Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

12 Pertanyaan Hangat agar Anak Mau Cerita tentang Harinya

Mama jemput anak di sekolah
Freepik/Prostooleh
Intinya sih...
  • Pertanyaan ringan yang membuat anak mengingat momen menyenangkan di sekolah.
  • Membantu anak mengenali hal-hal positif dalam kesehariannya.
  • Melatih empati dan kesadaran sosial anak terhadap teman-temannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

“Gimana di sekolah tadi?”
Ma, apakah Mama dan Papa rutin bertanya kalimat tersebut setiap anak pulang sekolah? Apakah Mama dan Papa pernah menemukan anak justru menjawab singkat seperti, “biasa aja.” atau “lancar”? Padahal niat Mama dan Papa adalah membangun bonding yang lebih kuat.

Di balik kegiatan sekolahnya, ada banyak cerita kecil yang menarik apabila Mama dan Papa tahu cara menanyakannya dengan tepat. Ingat, tidak perlu langsung bombardir pertanyaan, ya!

Kuncinya bukan banyak bertanya, tapi bertanya hal-hal yang spesifik dan hangat. Cukup satu atau dua pertanyaan sehari, lalu pilih waktu yang santai—seperti menjelang tidur atau saat makan malam.

Untuk mengatasi hal tersebut, yuk Popmama.com bantu ide obrolan dari 12 pertanyaan hangat agar anak mau cerita tentang harinya. Simak ya!

1. “Apa hal lucu yang bikin kamu ketawa hari ini?”

Mama sedang menyiapkannya ke sekolah
Freepik/krakenimages.com

Pertanyaan ini ringan dan membuat anak mengingat momen menyenangkan di sekolah. Saat Mama menanyakan hal lucu yang membuat anak tertawa, Mama sedang membantu anak merekam momen bahagia kecil yang sering terlewat.

Dari jawaban sederhana seperti “temanku jatuh tapi dia malah ngakak”, Mama bisa belajar memahami dunia anak yang penuh spontanitas dan kejujuran. Tawa mereka bukan sekadar hiburan melainkan itu cara mereka menavigasi stres dan menemukan makna dari rutinitas sehari-hari.

2. “Apa hal terbaik yang terjadi hari ini?”

Anak perempuan sedang mendengarkan guru mengajar
Freepik

Pertanyaan ini mengajarkan anak untuk pause dan meninjau ulang harinya dengan perspektif positif. Alih-alih menjawab “gak ada apa-apa”, anak akan belajar mengenali perasaan bahagia, sekecil apapun bentuknya.

Dari “aku bisa jawab soal sulit” hingga “aku main ayunan bareng teman”, anak sedang membangun sense of gratitude atau kemampuan bersyukur yang menjadi fondasi kesehatan mental di masa depan.

3. “Kamu bantu siapa hari ini?”

2 Anak sedang bermain
Freepik

Anak-anak belajar nilai empati bukan dari teori, tapi dari refleksi kecil seperti ini. Dengan bertanya siapa yang ia bantu, Mama menanamkan kesadaran bahwa kebaikan selalu bisa dilakukan, bahkan dalam bentuk sederhana.

Membantu teman merapikan meja, berbagi pensil, atau sekadar menenangkan teman yang sedih. Dari sini anak belajar bahwa kontribusi kecil punya dampak besar.

4. “Siapa teman paling lucu di kelasmu?”

Anak-anak sedang tertawa
Freepik/jcomp

Pertanyaan ini membuka jalan untuk memahami dinamika sosial anak. Mama bisa melihat siapa sosok yang membuat anak nyaman, siapa yang jadi pusat perhatian, dan bagaimana anak menilai “kelucuan” dalam konteks sosial.

Ini bukan hanya tentang humor, tapi tentang bagaimana anak membangun relasi, menemukan rasa aman, dan belajar berinteraksi dengan karakter yang beragam.

5. “Kamu belajar hal baru apa hari ini?”

Anak perempuan sedang belajar
Freepik

Pertanyaan ini menumbuhkan growth mindset. Anak diajak menyadari bahwa proses belajar tidak selalu tentang benar atau salah, tapi tentang keberanian mencoba.

Saat Mama mendengarkan antusiasme anak menjelaskan pelajaran sains atau eksperimen sederhana di kelas, Mama sedang memperkuat rasa percaya dirinya, bahwa rasa ingin tahu adalah sesuatu yang patut dirayakan, bukan diukur nilainya.

6. “Ada kata baru yang kamu dengar di sekolah?”

Anak perempuan sedang latihan drama
Freepik

Anak-anak sering menyerap bahasa sebagai cermin dunianya. Dengan bertanya tentang kata baru, Mama tidak hanya menambah kosakata anak, tapi juga memahami budaya kecil yang berkembang di lingkungan sosialnya, dari istilah lucu antar teman, jargon kelas, hingga bahasa guru.

Di sini, Mama bisa sekaligus membimbing bagaimana menggunakan bahasa dengan empati dan sopan.

7. “Ada temanmu yang marah atau sedih hari ini?”

Ilustrasi anak laki-laki sedang menangis
Popmama.com/Sekar Gadis Biantara /AI

Pertanyaan ini membantu anak melatih emotional literacy yakni kemampuan mengenali emosi orang lain. Mama memberi pesan bahwa perasaan orang lain penting untuk diperhatikan.

Dari cerita anak tentang temannya yang menangis karena kehilangan mainan, Mama bisa masuk ke percakapan lebih dalam tentang bagaimana cara menghibur orang lain, atau bagaimana mengekspresikan empati tanpa harus menyelesaikan masalah mereka.

8. “Ada yang bikin kamu sedih di sekolah?”

Anak perempuan berdiam diri
Freepik

Tidak semua hari penuh warna cerah, dan itu tidak apa-apa. Pertanyaan lembut ini membuka ruang aman bagi anak untuk bercerita tanpa takut disalahkan.

Mama bisa memvalidasi perasaan anak seperti, “Pasti kamu kecewa, ya” sebelum memberikan solusi. Dengan begitu, anak belajar bahwa kesedihan bukan hal yang harus disembunyikan, melainkan sesuatu yang bisa dibagi dan dipahami bersama.

9. “Kamu sempat minta bantuan siapa hari ini?”

Anak perempuan sedang berpikir
Freepik

Banyak anak diajarkan untuk mandiri, tapi jarang diajarkan untuk berani meminta tolong. Pertanyaan ini mengajarkan vulnerability as strength, bahwa mengakui keterbatasan bukan kelemahan.

Saat anak bercerita bahwa ia minta tolong teman untuk mengangkat buku berat, Mama bisa menunjukkan bahwa kolaborasi dan saling percaya adalah bagian dari hubungan yang sehat.

10. “Kamu duduk sebelah siapa waktu makan siang?”

Dua anak remaja yang membandingkan diri
Freepik/user18526052

Di balik jawaban sederhana, ada dinamika sosial yang penting. Siapa yang ia pilih untuk duduk bersama bisa menggambarkan rasa aman, kenyamanan, dan bahkan potensi konflik di antara teman-temannya.

Pertanyaan ini bisa menjadi jendela bagi Mama untuk memahami siapa yang sedang dekat, siapa yang menjauh, dan bagaimana anak belajar menavigasi hubungan sosial.

11. “Ceritain dong buku atau cerita yang kamu baca hari ini.”

anak-anak yang gemar membaca buku
Freepik

Momen ini bukan sekadar menggali isi buku, tapi juga membantu anak mengolah imajinasi dan pemahamannya terhadap dunia.

Saat anak bercerita tentang tokoh yang ia sukai, Mama bisa masuk ke percakapan reflektif, “Kenapa kamu suka tokoh itu?” atau “Kalau kamu di posisi dia, apa yang kamu lakukan?"

Pertanyaan ini akan membantu anak belajar berpikir kritis sekaligus empatik.


12. “Ada nggak teman yang kamu ajak main hari ini?”

Ilustrasi dua anak sedang bermain bersama
Freepik

Pertanyaan ini membantu Mama memahami bagaimana anak membangun relasi lewat bermain sebagai tempat di mana keterampilan sosial berkembang alami.

Dari sini Mama bisa tahu bagaimana anak bernegosiasi, berbagi, dan menyelesaikan perbedaan. Bermain adalah bahasa universal anak dan ketika Mama mendengarkan ceritanya, anak merasa diterima sepenuhnya.

Ma, itulah 12 pertanyaan hangat agar anak mau cerita tentang harinya. Dengan pertanyaan yang lebih spesifik, anak akan mulai bercerita dengan detail dan akan membuka peluang bagi pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Satu atau dua pertanyaan setiap hari dapat diajukan ketika suasana hati anak sedang tenang, 

Obrolan sederhana seperti ini bisa mempererat hubungan dan membantu anak merasa lebih dihargai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid