Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Siswa Cianjur Terindikasi LGBT Akan Dikirim ke Barak Militer

Siswa SMP
Pinterest.com/MASDAR BUDI SANTOSO

Perbincangan mengenai LGBT di Indonesia memang tidak pernah benar-benar selesai. Melihat hal ini pastinya Mama merasa khawatir dan bertanya-tanya, bagaimana sebaiknya menyikapi isu ini, terutama saat menyentuh dunia anak-anak? Tidak sedikit orangtua yang mungkin bingung, khawatir, atau bahkan merasa tidak siap menghadapi kenyataan bahwa isu LGBT semakin dekat dengan lingkungan keluarga dan sekolah.

Sebagai ibu, penting untuk memahami bahwa penyebab seseorang menjadi LGBT sangatlah kompleks. Bisa karena faktor genetik, psikologis, lingkungan sosial, bahkan pengaruh dari dirinya sendiri. Namun, faktor lingkungan sosial saat ini banyak dianggap sebagai pemicu utama. Lingkungan keluarga, pergaulan, dan pengalaman hidup sangat berpengaruh pada perkembangan identitas dan orientasi seksual anak.

Namun hal ini masih menjadi kontroversi. Pasalnya di Cianjur siswa yang terindikasi LGBT juga akan diikut sertakan dalam pendidikan militer tersebut. Oleh karena itu Popmama.com telah merangkum berita mengenai siswa di Cianjur yang terindikasi LGBT akan dikirim ke barak militer.

Siswa terindikasi LGBT di Cianjur: Apa yang terjadi?

Siswa terindikasi LGBT dikirim ke barak militer
Parboaboa.com

Belakangan, muncul kabar bahwa sejumlah siswa di Cianjur terindikasi LGBT dan akan dikirim ke barak militer. Informasi ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Pihak yang setuju berpendapat bahwa pengiriman ke barak militer bisa menjadi bentuk pembinaan karakter agar siswa kembali ke “jalur yang benar” sesuai norma masyarakat. Mereka berharap, lingkungan militer yang disiplin dan penuh tantangan bisa mengubah perilaku siswa.

Hal ini disampaikan oleh Bupati Cianjur, dr. Muhammad Wahyu saat setelah selesai upcara Hardiknas di Pendopo Cianjur,

"Kategorinya siswa yang memang bermasalah, dalam tanda kutip tawuran, mabuk-mabukan, merokok, melawan orangtua. Kalau memang ada yang terindikasi LGBT juga akan dibina. Nanti akan dilakukan pembinaan dan juga pendidikan bela negara. Di barak juga ada kita pendampingan dari psikolog juga ya, dari kesehatan. Nanti kita koordinasi mengenai teknisnya."

Namun, banyak pihak yang menolak kebijakan ini. Mereka menilai, pengiriman ke barak militer justru bisa memperparah stigma dan diskriminasi terhadap siswa LGBT. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pelatihan militer dapat mengubah orientasi seksual seseorang. Justru, langkah ini berpotensi menimbulkan trauma psikologis dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap siswa yang bersangkutan.

Perspektif hukum dan hak asasi manusia

Perspektif hukum mengenai LGBT
Freepik

Sebagai warga negara, setiap anak berhak mendapatkan perlindungan hukum dan bebas dari diskriminasi. Konstitusi dan undang-undang HAM menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan dari kekerasan. Pasal 28J UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hukum dan keadilan.

Namun, kebebasan ini juga dibatasi oleh norma agama, moral, dan kepentingan umum. Pengiriman siswa LGBT ke barak militer, jika dilakukan secara paksa, bisa dianggap sebagai bentuk diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Dampak sosial dan psikologis

Dampak psikologis pada anak
Freepik

Sebagai orangtua, tentunya Mama ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Kebijakan pengiriman siswa terindikasi LGBT ke barak militer berpotensi menimbulkan dampak sosial dan psikologis yang serius.

Siswa yang menjadi sasaran kebijakan ini bisa mengalami tekanan mental, depresi, bahkan trauma berkepanjangan. Mereka juga berisiko dikucilkan oleh lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Solusi yang lebih manusiawi

Solusi untuk siswa terindikasi LGBT
Freepik

Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, Indonesia seharusnya mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan manusiawi dalam menangani isu LGBT, termasuk di kalangan pelajar. Pendidikan karakter, konseling, dan pendekatan berbasis hak asasi manusia bisa menjadi solusi yang lebih efektif dan berkeadilan.

Isu LGBT memang tidak mudah, apalagi jika menyangkut anak-anak kita. Namun, sebagai ibu, kita harus menjadi pendamping terbaik bagi mereka. Berikan pemahaman, dukungan, dan kasih sayang, agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan berkelakuan baik. Solusi yang manusiawi, inklusif, dan berbasis hak asasi manusia harus menjadi prioritas kita, demi terwujudnya masyarakat yang adil dan beradab.

Itulah rangkuma berita mengenai siswa di Cianjur yang terindikasi LGBT dikirim ke barak militer. Mari, Ma, jaga dan dampingi anak-anak dengan kasih sayang dan pemahaman yang luas. Karena setiap anak berhak tumbuh bahagia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us