Zat Besi: Mineral ini penting untuk pembentukan hemoglobin dan protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pada bayi, zat besi juga mendukung daya tahan tubuh dan perkembangan otak. Kadarnya menurun sekitar usia 6 bulan sehingga diperlukan tambahan dari makanan pendamping ASI. Jika zat besi tidak tercukupi dengan baik, efeknya akan berisiko menyebabkan anemia dan mengganggu perkembangannya.
Zinc: Mineral penting untuk mendukung pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka, dan fungsi indera seperti rasa serta penciuman. Pada bayi. Zinc membantu sistem imun bekerja optimal dan mendukung perkembangan motorik. Manfaatnya penting terutama saat cairan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan setelah 6 bulan.
Apa Bedanya Zinc dan Zat Besi? Ini Penjelasannya
Ketika membicarakan nutrisi penting untuk tumbuh kembang si Kecil, zinc dan zat besi selalu menjadi dua mineral yang tidak boleh dilewatkan. Keduanya berperan besar dalam mendukung pertumbuhan, daya tahan tubuh, dan perkembangan otak bayi.
Sayangnya, banyak Mama yang masih bingung, apakah zinc dan zat besi itu sama? Apa sebenarnya manfaat masing-masing mineral ini untuk si Kecil? Karena kekurangan salah satunya bisa berdampak pada kesehatan si Kecil, mulai dari nafsu makan menurun hingga gangguan perkembangannya, lho Ma!
Nah, kini Popmama.com akan membahas lebih dalam tentang bedanya zinc dan zat besi, termasuk sumber makanan dan kebutuhan harian bayi. Yuk, kenali peran penting keduanya, Ma!
Apa Itu Zinc dan Zat Besi?
Zinc (Seng) dan zat besi adalah dua mineral esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Meskipun tanpa sengaja sering disamakan, keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam mendukung kesehatan si Kecil:
Meskipun sama-sama tergolong mineral esensial, zinc dan zat besi memiliki peran yang berbeda untuk tumbuh kembang bayi, Ma, seperti:
Fungsi Zinc:
Mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh.
Memperkuat sistem imun, sehingga bayi tidak mudah sakit.
Membantu penyembuhan luka lebih cepat.
Berperan dalam perkembangan indera perasa dan penciuman.
Dibutuhkan dalam proses metabolisme enzim di tubuh.
Fungsi Zat besi:
Membantu pembentukan hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Mendukung perkembangan otak dan fungsi kognitif.
Menjaga energi tubuh agar bayi tetap aktif dan tidak mudah lelah.
Membantu sistem kekebalan tubuh agar lebih kuat melawan infeksi.
Mencegah anemia defisiensi besi yang bisa menghambat pertumbuhan.
Kebutuhan Harian Zinc pada Bayi
Pada masa awal menyusui, ASI sudah mengandung cukup zinc untuk memenuhi kebutuhan bayi hingga sekitar usia 6 bulan. Namun, seiring bertambahnya usia, kadar zinc dalam ASI menurun sehingga bayi membutuhkan tambahan zinc dari makanan pendamping ASI (MPASI).
Berikut rekomendasi kebutuhan harian zinc pada bayi, yang harus tercukupi setiap harinya:
Usia 0–6 bulan: Sekitar 2 mg per hari, yang umumnya tercukupi dari ASI atau susu formula.
Usia 7–12 bulan: Sekitar 3 mg per hari, perlu tambahan dari makanan kaya zinc seperti daging, ikan, atau sereal fortifikasi.
Usia 1–3 tahun: Sekitar 3 mg per hari, bisa dipenuhi dari variasi makanan sehari-hari yang seimbang.
Jika bayi tidak mendapatkan asupan zinc yang cukup, ia lebih rentan terhadap infeksi, pertumbuhan melambat, dan luka menjadi lebih lama sembuh. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk memastikan asupan zinc pada menu MPASI si kecil mencukupi setiap hari.
Kebutuhan Harian Zat Besi pada Bayi
Setelah bayi berusia sekitar 4–6 bulan, cadangan zat besi dari dalam kandungan dan ASI mulai menurun sehingga tubuhnya membutuhkan tambahan zat besi dari makanan. Infant formula fortifikasi memang cukup, tetapi untuk bayi yang disusui eksklusif, dianjurkan suplementasi zat besi mulai usia 4 bulan sampai makanan pendamping ASI sudah cukup memenuhi kebutuhan. Suplementasi ini diberikan sebesar 1 mg per kg berat badan per hari.
Pada bayi usia 7–12 bulan, kebutuhan zat besi harian adalah sekitar 11 mg per hari, sesuai rekomendasi Institute of Medicine dan American Academy of Pediatrics (AAP). Angka ini dirancang agar mencukupi meskipun penyerapan zat besi dari makanan bervariasi
Berikut panduan kebutuhan zat besi harian sesuai usia bayi, menurut rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP), Institute of Medicine (IOM), dan Canadian Paediatric Society:
Usia 0–6 bulan: Kebutuhan zat besi sekitar 0,27 mg per hari, biasanya tercukupi dari ASI atau susu formula.
Usia 7–12 bulan: Kebutuhan harian naik menjadi 11 mg per hari. Nilai ini dirancang agar mencukupi bahkan dengan asumsi penyerapan zat besi yang rendah dari makanan.
Usia 1–3 tahun: Kebutuhan zat besi sebesar 7 mg per hari, sesuai angka RDA anak balita.
Tips Memenuhi Kebutuhan Zat Besi dan Zinc
Setelah tahu betapa pentingnya zat besi dan zinc untuk tumbuh kembang si kecil, sekarang saatnya Mama memahami cara memenuhi kebutuhan kedua mineral ini lewat makanan harian. Dengan kombinasi menu yang tepat, kebutuhan zat besi dan zinc bayi bisa tercukupi tanpa harus bingung. Berikut tipsnya:
Kebutuhan Zat Besi
Perkenalkan makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati ayam, kuning telur, ikan, kacang-kacangan, serta sereal bayi yang fortifikasi zat besi.
Kombinasikan dengan sumber vitamin C (misalnya tomat, jeruk, brokoli) agar penyerapan zat besi non-heme lebih optimal.
Jika bayi ASI eksklusif (terutama bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah), pertimbangkan suplementasi 1 mg/kg berat badan per hari dimulai pada usia 4 bulan hingga MPASI cukup zat besi.
Kebutuhan Zinc
Kenalkan makanan kaya zinc seperti daging merah, ikan, telur, tahu/tempe, kacang-kacangan, dan sereal bayi zinc-fortifikasi.
Kombinasikan dengan sumber vitamin C (buah atau sayur), agar penyerapan lebih optimal.
Jangan berlebihan dan batasi konsumsi aman (UL) untuk bayi 7–12 bulan adalah 5 mg/hari untuk mencegah risiko ketidakseimbangan mineral.
Nah, Ma, itulah penjelasan tentang bedanya zinc dan zat besi, beserta pentingnya kedua mineral ini untuk tumbuh kembang bayi. Keduanya punya peran berbeda tapi sama-sama dibutuhkan, agar si Kecil tetap sehat, aktif, dan berkembang optimal.
