“Being invited back… is evidence that the partnership is working and hopefully it will continue to grow,” ujarnya.
Fakta Pertunjukan Balet Cinderella oleh Étoile Dance Center x Ballet Manila

- Kolaborasi Étoile Dance Center dan Ballet Manila berlanjut untuk tahun kedua
- Musik dan koreografi dibuat lebih ringan agar mudah dinikmati anak-anak
- Penari muda Indonesia lolos seleksi ketat sejak bulan Juni
Étoile Dance Center bekerja sama dengan Ballet Manila akan menampilkan pertunjukan balet Cinderella pada 15–16 November 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan. Kolaborasi ini menghadirkan produksi balet klasik yang digarap dengan sentuhan modern dan visual ramah keluarga.
Pertunjukan tersebut melibatkan penari profesional dari Ballet Manila serta puluhan penari muda Indonesia yang terpilih melalui proses audisi ketat sejak bulan Juni. Para penari dari kedua negara telah berlatih intensif untuk menghadirkan pementasan penuh keajaiban di atas panggung.
Berikut Popmama.com rangkum beberapa fakta menarik tentang pertunjukan balet Cinderella persembahan Étoile Dance Center dan Ballet Manila, sebuah kolaborasi internasional yang siap menghadirkan pengalaman panggung memukau untuk anak dan orangtua.
Yuk, disimak!
Kolaborasi Étoile Dance Center dan Ballet Manila Berlanjut untuk Tahun Kedua

Pertunjukan Cinderella menjadi lanjutan kolaborasi Étoile Dance Center dan Ballet Manila setelah sebelumnya bekerja sama untuk menampilkan Le Corsaire. Kedua pihak menyebutkan bahwa keberlanjutan kerja sama ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan artistik yang terbangun sejak tahun sebelumnya.
Artistic & CEO Ballet Manila, Lisa Macuja Elizalde, menyebutkan bahwa kesempatan kembali bekerja sama merupakan bukti bahwa kemitraan ini berjalan baik dan layak diteruskan.
Kolaborasi ini juga sejalan dengan visi Étoile Dance Center untuk membawa pengalaman balet bertaraf internasional ke Indonesia, sekaligus membuka ruang bagi penari muda lokal untuk belajar langsung dari para profesional Asia.
Musik dan Koreografi Dibuat Lebih Ringan agar Mudah Dinikmati Anak-anak

Pada pementasan tahun ini, tim memilih pendekatan musik yang lebih ringan agar cerita Cinderella dapat dinikmati oleh penonton muda. Mereka tidak menggunakan seluruh komposisi klasik karya Sergei Prokofiev yang biasa menjadi musik utama balet ini, karena ritmenya dinilai terlalu berat dan kompleks untuk anak-anak.
Sebagai gantinya, dipilih musik dari Rodgers & Hammerstein serta elemen musikal dari film Cinderella versi Disney. Lisa Macuja Elizalde, selaku koreografer, menjelaskan bahwa musik adalah fondasi utama dalam proses kreatifnya.
“I need the music before I can create the steps,” ujar Lisa saat sesi tanya jawab dengan media.
Pendekatan musik tersebut dipadukan dengan koreografi yang lebih ekspresif, termasuk sentuhan broadway dan gerakan modern lainnya. Hasilnya, Cinderella hadir sebagai balet klasik yang terasa hangat dan mudah diikuti oleh anak-anak tanpa meninggalkan unsur magis cerita aslinya.
Penari Muda Indonesia Lolos Seleksi Ketat sejak Bulan Juni

Lebih dari 60 penari muda Indonesia terlibat dalam produksi Cinderella setelah melalui proses seleksi dan latihan intensif. Dalam sesi tanya jawab, Ade selaku ballet mistress menjelaskan bahwa pemilihan dilakukan bertahap sejak Juni dan hanya penari yang memenuhi standar teknik serta komitmen latihan yang dapat bergabung.
“Almost 70… the requirements are very strict,” ungkapnya.
Proses latihan berlangsung setiap minggu dengan jadwal yang disesuaikan kebutuhan produksi. Selain itu, pengajar dari Manila turut datang ke Jakarta secara berkala untuk membimbing para penari. Pendekatan ini dilakukan agar seluruh cast dapat mencapai kualitas gerak yang seragam menjelang hari pertunjukan.
Empat Kerajaan dan Karakter Hewan Jadi Ciri Khas Versi Indonesia

Salah satu hal yang membuat Cinderella versi Indonesia berbeda dari penampilannya di negara lain adalah hadirnya empat kerajaan dalam cerita. Dalam penjelasannya, Lisa menyebut bahwa elemen ini tidak ada di versi Manila atau beberapa negara lain yang pernah menampilkan Cinderella.
Di Indonesia, keempat kerajaan tersebut menambah variasi adegan dan menjadi bagian penting dari pencarian sang pangeran.
Selain kerajaan, pementasan ini juga menghadirkan berbagai karakter hewan seperti rusa, kelinci, bunga, kupu-kupu, hingga para peri pada adegan transisi. Seluruh bagian ini dikoreografikan oleh koreografer Indonesia, sehingga memberikan nuansa lokal yang membuat pertunjukan terasa lebih segar dan dekat dengan penonton keluarga.
“We have deer, flowers, butterflies, bunnies, fairies, and choreographed by Indonesian choreographers,” ujar Lisa.
Penambahan karakter hewan dan kerajaan menjadikan pementasan lebih menarik visualnya bagi anak-anak, sekaligus memberikan ruang lebih luas bagi penari muda untuk tampil dalam berbagai peran.
Neva Elena Ceritakan Tantangan Latihan dan Rasa Bangga Tampil

Penari muda Indonesia, Neva Elena, menjadi salah satu bagian penting dalam produksi Cinderella tahun ini. Ia terlibat melalui proses audisi yang ketat dan menjalani latihan intensif sejak Juni. Dalam siaran pers, Neva menyebut pengalaman ini sebagai kesempatan yang membanggakan karena ia dapat tampil bersama para penari profesional internasional.
“Bergabung di produksi Cinderella adalah pengalaman yang tidak terlupakan… saya belajar banyak dan bangga bisa membawa identitas Indonesia ke atas panggung,” ungkapnya.
Dalam sesi tanya jawab, Neva juga menceritakan tantangan teknis yang harus ia hadapi. Ia harus mempersiapkan stamina untuk koreografi yang berdurasi panjang, termasuk gerakan tarian yang melibatkan lompatan, putaran, hingga pengangkatan.
“It’s very challenging… the jumps, the lifting, the turning… but we’ve done our best since June,” ujarnya.
Meski begitu, Neva merasa semakin percaya diri berkat dukungan para pelatih dari kedua negara. Pengalaman ini menjadi langkah penting dalam perjalanan kariernya sebagai penari muda Indonesia.
Penari Utama dari Manila Bagikan Pengalaman Membawakan Cinderella

Dua principal dancer dari Manila, Abigail Lynn Oliveiro dan Jun Mark Sumaylo, turut membawakan peran penting dalam produksi Cinderella tahun ini. Keduanya sudah berpengalaman tampil dalam berbagai versi Cinderella di banyak negara, namun mereka menyebut bahwa setiap produksi selalu memberikan warna baru.
Abigail mengatakan bahwa meski sudah sering membawakan peran tersebut, tiap pementasan memiliki kejutan dan pengalaman berbeda.
“Although Cinderella is part of your love… every Cinderella we’ve performed is colored in a different way… it’s a new adventure every time,” ujarnya.
Jun Mark juga menyoroti keunikan versi Indonesia, terutama kehadiran empat kerajaan dan elemen magis yang membuat pementasan semakin hidup. Ia menyebut bagian tersebut sebagai sesuatu yang spesial dan layak ditunggu oleh penonton.
“Every performance is different and special… especially the kingdom, you should watch and you’ll be surprised. It’s magical,” kata Jun Mark.
Keikutsertaan dua penari internasional ini tidak hanya memperkaya kualitas artistik pertunjukan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi para penari muda Indonesia untuk belajar langsung dari penari profesional yang telah tampil di berbagai panggung dunia.
Itulah rangkuman fakta balet Cinderella yang akan dipersembahkan pada pertunjukan kolaborasi Étoile Dance Center dan Ballet Manila. Pementasan ini diharapkan dapat menjadi pengalaman keluarga yang menginspirasi sekaligus membuka ruang bagi anak-anak untuk mengenal seni balet lebih dekat.



















