7 Fakta Musik Bantu Kembangkan Kognitif Anak, dari Fokus hingga Empati

- Musik melatih koneksi otak kanan dan kiri dengan aktivitas musik seperti bernyanyi atau menari
- Musik meningkatkan daya ingat dan konsentrasi anak melalui interaksi dengan musik sejak dini
- Musik membentuk empati dan kecerdasan emosional anak melalui ekspresi musik dan mendengarkan lagu
Musik bukan cuma sekadar hiburan, Ma. Bagi anak-anak, musik adalah bahasa pertama untuk mengenal dunia.
Melalui nada, ritme, dan gerak, anak belajar menghubungkan suara dengan emosi, mengenali pola, hingga melatih koordinasi tubuh.
Menurut Psikolog Analisa Widyaningrum, musik bukan sekadar hiburan bagi anak, tapi sarana alami untuk menstimulasi kecerdasan, empati, dan fokus. Aktivitas musik aktif seperti bernyanyi, menari, atau memainkan alat musik sederhana bahkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif hingga 34%.
Hal ini disampaikan Analisa dalam wawancara pada Selasa (7/10/25), di acara “Press Conference - Parentalk Festival 2025, Let’s Groove and Play!”.
Menurutnya, musik bisa membantu anak berpikir lebih tajam, mudah fokus, dan bahkan memiliki kemampuan sosial yang lebih baik ketika dilakukan secara konsisten bersama orang tua.
Yuk, simak 7 cara musik bantu kembangkan kognitif anak yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama!
1. Melatih koneksi otak kanan dan kiri

Setiap kali anak bernyanyi atau bergerak mengikuti irama, dua sisi otaknya bekerja secara bersamaan. Visual dan motorik yang menstimulai anak mengembangkan otaknya. Otak kanan berperan dalam kreativitas dan emosi, sementara otak kiri bertanggung jawab pada logika dan bahasa.
Kegiatan musik seperti menepuk irama atau mengikuti tempo membantu membangun konektivitas antara kedua sisi otak, sehingga anak lebih mudah memecahkan masalah dan memahami hal-hal baru.
Musik juga meningkatkan kemampuan anak dalam multitasking, karena ia belajar mendengarkan, bergerak, dan berpikir di waktu yang sama.
“Kalau dulu kita baca buku ke anak, sekarang kita hadapi dengan teknologi. Bisa dengan mendengar musik, melihat YouTube dan kegiatan motorik lainnya yang sedang disenangi. Juga, bagaimana kita memanfaatkan teknologi agar sesuai dengan perkembangan umurnya. Paling penting adalah bagaimana orang tua tetap hadir dan menciptakan kelekatan postif terhadap anak,” ujar Psikolog Analisa Widyaningrum
2. Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi

Saat anak mengingat lirik, urutan nada, dan irama, ia sebenarnya sedang melatih otak menyimpan informasi jangka pendek. Semakin sering dilatih, semakin kuat kemampuan anak untuk memusatkan perhatian dan mengingat hal-hal penting, keterampilan dasar untuk sukses di sekolah nanti.
Menurut penelitian, anak yang rutin berinteraksi dengan musik cenderung memiliki fokus yang lebih baik dan mampu belajar akademik lebih cepat.
Maka, ada baiknya apabila anak sedini mungkin dikenalkan pada alat musik dan membiarkannya melakukan eksplorasi sebanyaknya.
3. Membentuk empati dan kecerdasan emosional

Musik punya kekuatan luar biasa untuk menyentuh emosi. Saat anak mendengarkan lagu sedih atau ceria, ia belajar mengenali perasaan yang bukan hanya miliknya, tapi juga orang lain.
Anak yang terbiasa mendengarkan dan mengekspresikan diri lewat musik akan lebih peka terhadap lingkungan sosialnya dan mampu memahami emosi orang lain dengan lebih baik.
Dalam wawancara tersebut, Psikolog Analisa Widyaningrum menyampaikan bahwa anak yang cerdas punya konektivitas yang tinggi sehingga bisa berempati dan berpikir logis. “Biarkan anak melakukan eksplorasi terhadap musik mungkin lewat lirik lagu atau dengan musik video. Secara natural anak akan mengenal berbagai macam emosi, ekspresi dan bahasa baru sehingga visual, motorik, dan kinetiknya akan terintegrasi.”
4. Musik aktif bikin anak lebih cerdas

Menurut hasil riset yang dikutip psikolog, anak yang aktif bermusik memiliki peningkatan kognitif hingga 34% dibanding anak yang hanya mendengarkan musik secara pasif. Aktivitas musik aktif melibatkan lebih banyak area otak, termasuk bagian yang mengatur bahasa, motorik, dan pemecahan masalah.
Contohnya, ketika anak menepuk tangan mengikuti lagu, ia melatih koordinasi antara pendengaran, penglihatan, dan gerakan tubuh.
Proses ini mengasah konektivitas saraf yang penting untuk kemampuan berpikir kompleks di masa depan.
Meskipun orangtua tidak bisa bermain musik, kebiasaan mengenalkan musik untuk anak dapat dimulai dari pemutaran lagu secara berulang atau dengan nyanyian sederhana setiap hari.
5. Menstimulasi bahasa dan pola bicara

Bernyanyi dan mendengarkan musik membantu anak memahami ritme dalam berbicara. Lirik lagu melatih anak mengenali pola bunyi, suku kata, dan intonasi. Anak yang terbiasa menyanyi biasanya lebih cepat berbicara dan punya kosakata lebih kaya.
Musik juga membantu anak yang cenderung pendiam atau terlambat bicara, karena memberikan ruang ekspresi yang tidak menuntut kata-kata formal. Melalui musik, mereka belajar bahwa berkomunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti suara, gerak, bahkan ekspresi wajah.
“Bahasa pertama bagi anak adalah bagaimana ia mengenal ekspresi wajah orang disekitarnya. Berdasarkan pengalaman dari klien-klien saya, anak yang terlambat secara kognitif itu karena kurangnya interaksi dengan orangtua. Musik memberikan peran untuk menampilkan facial expressions dari orangtua yang menjadi fase wajib dilewati oleh anak dan mempengaruhi kedekatan atau bonding berikutnya,” tutur Psikolog Analisa Widyaningrum.
6. Jembatan kedekatan emosional dengan orangtua

Menurut Psikolog Analisa Widyaningrum dan didukung studi terkait, bernyanyi bersama anak adalah salah satu bentuk bonding terbaik, Ma.
Setiap tawa dan gerakan kecil saat Mama dan Papa ikut berjoget akan memicu pelepasan hormon dopamin, yaitu hormon bahagia yang memperkuat rasa nyaman dan kedekatan emosional anak.
Momen seperti ini membuat anak merasa aman, dicintai, dan dihargai. Menurut psikolog, anak yang memiliki ikatan emosional kuat dengan orang tuanya cenderung lebih percaya diri dan mudah beradaptasi secara sosial.
Jadi, jangan malu ikut nyanyi lagu anak-anak bareng si Kecil ya, Ma!
7. Konsisten tunjukkan daya juang dan tanggung jawab

Peran pertama orangtua adalah dengan memberikan ruang seluas-luasnya untuk anak melakukan eksplorasi. Ketika anak memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu, maka orangtua berperan memberikan stimulus kepada anak.
Musik berperan besar dalam membentuk daya juang anak sekaligus melatihnya untuk bertanggung jawab penuh atas apa yang ia miliki. Melalui ritme, nada, dan proses belajar yang konsisten, anak belajar tentang disiplin, ketekunan, dan arti menyelesaikan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Ma, ternyata kecerdasan akademik dan kecerdasan emosional anak bisa lebih seimbang, jika orang tua rutin mendampingi nserta menstimulasinya dengan bermusik secara akfit, ya!. Itulah 7 cara musik bantu kembangkan kognitif anak.
Semangat membersamai stimulasi anak ya Ma!



















