- Terlalu banyak natrium (garam)Ini karena mi instan mengandung natrium tinggi. Dalam satu porsi mi, terdapat 600-1500 mg natrium, jumlah ini setara dengan 80% kebutuhan natrium harian. Kementerian Kesehatan Indonesia menganjurkan untuk membatasi asupan natrium 2000 mg per hari (1 sendok teh). Jika sering dikonsumsi, garam berlebih bisa meningkatkan tekanan darah dan bikin ginjal harus bekerja ekstra keras untuk menyaring darah.
- Kandungan gula tinggi dari milk teaMinuman milk tea mengandung gula yang cukup tinggi. Kalau dikonsumsi berlebihan, kadar gula dalam darah bisa naik dan lama-kelamaan merusak pembuluh darah kecil di ginjal.
- Pengawet dan bahan tambahan juga bisa membebani ginjalMi instan dan beberapa jenis milk tea instan mengandung bahan pengawet atau pemanis buatan. Zat ini harus disaring tubuh lewat ginjal, sehingga bikin kinerja organ ini makin berat.
- Asupan cairan yang tidak seimbangBanyak remaja minum milk tea sebagai pengganti air putih. Padahal, kurang minum air putih bikin ginjal kesulitan menyaring sisa racun dalam tubuh.
Ginjal Remaja Mengeras karena Sering Makan Mi Instan dan Milk Tea

- Remaja mengalami pengerasan ginjal karena konsumsi mi instan dan milk tea secara berlebihan.
- Kandungan natrium tinggi dalam mi instan dan gula tinggi dalam milk tea dapat merusak ginjal remaja.
- Dampak jangka panjangnya termasuk gagal ginjal kronis, penumpukan racun, anemia, komplikasi pada organ lain, dan memerlukan pengobatan seperti cuci darah.
Mi instan dan milk tea sering jadi jajanan favorit anak remaja. Rasanya yang gurih dan manis bikin mereka gampang ketagihan tanpa sadar efek sampingnya.
Belum lama ini, viral kasus seorang anak remaja yang ginjalnya mengeras karena kebiasaan makan mi instan dan minum milk tea setiap hari. Yuk, Ma, kenali kronologi dan bahayanya supaya anak mama terhindar dari gangguan ginjal yang sudah popmama.com rangkumkan.
Disimak, ya!
Kronologi Kasus Viral Ginjal Mengeras pada Remaja

Kasus ini bermula dari laporan seorang remaja berusia 18 tahun di Vietnam yang punya kebiasaan konsumsi mi instan dan milk tea secara berlebihan. Awalnya, remaja ini mengeluhkan nyeri pada area punggung bagian bawah dan mual secara berkala. Setelah diperiksa oleh dokter, ditemukan adanya peradangan ginjal dan pengapuran (kalsifikasi) yang hampir mengeras sepenuhnya. Tidak hanya itu, dokter juga menemukan beberapa batu ginjal yang menyumbat ureter, sehingga aliran urin terganggu.
Penyebab Ginjal Mengalami Kerusakan

Kebiasaan makan mi instan dan minum milk tea ternyata bisa bikin ginjal remaja bekerja lebih berat dari seharusnya, lho, Ma. Kalau ini terus dibiarkan, ginjal bisa mengalami kerusakan jangka panjang, termasuk pengerasan ginjal.
Berikut beberapa alasannya:
Dampak Jangka Panjang Kerusakan Ginjal

Kalau kebiasaan makan mi instan dan minum milk tea terus dibiarkan tanpa kontrol, risikonya nggak main-main, Ma. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memengaruhi kerja ginjal dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut beberapa dampak yang perlu diwaspadai:
- Gagal ginjal kronisGagal ginjal kronis terjadi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap lebih dari tiga bulan. Kalau ini terjadi, ginjal nggak lagi mampu menyaring limbah dengan baik. Akibatnya, zat sisa bisa menumpuk dalam tubuh dan memicu berbagai komplikasi.
- Penumpukan racun dan gangguan elektrolitGinjal yang rusak tidak bisa menjaga keseimbangan elektrolit, seperti kalium dan natrium. Kondisi ini bisa menyebabkan penumpukan racun di dalam tubuh. Jika kadar kalium terlalu tinggi (hiperkalemia), jantung juga bisa ikut terdampak.
- Anemia atau kekurangan sel darah merahGinjal berperan penting dalam pembentukan sel darah merah melalui hormon eritropoietin. Saat ginjal terganggu, produksi hormon ini ikut menurun. Akibatnya, anak bisa mengalami anemia, yang membuatnya mudah lelah, pucat, dan daya tahan tubuh menurun.
- Komplikasi pada organ lainMasalah ginjal kronis bukan cuma berdampak pada ginjal, tapi juga bisa menjalar ke organ lain. Misalnya:
- Penumpukan cairan bikin jantung bekerja lebih berat
- Tekanan darah meningkat karena ketidakseimbangan cairan
- Tulang jadi lebih rapuh akibat gangguan metabolisme fosfat dan vitamin D
- Ketidakseimbangan asam-basa dalam tubuh
- Pengobatan jangka panjang seperti cuci darahKalau kerusakan ginjal sudah parah, satu-satunya cara agar tubuh tetap bisa membuang racun adalah lewat cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal. Proses ini tidak mudah, apalagi untuk anak-anak, dan tentu sangat memengaruhi kualitas hidupnya.
Nah, Ma, setelah tahu penyebab dan dampaknya, penting banget untuk mulai mengontrol kebiasaan makan si Anak sejak sekarang. Mi instan dan milk tea boleh saja sesekali, tapi jangan sampai jadi kebiasaan harian, ya. Ajak anak mama untuk menerapkan pola makan seimbang, banyak minum air putih, dan pilih camilan yang lebih sehat. Langkah kecil ini bisa bantu menjaga kesehatan ginjal anak dalam jangka panjang.



















