Tips Menghadapi Tantrum Anak dengan Sehat

Tantrum adalah bagian normal dari tumbuh kembang anak, terutama di usia balita. Meski sering membuat Mama merasa kewalahan, tantrum sebenarnya adalah bentuk komunikasi anak saat mereka belum mampu mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
Sedangkan jenis tantrum yang lain adalah temper tantrum. Temper tantrum adalah cara yang dilakukan anak untuk melampiaskan kemarahan atau frustasi. Sikap yang ditunjukkan biasanya menangis dan berterika, menendang, memukul, menggeliat di lantai, dan lain-lain.
Perilaku ini biasanya muncul pada usia 12-18 bulan, kemudian mencapai 'puncaknya' pada usia 2-3 tahun, dan secara bertahap akan menurun dan menghilang pada usia 5 tahun.
Agar Mama bisa menghadapi anak tantrum dengan bijak, Popmama.com telah merangkum tips menghadapi anak tantrum dengan sehat. Yuk disimak Ma!
1. Selalu cari tahu penyebab tantrum

Mencari tahu penyebab tantrum pada anak adalah langkah penting dalam menghadapi tantrum dengan cara yang sehat dan efektif. Dengan memahami akar masalahnya, orangtua dapat merespon tantrum dengan lebih tepat dan membantu anak untuk belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
Setelah Mama mengetahui penyebab umum anak tantrum, Mama akan lebih mudah melakukan sesuatu karena sudah mengantisipasi dari awal. Penyebab umu anak tantrum biasanya adalah kelapara, kelelahan, mengantuk, dan cemburu.
Dengan mengatasi penyebab tantrum, Mama bisa membantu mencegah tantrum berulang di masa depan.
2. Pahami dan terima rasa marah anak

Memahami dan menerima rasa marah anak saat tantrum adalah langkah penting agar Mama bisa membantu anak mengelola emosinya dengan baik.
Saat anak sedang tantrum, sebaiknya Mama jangan langsung memarahi atau mengabaikan anak saat tantrum.
Sebaliknya, tunjukkan empati dengan mengatakan, misalnya, “Mama tahu kamu sedang marah karena tidak bisa main sekarang.” Hal ini membantu anak merasa didengar dan dipahami, sehingga emosinya lebih mudah mereda.
3. Biarkan anak 'menyelesaikan' tantrumnya

Saat anak tantrum, Mama dapat membiarkan anak untuk meluapkan emosinya, tetapi tetap harus dengan pengawasan. Kadang anak perlu waktu dan ruang untuk meluapkan marahnya.
Biarkan mereka mengekspresikan perasaan di tempat yang aman tanpa intervensi berlebihan, sambil tetap diawasi agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.
4. Hindari mengubah keputusan atau menyogok anak

Menghadapi anak yang sedang tantrum memang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap Mama. Tidak jarang, demi menghentikan tangisan atau amukan si Kecil, orangtua tergoda untuk mengubah keputusan atau bahkan menyogok anak dengan hadiah atau janji tertentu.
Menuruti keinginan anak saat tantrum, baik dengan mengubah keputusan maupun memberikan sogokan, justru mengajarkan anak bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kebiasaan ini bisa membuat anak menjadi kurang disiplin, sulit menerima penolakan, dan cenderung mengulang perilaku tantrum setiap kali keinginannya tidak terpenuhi.
5. Peluk anak hingga tantrum mereda

Memeluk anak saat tantrum adalah salah satu cara efektif dan sehat yang dapat Mama lakukan untuk menenangkan si Kecil.
Pelukan memberikan rasa aman dan nyaman, membantu anak menenangkan diri, serta memperkuat ikatan emosional antara orangtua dan anak.
Sentuhan fisik yang lembut seperti pelukan dapat menurunkan tingkat stres dan emosi negatif anak, sehingga tantrum bisa mereda lebih cepat.
Itulah Ma tips menghadapi anak tantrum dengan sehat. Menghadapi tantrum anak memang memerlukan kesabaran dan pendekatan yang tepat dari mama.
Kunci utama adalah tetap tenang, memberikan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan emosinya, serta menunjukkan empati dan kasih sayang.
Namun, perlu Mama perhatikan juga, apabila tantrum anak semakin memburuk setelah usia 4 tahun, semakin lama dan semakin sering, disertai dengan menyakiti diri sendiri atau orang lain, segera bawa anak konsultasi ke profesional.



















