Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Awas, Aplikasi Belajar Bahasa Duolingo Mengandung Unsur LGBTQ!

Duolingo.jpg
Blog.duolingo.com

Di era serba digital seperti saat ini, banyak orang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membantu segala kebutuhan hidup, termasuk dalam belajar bahasa Inggris.

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional menjadi salah satu alasan mengapa menguasai bahasa ini sangatlah penting. Meski di negara kita bukan menjadi bahasa wajib, penguasaan dan penggunaannya sudah menjadi suatu kebutuhan termasuk bagi anak-anak di dunia pendidikan.

Adanya aplikasi belajar bahasa Inggris seperti Duolingo dirasa sangat memudahkan anak yang banyak menggunakan gadget sehari-hari. Namun, sejumlah netizen menyerukan boikot terhadap aplikasi ini karena dianggap menanamkan ideologi LGBTQ.

Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan bagi banyak pihak, apalagi para orangtua, mengingat LGBTQ menjadi isu yang sensitif untuk anak-anak di bawah usia.

Bisa menjadi perhatian orangtua agar lebih hati-hati dalam mendampingi anak, berikut Popmama.com rangkumkan informasi seputar aplikasi bahasa Inggris Duolingo yang mengandung unsur LGBTQ.

1. Kemudahan yang ditawarkan dalam belajar bahasa

Duolingo
Playstore/Duolingo

Duolingo sendiri adalah platform belajar online yang berasal dari Amerika Serikat. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan oleh Luis von Ahn dan Severin Hacker pada tahun 2011.

Sejak dikembangkannya itulah, Duolingo mulai popular di dunia hingga saat ini dan telah digunakan oleh ratusan juta pengguna aktif di berbagai belahan dunia.

Tak dipungkiri bahwa di era digital ini, anak-anak akan lebih tertarik mempelajari sesuatu yang sifatnya tidak monoton. Itulah mengapa aplikasi ini didesain sedemikian rupa seperti layaknya sebuah game online.

Terdapat beberapa bahasa yang bisa anak pilih untuk dipelajar, kemudian ada juga level serta tantangan, kesempatan naik level, hingga reward and punishment yang mana semua hal ini sudah menyerupai permainan online, bukan?

Dan yang terpenting, aplikasi ini juga punya tampilan dari segi grafik dan animasi yang menarik sehingga anak akan lebih betah berlama-lama belajar di aplikasi daripada belajar monoton lewat buku.

2. Di balik kemudahan yang ditawarkan, ada unsur LGBTQ di dalamnya

Duolingo
Popmama.com/Screenshot Duolingo App

Dari semua kemudahan yang ditawarkan aplikasi Duolingo dalam mempelajari berbagai bahasa, ternyata aplikasi ini banyak mendapatkan seruan negatif dan boikot karena mengandung unsur LGBTQ.

Hal ini seperti yang dirasakan oleh Mama Eghy, salah seorang mama yang berbagi pengalamannya kepada Popmama.com saat putrinya mengemukan adanya unsur LGBTQ di aplikasi tersebut.

Dalam ceritanya, Mama Eghy menjelaskan bahwa saat itu sang putri membagikan tangkapan layar saat ia sedang belajar bahasa Inggris menggunakan Duolingo.

Di tangkapan layar yang dibagikan sang anak, terdapat percakapan karakter perempuan yang menjawab bahwa dia tidak memiliki suami tetapi istri.

"I don't have a husband. I have a very difficult wife. She does not want to go (Saya tidak punya suami. Saya punya istri yang sangat sulit diatur. Dia tidak mau pergi)," begitulah isi percakapan yang diungkapkan karakter perempuan dalam aplikasi tersebut.

Mendapatkan laporan dari sang anak, Mama Eghy sebagai orangtua tentu merasa khawatir dan perlu mengimbau para orangtua lainnya untuk lebih waspada untuk terus mendampingi anaknya.

"Kaget banget pas dikirimin ini sama anak aku, jadi orangtua mesti lebih hati-hati. Terutama kalau anaknya masih di bawah 7 tahun, takutnya anak menormalisasi hal demikian. Padahal di Indonesia dan di agama yang disahkan di negara ini, tidak membenarkan pasangan sejenis," cerita Mama Eghy kepada tim Popmama.

3. Pernah terlibat penyebaran propaganda di Rusia

duolingo russian
Youtube.com/ParashockX

Isu terkait adanya unsur LGBTQ yang ditanamkan kepada para penggunanya ini ternyata bukanlah isu baru, Ma. Sebelumnya Duolingo juga sempat terindikasi terlibat dalam penyebaran propaganda LGBTQ akibat masuknya materi LGBTQ ke dalam latihan bahasa mereka di Rusia.

Di tahun 2024 lalu, sebuah organisasi pegiat HAM di Novosibirsk memicu perbincangan publik setelah menyuarakan keprihatinan mengenai materi pembelajaran tertentu yang ada di aplikasi tersebut.

Situasi ini semakin pelik mengingat aturan hukum Rusia yang memberlakukan larangan keras terhadap propaganda LGBTQ.

Merespons hal ini, Roskomnadzor selaku badan pengawas telekomunikasi Rusia memberikan surat teguran kepada Duolingo agar platform tersebut tidak menyebarkan konten yang dinilai mendorong orientasi seksual di luar norma yang berlaku.

Duolingo pun merespons dengan menghapus konten-konten yang dianggap sensitif tersebut dari sistem pembelajaran mereka.

4. Tips memilih aplikasi yang tepat untuk anak

parents with kids playing gadget together
Freepik.com

Apa yang terjadi pada isu Duolingo bukanlah kali pertama sebuah aplikasi belajar bahasa untuk anak-anak hadir dengan membawa unsur LGBTQ, yang tentunya kian menimbulkan keresahan untuk orangtua.

Untuk itu, berikut berikan beberapa tips dan trik memilih aplikasi yang tepat untuk anak-anak di rumah.

  1. Baca ulasan dan rating. Jika terdapat unsur LGBTQ dalam sebuah aplikasi, biasanya pengguna akan memberikan ulasan sebagai bahan pertimbangan untuk pengguna lainnya.

  2. Pastikan aplikasi menyediakan pengaturan orang tua (parental control) untuk memfilter konten, agar anak lebih aman dalam pengawasan ketat orangtua.

  3. Unduh aplikasi berbasis kurikulum resmi. Lebih baik memilih aplikasi yang mengacu pada kurikulum pendidikan nasional atau internasional standar agar lebih terjamin keamanan kontennya.

  4. Awasi penggunaan secara langsung. Di tengah kesibukan, pastikan Mama atau Papa tetap menemani anak saat menggunakan aplikasi belajar online untuk memantau contoh kalimat/dialog yang muncul. Jika menemukan konten tidak sesuai, segera laporkan atau uninstall aplikasi.

Itu dia informasi terkait aplikasi belajar Duolingo yang dilaporkan mengandung unsur LGBTQ. Dari keresahan orangtua yang mengalami hal ini pada anaknya, diharap bisa menambah wawasan bagi orangtua lainnya agar lebih waspada dalam mendampingi anak.

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us