatan dari analisis risiko, terdiri dari kajian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko. Pakar sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor menjabarkan hal ini.

“Tahapan pengembangan standar atau regulasi pangan perlu dilakukan secara sistematis. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang ada. Setelah itu, ditetapkan tujuan yang ingin dicapai. Berbagai alternatif kebijakan kemudian dikembangkan dan dinilai cost-benefit-nya untuk mencari solusi terbaik. Langkah terakhir melibatkan pemilihan kebijakan yang diikuti dengan penyusunan strategi implementasinya," tutur Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi yang juga pernah menjabat sebagai juga Vice Chair of CODEX Alimentarius Commission (2017-2021).

4. Menjadi konsumen cerdas dengan KLIK ala BPOM

Dok. KraftHeinz ABC

Untuk bisa menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih produk di pasaran, Anisyah menjabarkan beberapa hal. Konsumen harap mengenali KLIK atau kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa pada suatu produk.

"Cek kemasan, jadi pastikan kemasannya masih utuh kalau membeli sesuatu. Karena kalau dia tidak utuh atau sudah ada yang rusak potensi terjadi kontaminasi cemaran," jelasnya.

Lalu diharapkan juga membaca label kemasan. Perhatikan dengan cermat karena banyak informasi yang bisa dipelajari. Mulai dari kandungan zat gizi, protein, vitamin termasuk kandungan yang butuh perhatian seperti gula dan garam.

"Ketiga yakni izin edar, ada atau tidak. Ini bisa dicek juga lewat BPOM Mobile tinggal scan dan keluar hasilnya. Terakhir yaitu kedaluarwa, dipastikan masih aman atau tidak," pungkasnya.

Itulah tadi tips menjadi konsumen cerdas dengan cek KLIK ala BPOM. Semoga bisa menjadi tambahan informasi yang berguna untuk mama dan keluarga!

Baca juga:

The Latest