TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Siaga Covid-19, Pasangan Suami-Istri Tenaga Medis Pisah dengan Anak

Merasa kangen dengan pelukan sang anak, perjuangan yang sangat mengharukan dari pekerja medis

Freepik/Tapati2528

Penyebaran Covid-19 yang kian bertambah membuat seluruh tenaga medis menjadi pejuang yang memerangi virus corona secara nyata. Mereka dikerahkan untuk melayani pasien, serta berjuang untuk menyembuhkan ribuan pasien yang positif virus corona.

Setiap harinya, pasien yang terkonfirmasi positif virus corona selalu bertambah dan membuat rumah sakit-rumah sakit menjadi kewalahan karena menangani pasien virus corona dan pasien penyakit lainnya. Tidak sedikit dari para tenaga medis yang harus rela berpisah dengan keluarga karena jam kerja mereka yang juga bertambah.

Salah satu cerita perjuangan dari tenaga medis menarik perhatian publik, adalah kisah sepasang suami istri yang keduanya berprofesi sebagai tenaga medis di Bogor. Mereka menceritakan tidak dapat memeluk anak dan orangtuanya sejak pandemik virus corona melanda tanah air.

Dilansir dari IDN Times, berikut informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini:

1. Cahyadi menitipkan anak pada orangtuanya dan hanya dapat bertemu satu hari dalam seminggu

Freepik/User17113462

Dalam akun Twitternya, @CahyadiAnugrah yang bekerja sebagai ER Paramedis di Instalasi Gawat Darurat sebuah rumah sakit di Bogor, Jawa Barat, menceritakan bahwa dirinya tidak bisa memeluk anak serta orangtuanya.

Ia mengungkapkan, hampir dua minggu terakhir, ia dan sang istri hanya dapat bertemu dengan anaknya satu hari dalam seminggu.

"Hampir 2 minggu anak gw dititip di orang tua, (gw sama istri perawat siaga Covid semua). Tiap hari minggu dijemput, senin gw anter kerumah nyokap lagi. Gw takut bulan depan dia ngomong "sesuai aplikasi ya bang" pas naek mobil," tulisnya pada Selasa (31/3)

2. Ia khawatir sang anak belum memahami physical distancing dan menjadi carrier virus dari transmisi

Freepik/Prostooleh

Ia memutuskan untuk menitipkan anaknya ke orangtuanya setiap hari karena khawatir sang anak belum memahami physical distancing dan dapat menjadi carrier virus jika tinggal bersamanya saat masa-masa penyebaran virus corona ini.

"Gw takut kalo dia fulltime sama gw dan istri, gw takut dia jadi carrier virus, karena transmisi dari gw atau istri. Karena anak kecil belom faham phisycal distancing, yang dia tau glendotan biar dapet cebanan,” ujar Cahyadi

3. Cahyadi mengungkapkan ia rindu berpelukan dengan orangtuanya dan berharap wabah cepat terkendali

Freepik/Jcomp

Selain menahan perasaan rindu kepada sang Anak, ia juga rindu dipeluk oleh orangtuanya. Dalam cuitannya, Cahyadi berharap agar virus corona dapat cepat berakhir sehingga ia dapat kembali berkumpul dengan keluarga. Pada akhir cuitannya ia pun mengingatkan keluarga serta masyarakat untuk tetap berada dirumah

"Gw sangat berharap, wabah ini segera terkendali. Kangen tauk meluk nyokap sama bokap... Kangen ajalah pokoknya. #DiRumahAjaYa," tulisnya pada akun Twitternya.

4. Banyak tenaga medis yang pulang dalam keadaan stress karena khawatir membawa virus bagi keluarga

IDN Times/Bagus F

Menjadi garda terdepan untuk menangani pasien Covid-19 atau virus corona menyebabkan rasa kekhawatiran bagi para tenaga medis. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohhamad Adib Khumaidi, mengungkapkan tidak sedikit dari para tenaga medis yang pulang dalam keadaan stess.

Hal ini disebabkan mereka khawatir membawa virus bagi keluarga. Kekhawatiran ini pun hampir terjadi pada semua tenaga medis di seluruh daerah, baik bagi para dokter maupun perawat.

“Jujur, kita harus sampaikan stressnya, tiap pulang kita stres, jangan sampai anak kita ada apa-apa, atau keluarga kita,” ujar Adib kepada IDN Times, Rabu (1/4/2020).

Baca juga:

The Latest