Cara Papa Yuda Fajrin Mengajarkan Kodrat Laki-Laki pada Anak

- Menjelaskan identitas laki-laki sejak dini dengan bahasa yang sederhana Anak perlu mengenal siapa dirinya sejak kecil, agar memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai laki-laki.
- Mengajarkan nilai moral berdasarkan keimanan dan akhlak baik Pentingnya mengikuti ajaran agama dan memahami mana yang baik dan buruk, serta memiliki hati yang beriman dan berakhlak baik.
- Menumbuhkan keberanian untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab Menanamkan nilai tanggung jawab dan keberanian sejak dini, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang bisa diandalkan.
Menjadi laki-laki bukan hanya soal tumbuh besar dan kuat, tapi juga tentang mengenal jati diri dan bertanggung jawab atas pilihan hidupnya. Nilai-nilai ini penting dikenalkan sejak anak masih kecil, agar mereka tumbuh dengan arah yang jelas.
Hal inilah yang juga diterapkan oleh Yuda Fajrin, suami dari Marsha Natika, seorang model dan aktris. Lewat berbagai unggahannya di media sosial, Yuda sering membagikan momen kebersamaan bersama kedua anak laki-lakinya.
Dalam salah satu videonya di Instagram, ia terlihat berdiskusi santai dengan anak-anaknya tentang kodrat laki-laki menurut ajaran agama. Bukan dengan nada menggurui, tapi lewat penjelasan yang lembut dan mudah dipahami anak.
Dari momen singkat itu, ada beberapa hal yang bisa Papa pelajari untuk membantu anak laki-laki memahami jati dirinya sejak dini.
Berikut Popmama.com mengajarkan kodrat laki-laki pada anak ala Yuda Fajrin. Disimak, ya!
1. Menjelaskan identitas laki-laki sejak dini dengan bahasa yang sederhana
Anak laki-laki perlu mengenal siapa dirinya sejak kecil. Bukan untuk membedakan atau merasa lebih unggul, tapi agar ia memahami peran dan tanggung jawab yang melekat pada dirinya sebagai laki-laki.
Dalam video yang diunggah di Instagram, Yuda Fajrin mengajak kedua anaknya berbincang tentang kodrat laki-laki dengan cara yang santai. Ia menggunakan bahasa yang sederhana, menyesuaikan dengan usia anak, sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima tanpa rasa takut atau bingung.
Dari situ, terlihat bahwa mengenalkan nilai diri bukan berarti harus lewat ceramah panjang. Justru lewat percakapan ringan seperti ini, anak belajar mengenal identitasnya dengan cara yang menyenangkan dan penuh kehangatan dari figur Papanya sendiri.
2. Mengajarkan nilai moral berdasarkan keimanan dan akhlak baik

Nilai moral dan akhlak jadi fondasi penting dalam tumbuh kembang anak. Di usia sekolah dasar, anak mulai banyak bertanya tentang hal-hal yang mereka lihat di sekitar. Di momen seperti inilah peran Papa dibutuhkan untuk memberi arahan yang jelas dan menenangkan.
Dalam videonya, Yuda Fajrin menekankan pentingnya mengikuti ajaran agama dan memahami mana yang baik dan buruk. Ia mengajarkan anak untuk berpegang pada nilai-nilai yang diajarkan Allah dan Rasulullah, tapi tetap dengan cara yang lembut dan penuh kasih.
Pendekatan seperti ini membantu anak belajar bahwa menjadi laki-laki bukan hanya soal kuat secara fisik, tapi juga memiliki hati yang beriman dan berakhlak baik. Papa bisa mulai dari hal sederhana, seperti mengingatkan anak untuk bersikap jujur, sopan, dan menghormati orang lain tanpa menghakimi.
3. Menumbuhkan keberanian untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab

Setiap anak laki-laki punya rasa ingin tahu yang besar dan semangat untuk mencoba hal baru. Di sinilah Papa bisa menanamkan nilai tanggung jawab dan keberanian sejak dini, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang bisa diandalkan.
Lewat percakapan yang hangat, Yuda Fajrin mengajarkan bahwa menjadi laki-laki bukan soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang mau berbuat baik dan menjaga orang di sekitarnya. Ia mengingatkan anak-anaknya untuk menghormati perempuan dan memahami bahwa peran laki-laki juga berarti menjadi pelindung, bukan penguasa.
Dengan menanamkan nilai ini sejak kecil, anak belajar bahwa tanggung jawab tidak datang dari tuntutan, melainkan dari kesadaran diri. Papa bisa mencontohkannya lewat hal kecil, seperti menepati janji, membantu Mama di rumah, atau menjaga adik dengan penuh kasih.
4. Memberi teladan lewat sikap sehari-hari

Anak belajar paling banyak dari apa yang mereka lihat setiap hari. Bagi anak laki-laki, sosok Papa adalah panutan pertama tentang bagaimana menjadi pria yang sesungguhnya.
Yuda Fajrin menunjukkan bahwa memberi contoh nyata jauh lebih berpengaruh daripada sekadar menyuruh. Dalam keseharian, Papa bisa mencontohkan sikap lembut, disiplin, dan tanggung jawab. Saat anak melihat Papanya bersikap sopan, menghormati orang lain, dan menepati janji, mereka akan meniru hal yang sama tanpa harus diminta.
Dari sini, anak belajar bahwa menjadi laki-laki bukan tentang menunjukkan kekuatan, melainkan tentang menjadi pribadi yang bisa dipercaya, menyayangi keluarga, dan menjalankan peran dengan penuh kasih.
Itulah rangkuman bagaimana cara mengajarkan kodrat laki-laki pada anak ala Yuda Fajrin.



















