Cara The Hartono's Family Ajari Anak Ungkap Perasaan Sejak Dini

Membesarkan anak yang cerdas secara emosional tentu menjadi dambaan bagi setiap orangtua. Salah satu fondasinya adalah kemampuan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan baik, dan peran kita dalam memvalidasi emosi tersebut sangat krusial.
Memvalidasi perasaan anak bukan berarti selalu setuju dengan tindakannya, Ma, melainkan mengakui bahwa apa yang mereka rasakan adalah nyata dan penting.
Seperti yang tercermin dari pola asuh Nadia Prederica terhadap si kembar, Clay dan Cliff Hartono. Video viral Cliff menangis meluapkan emosinya mendapat pujian atas cara Mama Nadia menanganinya.
Lalu, seperti apa pola asuh yang diajarkan keluarga Hartono kepada si kembar yang sebentar lagi akan menjadi kakak? Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya.
1. Mengakui rasa sakit hati ketika mendapat penolakan
Dalam sebuah video yang dibagikan Mama Nadia pada bulan Juni lalu, Cliff, si bungsu dari kembar Hartono, terlihat menangis setelah menolak pelukan mamanya.
Dalam video tersebut, si bungsu menangis lantaran sakit hati permintaannya ditolak oleh sang Mama.
"Sebelumnya kan mommy bilang nggak mau peluk adek, jadi adek tungguin sampe mommy mau peluk adek," ucap sang anak sembari tersedu.
Air mata itu bukanlah rengekan biasa, melainkan luapan kekecewaan karena sebelumnya permintaannya untuk dipeluk justru ditolak oleh Mama Nadia yang sedang tidak enak badan.
Sebagai informasi, Mama dari si kembar Hartono's Family ini tengah mengandung anak ketiganya. Di mana pada fase trimester pertama kehamilan tersebut, ia merasa lebih mudah mual dan pusing, sehingga menolak permintaan anaknya.
Tangis Cliff menunjukkan betapa dalamnya perasaan seorang anak bisa terluka oleh penolakan yang mungkin dianggap sepele oleh orang dewasa.
Momen ini mengajarkan kita bahwa hati anak sangatlah sensitif, dan penolakan, sekecil apapun, dapat meninggalkan bekas yang perlu ditangani dengan hati-hati.
2. Memvalidasi perasaan anak dan menjelaskan alasan yang sejujurnya

Dari cerita tersebut, Mama Nadia yang merasa lebih baik setelah muntah pun langsung menghampiri Cliff untuk memeluknya. Namun, adik dari Clay Hartono itu merasa sudah terlanjur sakit hati dan tak mau lagi dipeluk sang Mama.
Meski Cliff yang menolak tawaran pelukan sang Mama, ia jugalah yang pada akhirnya menangis karena merasa sedih. Menyadari kesedihan Cliff, Mama Nadia membiarkannya agar perasaan si bungsu jadi lebih lega.
Ia mendatangi Cliff, mendengarkan keluhannya dengan penuh perhatian serta tak lupa meminta maaf. Lebih dari itu, ia juga menjelaskan dengan jujur alasan di balik penolakannya, yaitu karena sedang hamil dan sering muntah.
"Adek gak salah, perasaannya valid. Dia cuma blm paham klo orang hamil akan sering bgt muntah, dia cuma ingin peluk2an sm mommyny tp pas minta peluk ternyata tertolak," tulis Mama Nadia dalam caption unggahannya tersebut.
Dengan memvalidasi perasaan, anak merasa dipahami. Dengan meminta maaf, orangtua mengajarkan tanggung jawab. Dan dengan menjelaskan alasannya, orangtua membangun pemahaman dan empati pada anak.
3. Membangun kebiasaan mengungkapkan emosi sejak kecil

Apa yang dilakukan Mama Nadia terhadap Cliff dalam video tersebut adalah contoh pola asuh yang bisa diterapkan orangtua mana pun.
Langkahnya sederhana dengan hadir sepenuhnya, mendengarkan tanpa menghakimi, mengakui perasaannya, dan bantu anak memberi nama pada emosi yang mereka rasakan seperti bertanya, "Adek sedih karena tadi Mama nggak bolehin peluk, ya?"
Kebiasaan ini jika dilakukan konsisten, akan melatih anak untuk tidak memendam emosi mereka, Ma. Alih-alih meledak atau menyimpannya sendiri, anak justru terbiasa mengomunikasikan perasaannya dengan kata-kata, yang merupakan keterampilan hidup yang sangat berharga.
Unggahan ini pun langsung mendapat banjir komentar pujian dari netizen, yang menilai cara pola asuh keluarga Hartono kepada kedua anaknya bisa jadi pembelajaran untuk diterapkan pada anak-anak masa kini.
Proses mendidik anak untuk memahami dan mengungkapkan emosi memang tak instan, tapi dimulai dari momen kecil sehari-hari seperti yang diterapkan Hartono's Family pada si kembar Clay dan Cliff.
Semoga bisa jadi pembelajaran untuk diterapkan pada anak-anak di rumah ya, Ma.



















