Kasus Balita Alergi Parah Penipuan Toko Roti Gluten Free, Ancam Nyawa!

- Balita alergi parah akibat penipuan roti gluten free, flare up hingga mata bengkak dan ruam.
- Uji laboratorium membuktikan produk: positif mengandung gluten dan susu.
- Pemilik toko roti bisa kena UU Pangan dan Perlindungan Konsumen, bisa dihukum 5 tahun penjara.
Kasus viral balita alergi parah korban penipuan toko roti gluten free di akun Instagram @feliz88eliz. Toko roti tersebut itu dijalankan secara online di Jakarta bernama Bake n Grind.
Toko roti tersebut menjual produk roti berlabel gluten free padahal tidak. Balita tersebut mengalami reaksi alergi parah setelah mengonsumsi produk bakery tersebut, yang diyakini memicu flare up besar hanya dalam hitungan jam.
Dari dugaan lebih lanjut mengungkap modus yang lebih rumit, Bake n Grind mengemas ulang produk dari toko lain lalu dipasarkan sebagai produk mereka sendiri dengan klaim bebas gluten, vegan, dairy free, dan seterusnya.
Popmama.com rangkum kasus balita alergi parah penipuan toko roti gluten free, berikut selengkapnya.
1. Berawal postingan viral Felicia Elizabeth

Seorang mama bernama Felicia Elizabeth dengan akun Instagram @feliz88eliz mengunggah kisah pilunya. Ia membeli produk bakery online yang diklaim bebas gluten, tetapi ternyata menyebabkan anaknya mengalami reaksi alergi parah dengan wajah dan mata membengkak. Selain itu area tubuh lain ikut ruam.
Karena kasus ini menjadi viral, netizen lain yang konon menjadi korban dari terduga pelaku serupa juga mengaku menjadi korban. Felicia juga mengungkap bahwa bakery tersebut sering menggunakan kue dari toko ternama yang dikemas ulang dan dijual sebagai produk “gluten free” miliknya, ini jelas pemalsuan produk.
2. Bukti uji laboratorium dan pengakuan pemilik bisnis
Merasa curiga, Felicia memutuskan mengambil langkah tegas dengan mengirimkan sampel produk ke laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech. Hasil uji menunjukkan bahwa produk yang diklaim bebas gluten itu justru positif mengandung gluten dan bahan susu yang bertentangan dengan klaim toko.
Setelah ramai diperbincangkan, pemilik bakery yang teridentifikasi sebagai Felicia Novenna dari Bake n Grind.
3. Pemilik toko roti aku kesalahan dan janji minta maaf

Setelah unggahan viral Felicia Elizabeth menyebar luas, pemilik Bake n Grind, Felicia Novenna, akhirnya memberikan respons. Dalam unggahan Instagram Story pada 9 Oktober 2025, Felicia Elizabeth menyebut telah bertemu langsung dengan sang Pemilik bakery.
Dalam pertemuan itu, Felicia Novenna mengakui kesalahannya, menyesali tindakannya, dan menyampaikan permohonan maaf secara pribadi.
Lebih lanjut, Felicia Elizabeth mengungkap bahwa pemilik Bake n Grind sudah membuat surat pernyataan dan permohonan maaf tertulis bermaterai, berisi poin-poin pertanggungjawaban dan komitmen yang harus dipenuhi termasuk pengembalian uang deposit seluruh member.
Rencananya, klarifikasi dan permintaan maaf resmi akan diunggah di akun Instagram Bake n Grind dan akun pribadi Felicia Novenna paling lambat 16 Oktober 2025.
4. Owner toko roti gluten free palsu bisa masuk penjara maksimal 5 tahun

Kasus dugaan penipuan label gluten free oleh Bake n Grind ini bisa masuk ranah hukum karena berkaitan dengan keamanan pangan dan perlindungan konsumen. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pasal 97 menyebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi dan memperdagangkan pangan yang tidak sesuai dengan label atau keterangan yang seharusnya dapat dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda hingga Rp4 miliar.
Selain itu, menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha yang menyesatkan konsumen melalui label atau iklan palsu juga dapat dijerat pidana penjara maksimal 5 tahun atau denda hingga Rp2 miliar (Pasal 62 ayat 1).
Dalam konteks kasus ini yakni klaim palsu gluten free yang menimbulkan kerugian kesehatan bisa dianggap sebagai penyesatan informasi dan pelanggaran hak konsumen atas keamanan produk, sehingga bukan hanya sanksi administratif, tetapi juga pidana bisa diterapkan apabila terbukti secara hukum.
5. Mengapa alergi gluten bisa berbahaya, hingga risiko kematian

Bagi sebagian orang termasuk anak-anak, gluten bukan sekadar membuat tidak nyaman. Senyawa yang terkandung dalam turunan gandum ini bisa memicu reaksi sistem kekebalan tubuh yang merusak usus kecil.
Misalnya pada penyakit celiac, konsumsi gluten memicu respons autoimun yang mengikis lapisan usus (vili) sehingga tubuh tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik, dikutip dari Mayo Clinic. Jika kondisi ini tidak ditangani (tetap mengonsumsi gluten) bisa muncul risiko serius seperti anemia berat, gangguan pertumbuhan, osteoporosis, gangguan sistem saraf, bahkan kanker usus (limfoma).
Dari jurnal berjudul "Increased prevalence and mortality in undiagnosed celiac disease" oleh Rubio-Tapia A, dkk (2009) menyebutkan kalau penderita celiac yang tidak terdiagnosis dan tidak menghindari gluten memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibanding populasi umum. Dalam jangka panjang, risiko kematian bisa meningkat hampir 4 kali lipat.
Selain itu, dalam kasus alergi gandum (wheat allergy), reaksi bisa lebih cepat dan akut mulai dari gatal, pembengkakan, hingga anafilaksis: reaksi alergi berat yang dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan syok, yang berpotensi fatal jika tidak segera ditangani.
Itulah tadi kasus balita alergi parah penipuan toko roti gluten free, risikonya bisa hilang nyawa. Semoga kasus ini segera diusut tuntas.



















