5 Didikan Wajib untuk Anak 6–10 Tahun, agar Jujur dan Mandiri

- Ajari anak mengelola emosi tanpa teriak, agar mereka belajar mengekspresikan perasaan dengan tepat dan mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih baik.
- Ajarkan anak jujur, bukan mengejar kesempurnaan, sehingga mereka belajar mengakui kesalahan dan membangun kepercayaan diri serta hubungan yang sehat.
- Tugas rumah membantu anak lebih percaya diri, karena tanggung jawab di rumah membangun rasa percaya diri sejak dini dan membuat mereka merasa dihargai dalam keluarga.
Masa tumbuh kembang anak merupakan fase penting di mana mereka mulai belajar mengenal tanggung jawab, mengelola emosi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Keterampilan dan kebiasaan yang dibiasakan sejak dini akan menjadi pondasi penting bagi perkembangan mereka ke depan.
Untuk itu, penting bagi Mama untuk memperhatikan apa saja yang bisa diajarkan sejak kecil. Kebiasaan baik yang diterapkan saat ini akan membantu mereka menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi berbagai tantangan sehari-hari.
Berikut Popmama.com bagikan hal-hal penting yang bisa Mama ajarkan sejak anak usia 6–10 tahun agar anak tumbuh dengan baik. Disimak ya, Ma!
1. Ajari anak mengelola emosi tanpa teriak

Anak-anak sering merasakan emosi yang besar, mulai dari marah hingga frustrasi. Hal ini wajar dan menjadi bagian dari perkembangan mereka. Namun, penting bagi Mama untuk mengajarkan cara mengekspresikan perasaan dengan tepat, tanpa harus menjerit atau menangis berlebihan.
Misalnya, saat anak marah karena kakaknya mengambil mainan tanpa izin, Mama bisa membimbingnya berkata, “Aku nggak suka saat Kakak mengambil mainanku tanpa minta izin.” Atau ketika anak frustrasi dengan pekerjaan rumah, ajak mereka untuk istirahat sebentar, tarik napas, lalu lanjut mencoba lagi dengan tenang.
Dengan membiasakan anak mengekspresikan emosi secara sehat, mereka akan belajar mengenali perasaan sendiri dan orang lain, serta mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih baik.
2. Ajari anak jujur, bukan mengejar kesempurnaan

Kejujuran lebih penting daripada kesempurnaan. Anak sering merasa harus selalu benar atau melakukan semuanya dengan sempurna, tapi Mama bisa mengajarkan bahwa berkata jujur adalah hal yang lebih berharga.
Misalnya, ketika anak lupa mengerjakan PR, Mama bisa berkata dengan tenang, “Mama senang kamu memberitahu Mama kalau PR-mu belum selesai. Sekarang kita cari cara supaya bisa mengejar ketertinggalan.” Dengan begitu, anak belajar bahwa mengakui kesalahan bukan hal yang menakutkan, dan Mama tetap mendukung mereka untuk memperbaiki diri.
Membiasakan anak jujur sejak dini membantu membangun kepercayaan diri dan hubungan yang sehat antara anak dan orangtua.
3. Tugas rumah membantu anak lebih percaya diri

Memberikan anak tanggung jawab di rumah dapat membangun rasa percaya diri sejak dini. Dengan belajar menyelesaikan tugas-tugas sederhana, anak mama mulai memahami arti kontribusi dan kerja sama.
Contohnya, Mama bisa meminta anak membantu mencuci piring setelah makan, menyapu lantai, melipat pakaian, atau membantu menyiapkan makanan sederhana. Aktivitas ini bukan hanya mengajarkan kemandirian, tetapi juga membuat anak merasa dihargai karena ikut berkontribusi dalam keluarga.
Dengan terbiasa memegang tanggung jawab, anak mama belajar bahwa setiap usaha mereka penting dan berdampak, sehingga rasa percaya diri mereka semakin tumbuh.
4. Ajari anak bahwa bersikap baik tidak selalu harus mengiyakan

Anak-anak perlu memahami bahwa bersikap baik tidak selalu berarti harus menyetujui semua permintaan orang lain. Mengajarkan batasan sejak dini membantu anak mama belajar tegas dan tetap sopan.
Misalnya, ketika teman meminta tukar makanan, anak bisa menjawab dengan tenang, “Aku tidak mau menukar makanan kita hari ini, tapi aku bisa duduk dan makan bersamamu.” Dengan begitu, anak belajar menjaga perasaan orang lain sekaligus menghargai diri sendiri.
Membiasakan anak menetapkan batasan yang sehat membantunya menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri, sekaligus tetap ramah kepada orang lain.
5. Ajari anak bahwa kesalahan adalah proses belajar

Kesalahan adalah bagian dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus membuat anak merasa malu. Anak mama perlu diarahkan bagaimana cara memperbaiki dan melakukan lebih baik di kesempatan berikutnya.
Misalnya, jika anak terburu-buru menyelesaikan pekerjaan rumah dan ada yang terlewat, Mama bisa bilang, “Lain kali coba lakukan lebih pelan dan periksa hasilmu sebelum bilang selesai.” Atau ketika anak lupa membawa PR ke sekolah, Mama bisa mengingatkan, “Lain kali kita masukkan buku PR di tas malam sebelumnya supaya tidak lupa.”
Dengan membiasakan anak usia 6–10 tahun memandang kesalahan sebagai peluang belajar, mereka akan lebih percaya diri menghadapi tantangan, bertanggung jawab atas tindakan, dan siap menghadapi kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri.
Mengajarkan kebiasaan baik sejak dini sangat penting untuk perkembangan anak mama. Dengan membimbing anak usia 6–10 tahun mengelola emosi, jujur, bertanggung jawab, menetapkan batasan, dan belajar dari kesalahan, Mama membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan siap menghadapi tantangan sehari-hari.
Terus dukung si Anak dengan kesabaran dan kasih sayang, karena setiap pembelajaran kecil yang Mama tanamkan hari ini akan menjadi pondasi kuat untuk masa depan mereka.



















