Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Penyebab Anak Remaja Sering Membentak Orangtua, Ini Kata Psikolog

freepik/peoplecreations
freepik/peoplecreations
Intinya sih...
  • Perubahan hormon pada remaja mempengaruhi kontrol emosi dan perilaku mereka
  • Anak remaja sering kesulitan mengontrol emosinya dan butuh bimbingan orangtua
  • Orangtua perlu membantu anak mengenali, menerima, dan mengelola emosinya dengan pendekatan tenang dan suportif
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memasuki masa remaja, banyak orangtua mulai merasa kewalahan menghadapi perubahan sikap anak. Salah satu perilaku yang paling sering membuat hati orangtua terluka adalah ketika anak mulai membentak atau menjawab dengan nada tinggi.

Respons seperti ini tidak jarang membuat orangtua merasa tidak dihargai, bahkan dianggap gagal dalam mendidik. Namun menurut psikolog, perilaku membentak bukan semata-mata karena anak tidak sopan, melainkan bisa menjadi sinyal bahwa ia sedang mengalami tekanan emosional. 

Itu sebabnya, penting bagi orangtua untuk memahami apa yang sebenarnya anak rasakan di balik kata-kata yang menyakitkan itu. Simak pembahasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan berdasarkan penjelasan Psikolog Anak.

Perubahan Hormon Membuat Emosi Remaja Meledak Tanpa Disadari

pexels.com/Polina Zimmerman
pexels.com/Polina Zimmerman

Memasuki usia remaja, tubuh anak mengalami perubahan hormon yang cukup drastis. Lonjakan hormon inilah yang berpengaruh langsung pada cara kerja otak, khususnya bagian yang mengatur emosi dan kontrol diri. 

Karena itu, remaja sering kali bereaksi spontan dengan nada tinggi atau terlihat ‘ngegas’ saat berbicara dengan orangtua. Menariknya, banyak remaja yang sebenarnya juga bingung dengan perubahan emosinya sendiri. 

Mereka bisa merasa kaget atau menyesal setelah berbicara dengan nada tinggi, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengontrolnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa ledakan emosi mereka bukan semata-mata bentuk pembangkangan, melainkan bagian dari proses biologis yang mereka sendiri belum pahami sepenuhnya.

“Pada saat remaja awal itu, banyak perubahan hormon di otak mereka yang kalau mereka sendiri ditanya ‘aku juga kaget kenapa aku se-ngegas itu ngomong ke orangtua’. Jadi itu lebih karena isu biologis akibat adanya perubahan hormon,” kata Dr. Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dan Praktisi Play Therapy, saat ditemui tim Popmama.com di acara ‘Peluncuran Lexus Edisi Spesial BT21’ pada hari Jumat (10/10/2025).

Anak Remaja Sedang Kesulitan Mengontrol Emosinya

pexels.com/Kaboompics.com
pexels.com/Kaboompics.com

Ketika anak berbicara dengan nada tinggi, orangtua sering kali ikut terpancing emosinya. Pengalaman dimarahi oleh orangtua di masa lalu tanpa ruang berdialog, membuat sebagian orangtua menjadi sensitif terhadap respons keras dari anak.

Akibatnya, konflik bisa semakin memanas karena kedua pihak sama-sama merasa terserang. Remaja merasa tidak dipahami, sementara orangtua merasa dilawan. 

Dalam situasi ini, yang paling dibutuhkan sebenarnya bukan balasan emosi, melainkan pemahaman bahwa anak mungkin tidak bermaksud kasar, melainkan sedang kesulitan menata emosinya.

“Makanya yang dibutuhin orangtua adalah pengertiannya bahwa anak nggak maksud buat kayak gitu. Kadang kalau anak nada suaranya tinggi, orangtua bereaksi juga akibat inner teenager-nya ketrigger karena dulu pernah dimarahi orangtua jadi makin rungsing di masa-masa itu,” jelas Dr. Anastasia Satriyo.

Pentingnya Orangtua Membimbing Anak Mengenali Emosinya

pexels.com/Julia M Cameron
pexels.com/Julia M Cameron

Pada dasarnya, anak remaja tidak sepenuhnya sadar terhadap apa yang mereka rasakan. Mereka bisa merasa marah, kesal, atau gelisah tanpa mengetahui penyebab pastinya. 

Ketidakmampuan mengenali emosi inilah yang membuat anak cenderung meluapkannya secara spontan, termasuk dengan cara membentak atau menjawab dengan nada tinggi.

Di sinilah peran orangtua menjadi sangat penting. Bukan hanya untuk menegur, tetapi juga membantu anak memahami emosi yang sedang mereka alami. 

“Anak remaja nggak aware sama emosi mereka, makanya perlu dibantu orangtua,” ucap Dr. Anastasia Satriyo.

Demikian pembahasan mengenai penyebab anak remaja sering membentak orangrua, Dengan pendekatan yang tenang dan suportif, orangtua bisa menjadi tempat aman bagi anak untuk belajar mengenali, menerima, dan mengelola emosinya dengan lebih sehat.

Semoga informasinya membantu ya, Ma

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Teknik Ngobrol dengan Anak Laki-Laki ala Psikolog Steve Biddulph

07 Des 2025, 10:05 WIBBig Kid