Anak Patuh karena Takut Dihukum? Ini Faktor yang Memengaruhinya!

Sering kali orangtua merasa frustrasi ketika anak hanya berkata "iya" tanpa benar-benar memahami apa yang dikatakan, dan meskipun telah diberi tahu berulang kali, kesalahan yang sama terus diulang.
Mungkin anak tampak nurut dan patuh, namun terkadang itu bukan karena pemahaman atau tanggung jawab, melainkan karena rasa takut dihukum.
Anak yang hanya patuh karena takut akan konsekuensi, tanpa menyadari pentingnya tanggung jawab, cenderung mengulang kesalahan yang sama.
Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi anak untuk hanya menurut tanpa benar-benar mengerti?
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengapa anak patuh karena takut dihukum? Disimak ya, Ma!
1. Belum mengerti tanggung jawab

Anak yang belum memahami pentingnya tanggung jawab lebih cenderung menghindari hukuman ketimbang menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.
Mereka belum mengerti bahwa setiap keputusan yang diambil harus disertai tanggung jawab.
Mama dan Papa bisa mulai mengajarkan konsep tanggung jawab dengan memberikan tugas kecil yang dapat diselesaikan anak, seperti merapikan mainan atau membereskan tempat tidur.
Berikan pujian saat mereka berhasil melakukannya agar anak merasa lebih dihargai dan memahami pentingnya tanggung jawab. Namun ingat Ma, memuji pun secukupnya ya dan disesuaikan dengan keberhasilan anak.
2. Emosi yang belum stabil

Anak-anak yang emosinya belum stabil sering kali kesulitan mengelola perasaan mereka. Ketika mereka hanya takut dihukum, mereka lebih cenderung menuruti orangtua tanpa memahami mengapa mereka melakukannya.
Cobalah untuk lebih sabar dan memahami perasaan anak. Ajak anak berbicara tentang perasaannya setelah kejadian tertentu dan bantu mereka mengidentifikasi emosi yang mereka rasakan.
Hal ini dapat membantu anak belajar cara mengelola emosi mereka lho, Ma.
3. Terbiasa dibantu orangtua

Anak yang sering dibantu oleh orangtua dalam berbagai hal cenderung tidak belajar untuk menyelesaikan masalah sendiri. Mereka lebih sering menuruti perintah tanpa memahami mengapa hal tersebut dilakukan.
Cobalah untuk memberi anak kesempatan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, walaupun dengan sedikit bantuan.
Biarkan mereka mencoba, bahkan jika itu berarti mereka akan membuat kesalahan. Ini adalah bagian dari proses belajar dan berkembang.
4. Tidak dibiarkan mencoba sendiri

Anak yang tidak diberi kesempatan untuk mencoba hal baru atau membuat keputusan sendiri sering kali tidak tahu bagaimana menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka.
Hal ini bisa membuat mereka hanya menurut tanpa memahami proses belajar lho, Ma.
Berikan anak ruang untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil keputusan. Misalnya, biarkan mereka memilih pakaian mereka sendiri atau memilih makanan untuk makan malam.
Cara ini akan membantu mereka merasa lebih bertanggung jawab terhadap pilihan mereka.
5. Trauma dihukum

Beberapa anak mungkin mengalami trauma atau rasa takut berlebihan akibat hukuman yang tidak adil atau terlalu keras.
Hal ini membuat mereka hanya menurut karena rasa takut dihukum, bukan karena pemahaman yang benar.
Hindari hukuman fisik atau verbal yang dapat menimbulkan trauma.
Cobalah menggunakan pendekatan disiplin yang lebih positif seperti memberi penjelasan tentang mengapa perilaku tertentu tidak dapat diterima dan menawarkan solusi atau alternatif yang lebih baik.
6. Komunikasi yang belum lancar

Ma, jika anak terlihat kesulitan dalam berkomunikasi, mereka mungkin tidak sepenuhnya mengerti alasan dibalik perintah atau aturan yang diberikan.
Hal ini membuat mereka hanya mengikuti tanpa memahami konteks atau nilai di baliknya.
Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak dan pastikan mereka mengerti alasan di balik setiap aturan.
Mama dan Papa bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, dan pastikan komunikasi berjalan dua arah sehingga anak merasa dihargai dan didengar.
Itulah informasi mengenai mengapa anak patuh karena takut dihukum? Semoga dengan pemahaman ini, Mama dan Papa bisa lebih bijak dalam mendidik anak agar mereka tidak hanya patuh karena takut, tapi juga memahami tanggung jawab.