7 Hal yang Dibutuhkan Anak Usia 2 Tahun, Orangtua Perlu Cukupi

- Anak perlu merasa dianggap berguna, memberi kesempatan anak untuk membantu bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kemandiriannya.
- Membutuhkan waktu bermain tanpa diganggu, anak usia 2 tahun belajar dan memahami dunia melalui permainan bebas.
- Waktu tidur yang cukup dan awal sangat penting untuk pertumbuhan otak, regulasi emosi, dan daya tahan tubuh anak usia 2 tahun.
Menginjak usia 2 tahun, anak mengalami banyak perkembangan penting, mulai dari kemampuan berbicara, bergerak, hingga mengekspresikan emosi. Di usia ini pula, rasa ingin tahu mereka memuncak dan membutuhkan dukungan penuh dari orangtua.
Tak sekadar kasih sayang, ada berbagai hal yang perlu dipenuhi agar tumbuh kembangnya berjalan optimal. Apa saja kebutuhan penting anak usia 2 tahun yang perlu diprioritaskan?
Simak penjelasannya berikut ini telah Popmama.com siapkan mengenai tujuh hal yang dibutuhkan anak usia 2 tahun.
1. Anak perlu merasa dianggap berguna

Di usia 2 tahun, anak mulai menunjukkan keinginan untuk meniru orang dewasa dan merasa senang ketika diberi peran kecil dalam aktivitas sehari-hari.
Mereka ingin merasa berguna, seperti membantu membereskan mainan, membersihkan meja, atau menaruh sepatu di tempatnya.
Meski terlihat sepele, memberi kesempatan anak untuk membantu bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kemandiriannya. Orangtua sebaiknya memberi anak tugas sederhana sesuai usianya, tanpa menuntut hasil sempurna.
Fokuskan pada proses, bukan hasil. Saat anak merasa bahwa tindakannya dihargai, ia akan belajar nilai tanggung jawab dan kebersamaan dalam keluarga sejak dini.
2. Membutuhkan waktu bermain tanpa diganggu

Bermain adalah cara utama anak usia 2 tahun belajar dan memahami dunia. Mereka membutuhkan waktu bermain bebas tanpa interupsi dari gadget, televisi, atau perintah yang terlalu sering.
Melalui permainan, anak dapat mengeksplorasi imajinasi, melatih konsentrasi, serta mengembangkan keterampilan motorik dan sosial.
Orangtua bisa mendukung dengan menyediakan waktu khusus untuk bermain bebas dan menciptakan lingkungan yang aman serta mendukung eksplorasi.
Biarkan anak memilih mainannya sendiri dan bermain dengan caranya, tanpa terlalu sering mengoreksi atau menyela agar ia merasa diberi kepercayaan.
3. Waktu tidur yang cukup dan awal

Anak usia 2 tahun membutuhkan sekitar 11-14 jam tidur setiap hari, termasuk tidur siang. Tidur yang cukup, terutama tidur malam yang dimulai lebih awal, sangat penting untuk pertumbuhan otak, regulasi emosi, dan daya tahan tubuh.
Terlalu sering tidur larut malam bisa membuat anak lebih rewel dan sulit fokus keesokan harinya. Membiasakan anak tidur lebih awal bisa dimulai dengan rutinitas yang konsisten, seperti membaca buku, mandi air hangat, atau mendengarkan musik tenang sebelum tidur.
Dengan pola tidur yang baik, anak akan tumbuh lebih sehat secara fisik maupun emosional.
4. Memberikan batasan yang jelas

Meski sering disebut sebagai fase ‘terrible two’, sebenarnya anak usia 2 tahun sedang mencari tahu sejauh mana batasan yang boleh dan tidak boleh mereka langgar.
Anak membutuhkan struktur dan batasan yang konsisten agar merasa aman serta mengerti apa yang diharapkan dari orangtua Memberikan batasan bukan berarti menjadi otoriter, melainkan menyampaikan aturan dengan tenang, jelas, dan konsisten.
Misalnya, “Kita tidak boleh memukul orang lain, tapi kamu boleh bilang kalau kamu marah.” Dengan cara ini, anak belajar mengelola emosi dan membedakan perilaku yang diterima serta yang tidak.
5. Merasa dilibatkan

Anak usia 2 tahun sangat menyukai keterlibatan dalam aktivitas keluarga. Mereka merasa lebih dihargai saat diikutsertakan dalam hal-hal kecil seperti memilih baju, menyiapkan camilan, atau ikut menyiram tanaman.
Keterlibatan ini memberikan rasa memiliki dan mempererat hubungan emosional dengan orangtua. Membiarkan anak ikut terlibat bukan hanya soal aktivitas fisik, tetapi juga tentang mendengarkan pendapat dan menghargai perasaannya.
Ketika anak merasa didengar dan dianggap penting, si Kecil akan lebih mudah membangun empati dan kepercayaan pada lingkungannya.
6. Menjelaskan sebab dan akibat kepada anak

Pada usia ini, anak sangat tertarik dengan hubungan antara aksi dan reaksi. Mereka senang menjatuhkan benda, menekan tombol, atau mencampur warna. Semua ini dilakukan untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Eksplorasi tersebut merupakan bagian penting dalam proses berpikir logis dan pemecahan masalah. Orangtua bisa mendukung rasa ingin tahu ini dengan menyediakan permainan atau aktivitas yang mendorong eksplorasi sebab-akibat, seperti permainan air, eksperimen kecil, atau mainan interaktif.
Jangan khawatir dengan kekacauan yang ditimbulkan, karena justru dari proses inilah anak belajar banyak hal.
7. Bersabar karena anak masih belajar mengenai konsekuensi dari apa yang dilakukannya

Mengulang perilaku yang ‘dilarang’ adalah hal biasa bagi anak 2 tahun. Bukan karena mereka nakal, melainkan karena sedang menguji respons dari lingkungan.
Ini adalah bagian alami dari perkembangan kognitif dan sosial mereka untuk memahami aturan dan konsekuensi. Dalam situasi seperti ini, penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan konsisten.
Tanggapi dengan empati namun tegas agar anak belajar bahwa setiap tindakan memiliki akibat. Proses ini akan membantu anak memahami aturan dan mengembangkan kontrol diri secara bertahap.
Nah, itu dia beberapa hal yang dibutuhkan anak usia 2 tahun. Dengan memahami apa yang benar-benar dibutuhkan, orangtua dapat mendampingi proses tumbuh kembang anak dengan lebih bijak dan penuh kasih sayang.



















