Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Risiko Tiger Parenting, Kisah Orangtua Terobsesi Nilai Anak Selalu Tinggi

Jennifer Pan
Awfj.org

Tiger parenting atau pola asuh yang menuntut prestasi akademik tinggi pada anak sering kali tampak sebagai cara tepat untuk menggapai kesuksesan.

Namun, di balik ambisi besar tersebut, tersimpan risiko yang bisa berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan psikologis anak.

Kisah nyata Jennifer Pan, yang mengalami tekanan ekstrem dari orangtuanya yang terobsesi dengan nilai akademis, menjadi peringatan penting bagi Mama untuk menyeimbangkan dorongan prestasi dengan kasih sayang dan pengertian agar tumbuh kembang anak tetap sehat dan bahagia.

Melalui artikel ini, Popmama.com akan membagikan kisah dan pelajaran yang bisa Mama ambil untuk memahami bagaimana menghindari jebakan tiger parenting demi menciptakan lingkungan yang mendukung anak tanpa membuatnya tertekan.

Kronologi Pembuhunan Orangtua Jennifer Pan

Jennifer Pan
Radiotimes.com

Peristiwa ini dimulai karena orangtua Jennifer Pan ingin kedua anaknya memiliki masa depan yang cerah. Jennifer Pan dituntut untuk terus menjadi anak yang berprestasi dan sempurna.

Namun, semenjak dirinya menginjak kelas 8, nilainya mulai turun, dirinya kehilangan antusias belajar dan juga kehilangan rasa percaya dirinya.

Untuk menutupi kegagalannya, Jennifer Pan mulai melakukan kebohongan. Ia memalsukan nilai ujian, nilai raport, ijazah, bahkan dokumen kuliahnya.

Orangtua Jennifer Pan percaya pada anaknya bahwa anaknya memang sedang berkuliah di Ryerson University. Namun pada kenyataannya, setiap pagi Jennifer hanya pergi ke perpustakaan.

Kehidupannya mulai diawasi, komunikasi dibatasi, telepon diputus, kencan dengan pasangannya pun dilarang. Hingga puncaknya ia dan pacarnya Daniel Wong diputus paksa.

Sejak itu, tekanan pada dirinya mulai menumpuk. Dirinya mulai memikirkan rencana pembalasan untuk orangtuanya.

Awalnya, rencana itu hanya sebatas shock therapy, tetapi perlahan rencananya berubah menjadi pembunuhan. Ia menghubungi Lenford Homeboy Crawford, David Mylvaganam, dan Eric Carty untuk mengeksekusi orangtuanya.

Jennifer ingin bebas dari tekanan dan aturan yang mengekangnya selama bertahun-tahun. Hingga pembunuhan itu terjadi.

Malam 8 November 2010, rencana dijalankan. Ketiganya masuk ke rumah Jennifer. Papanya, Huei Hann Pan, ditembak dua kali, yang salah satunya di wajah.

Mamanya, Bich Ha-Pan, ditembak tiga kali hingga membuatnya tewas seketika. Beruntungnya, papanya berhasil selamat, tetapi trauma itu melekat.

Jennifer menjadi satu-satunya saksi hidup dari tragedi yang ia rancang sendiri. Sidang digelar 2014. Jennifer dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat pertama dan percobaan pembunuhan.

Hukuman seumur hidup tanpa jaminan 25 tahun dijatuhkan. Crawford, Mylvaganam, dan Carty mendapat vonis serupa.

Di ruang sidang Jennifer tampak datar, tapi begitu media pergi, tangis dan gemetar muncul, emosi yang tersembunyi di balik citra anak sempurna.

Bentuk Pengasuhan Tiger Parenting

Anak dimarahi orangtua
Freepik

Bentuk pengasuhan tiger parenting yang Mama dapat dikenali adalah sebagai berikut:

  • Orangtua menetapkan aturan yang sangat ketat dan mengontrol hampir seluruh aspek kehidupan anak, termasuk jadwal belajar yang sangat padat dan membatasi waktu bermain serta sosialisasi anak.

  • Penekanan kuat pada pencapaian prestasi akademik atau ekstrakurikuler, dengan harapan anak selalu mendapatkan nilai tinggi dan berprestasi di segala bidang.

  • Orangtua sering kali tidak memberi ruang pada anak untuk mengutarakan pendapat atau memilih sendiri, bahkan mengabaikan keinginan dan kebebasan anak.

  • Menggunakan pendekatan otoriter, termasuk penggunaan hukuman fisik atau psikologis dan kritik yang keras untuk memotivasi anak.

  • Orangtua mengorbankan keseimbangan hidup anak demi keberhasilan jangka panjang, misalnya melarang anak mengikuti aktivitas yang dianggap mengganggu fokus belajar seperti bermain game atau menghadiri acara sosial.

  • Disiplin ketat dan kontrol penuh tanpa memberikan apresiasi secara cukup atas usaha anak, serta seringkali cinta dan dukungan diberikan berdasarkan pencapaian anak.

  • Orangtua merasa bahwa dengan cara ini anak akan menjadi tangguh, percaya diri, dan sukses di masa depan.

Meskipun tujuan utamanya adalah kesuksesan anak, pola asuh ini berisiko menyebabkan tekanan berlebihan dan dapat menghambat perkembangan emosional serta kreativitas anak jika tidak diimbangi dengan pengasuhan yang penuh kasih sayang dan pengertian.

Tanda-tanda Orangtua Tergolong Tiger Parenting

Ayah emosi terhadap anaknya
Freepik

Tanda-tanda orangtua yang tergolong tiger parenting meliputi:

  • Memberi banyak aturan ketat dan mengontrol hampir semua aspek kehidupan anak, termasuk jadwal belajar dan kegiatan sehari-hari.

  • Menuntut hasil prestasi akademik yang tinggi tanpa terlalu memperhatikan proses atau usaha anak.

  • Memiliki rasa cinta yang bersyarat, di mana penerimaan dan dukungan tergantung pada pencapaian anak.

  • Memaksa anak untuk mengikuti jalan yang orangtua inginkan dan sering membuat keputusan untuk anak tanpa melibatkan pendapat mereka.

  • Membatasi waktu bermain dan sosialisasi anak, sehingga anak memiliki rutinitas yang sangat terstruktur dan ketat.

  • Anak sering merasa takut mengecewakan orangtua karena ekspektasi yang tinggi dan takut mendapat hukuman jika gagal memenuhi standar.

  • Jarang memberikan pujian atau pengakuan, lebih banyak fokus pada kekurangan dan target pencapaian yang belum tercapai.

Pola asuh ini bisa membuat anak menjadi tertekan dan kurang bebas dalam mengembangkan diri, oleh karena itu Mama penting memahami tanda ini agar bisa menyesuaikan pendekatan pengasuhan yang lebih seimbang dan penuh kasih sayang.

Tips untuk Orangtua agar Dapat Mengontrol Diri

Sebuah pelukan
Freepik

Berikut tips untuk Mama agar dapat mengontrol diri dan menghindari pola pengasuhan tiger parenting:

  • Jangan langsung mendisiplinkan anak ketika mereka melakukan kesalahan. Coba dengarkan terlebih dahulu apa yang menjadi masalah dan berikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya.

  • Luangkan waktu untuk mengenal anak lebih dalam, berbagi cerita dan membangun hubungan yang hangat sehingga anak merasa aman dan nyaman untuk terbuka.

  • Beri anak pilihan dalam hal-hal yang sesuai usianya, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun keputusan kecil, agar mereka belajar kemandirian dan bertanggung jawab.

  • Jangan lupa memberikan pujian dan apresiasi atas usaha dan pencapaian anak, bukan hanya hasil akhir saja, agar anak merasa dihargai dan termotivasi.

  • Hindari menggunakan ancaman, hukuman fisik, atau tekanan berlebihan untuk memaksa anak memenuhi standar orangtua.

  • Kurangi fokus hanya pada prestasi akademik dan berikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi minat, kreativitas, dan perkembangan emosionalnya.

  • Ingat bahwa perkembangan anak yang sehat membutuhkan keseimbangan antara disiplin, kasih sayang, dan kebebasan untuk tumbuh.

Dengan menerapkan tips ini, Mama dapat menciptakan lingkungan pengasuhan yang mendukung perkembangan optimal anak tanpa membuat mereka merasa tertekan atau terkekang.

Tips Membangun Hubungan Baik dengan Anak

Orangtua yang menghormati anaknya
Freepik/jcomp

Untuk orangtua yang ingin membangun hubungan baik dengan anak, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:

  • Luangkan waktu berkualitas bersama anak secara rutin, misalnya melalui aktivitas bermain, bercerita, atau melakukan hobinya, agar tercipta kedekatan emosional yang kuat.

  • Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara, tunjukkan empati dan jangan segera menghakimi atau memotong pembicaraan, sehingga anak merasa dihargai dan didengar.

  • Berikan pujian yang tulus dan dorongan positif untuk setiap usaha dan pencapaian anak, bukan hanya fokus pada hasil akhir, guna meningkatkan rasa percaya diri mereka.

  • Ciptakan komunikasi terbuka dan jujur, ajak anak berdiskusi tentang perasaan, masalah, dan ide-ide mereka tanpa takut dihakimi.

  • Tetapkan batasan dan aturan dengan cara yang konsisten tapi penuh kasih sayang, agar anak merasa aman dan memahami harapan orangtua.

  • Tunjukkan kasih sayang secara verbal maupun fisik, seperti pelukan dan ucapan sayang, untuk memperkuat ikatan batin antara mama dan anak.

Dengan membangun hubungan yang hangat dan penuh pengertian, Mama bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bahagia, dan mandiri.

Sebagai penutup, penting bagi Mama untuk menyadari bahwa meskipun niat di balik tiger parenting adalah untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan anak, pola asuh ini bisa membawa dampak negatif yang serius.

Oleh karena itu, Mama perlu menyeimbangkan antara harapan dan kasih sayang, menciptakan lingkungan yang mendukung agar anak tumbuh optimal tidak hanya secara intelektual tetapi juga secara emosional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid