Mengatasi Erythema Toxicum, Ruam pada Bayi yang Baru Lahir

Pertama, ruam ini tidak membahayakan bayi, Wong menjelaskan. Mungkin ruam ini terdengar menakutkan ketika dokter mendiagnosis bahwa bayi mama mengalaminya, namun jangan panik.

Ruam ini sering ditemukan pada bayi yang baru lahir, muncul dalam minggu pertama kehidupan bayi dan hilang setelah 1-2 minggu kemudian. Biasanya muncul di wajah dan dada bayi, meski jarang, juga di lengan dan kaki. Pada sebagian bayi, ruam ini mungkin muncul setelah minggu keempat.

Erythema toxicum biasanya muncul sebagai jerawat merah kecil yang menonjol berisi nanah keputihan atau kekuningan. Jika Mama menekan bintik-bintik itu, biasanya warnanya akan memucat atau memutih.

Terkadang bisa terlihat mirip dengan gigitan kutu, kata Wong, dan dokter tidak tahu apa penyebabnya. Meski ada nanah, ini bukan infeksi, jadi tidak berbahaya, jelasnya.

Ini merupakan cara kulit bayi beradaptasi dengan dunia luar dan mengenal bahan-bahan yang berbeda.

Tidak ada pengobatan khusus untuk ruam ini, tetapi Wong merekomendasikan mandi singkat setiap hari untuk membersihkan ludah, keringat, atau bekas kotoran dan membantu menjaga kebersihan kulit sehingga dapat menyembuhkan.

Jaga agar air tetap hangat dan pastikan waktu mandi kurang dari 10 menit. "Kulit bayi sangat rapuh dan sangat tipis sehingga membersihkan secara berlebihan dapat merusak kulit," kata Wong.

Kulit bayi sensitif, jadi penting untuk menggunakan produk hipoalergenik yang lembut dan bebas pewangi. Jangan mengoleskan apa pun yang kental atau oklusif seperti petroleum jelly pada bayi baru lahir karena dapat memperparah ruamnya dengan menjebak panas atau bakteri.

Tubuh bayi belum dapat mengatur suhunya dengan baik sehingga sering berakhir dengan ruam panas selain erythema toxicum. Jangan mengenakan pakaian yang berlebihan pada bayi, karena panas justru akan memperburuk ruamnya.

Dan meskipun terlihat cukup menggoda, jangan mengorek ruam bayi karena dapat menyebabkan luka terbuka yang lebih rentan terhadap infeksi sekunder, kata Wong.

Ruam bayi baru lahir sering dikira sebagai jerawat bayi atau milia. Jerawat bayi terlihat mirip dengan jerawat remaja atau orang dewasa dan umumnya hanya muncul di wajah bayi. Jerawat bayi bisa terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Tapi jerawat bayi biasanya bertahan lebih lama dari eritema toxicum, kata Wong.

Ruam panas juga dapat terlihat serupa karena, seperti yang disebutkan, bayi belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik dan karena itu juga cukup umum terjadi pada bayi baru lahir. Jika Mama tidak memandikan bayi selama beberapa hari, bayi mungkin mengalami ruam panas, biasanya di area yang tertutup pakaian yang menyebabkan kelenjar keringat tersumbat.

Ruam panas dapat membuat bayi iritasi, jadi tetaplah mandi setiap hari untuk membantu menjaga kebersihan dan pengaturan suhu kulitnya. Kedua kondisi kulit ini juga tidak serius, kata Wong.

Ruam akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu seminggu. Tetapi bisa kembali dalam enam minggu pertama kehidupan bayi. Tidak ada masalah jangka panjang yang terkait dengan ruam ini, kata Wong.

Biasanya ruam bayi baru lahir tidak disertai dengan gejala. Namun jika bayi mengalami demam, ruamnya benar-benar merah, menyebar ke seluruh tubuh bayi, atau bayi mudah rewel, inilah saatnya pergi ke dokter.

Jadi, Erythema Toxicum atau ruam pada bayi baru lahir ini tidak berbahaya, Ma. Pastikan Mama selalu menjaga kebersihan kulit bayi agar tidak menambah ruam jenis lainnya, ya.