- Peningkatan risiko obesitas: gula tambahan memberikan kalori kosong tanpa nutrisi penting sehingga mudah menumpuk menjadi lemak.
- Risiko diabetes: paparan gula terus-menerus sejak dini dapat memicu resistensi insulin dan mengganggu metabolisme tubuh.
- Kerusakan gigi: gula menjadi pemicu utama karies karena mendukung pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang.
Yuk Lebih Teliti Pada Susu Anak di Rumah: Perkuat Protein, Redam Gula!

- Perkuat protein, kurangi gula: Pilih susu pertumbuhan dengan Protein Energy Ratio (PER) optimal dan bebas sukrosa
- Susu rendah laktosa dan kaya prebiotik membantu penyerapan nutrisi maksimal serta menjaga kesehatan saluran cerna.
- Nutrisi lengkap untuk otak & imun mendukung perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak.
Tumbuh kembang anak sejak dini sangat dipengaruhi asupan nutrisi hariannya. Salah satu hal yang masih sering jadi tantangan adalah memastikan anak cukup protein tanpa konsumsi gula berlebih, terutama dari susu pertumbuhan.
Anak usia 1–3 tahun termasuk yang paling rentan diare karena daya tahan tubuhnya masih berkembang. Kondisi ini bisa diperparah oleh susu pertumbuhan yang tinggi gula dan laktosa, karena laktosa yang tidak tercerna dengan baik dapat memicu diare dan gangguan pencernaan lain.
Jika pencernaan terganggu, penyerapan protein pun tidak optimal. Itu sebabnya Mama perlu lebih cermat memilih susu pertumbuhan dengan kandungan protein yang baik dan gula yang tidak berlebihan.
Popmama.com mengajak Mama untuk lebih teliti pada susu anak di rumah: perkuat protein, redam gula dengan tips berikut!
1. Cek rasio protein yang mendukung tumbuh kembang

Pada usia 1–3 tahun, kebutuhan protein, lemak sehat, DHA, zat besi, dan zinc meningkat. Jika pola makan harian anak belum optimal, keberadaan susu pertumbuhan dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut tanpa menggantikan peran ASI.
Susu pertumbuhan seharusnya diformulasikan untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif yang optimal sesuai dengan kebutuhan protein hariannya.
Selain jumlah, kualitas protein berperan besar dalam membangun jaringan tubuh, otot, organ, hingga perkembangan otak. Mama dapat memperhatikan rasio energi dari protein (Protein Energy Ratio/PER). Rasio yang optimal membantu memastikan setiap kalori yang diminum anak memberikan kontribusi untuk tumbuh kembangnya, bukan hanya kalori kosong.
Protein adalah makronutrien esensial yang berfungsi sebagai “blok bangunan” tubuh. Kualitas dan kuantitas protein sangat menentukan laju pertumbuhan otot, tulang, organ, serta sistem kekebalan tubuh anak. Pada masa pertumbuhan emas (usia 1–3 tahun), kebutuhan protein sangat tinggi untuk mendukung lonjakan pertumbuhan fisik, pembentukan jaringan tubuh, serta perkembangan sel-sel otak bersama dengan nutrien penting lainnya seperti lemak, zat besi, dan zinc.
Karena itu, Mama perlu memastikan kandungan nutrisi dalam susu pertumbuhan benar-benar seimbang. Salah satu caranya adalah dengan mengecek rasio protein dan gula pada label kemasan. Perhatikan berapa banyak energi yang berasal dari protein, serta pastikan jumlah gulanya tidak berlebihan agar anak mendapatkan manfaat maksimal tanpa risiko konsumsi gula tambahan.
2. Pastikan susu pertumbuhan bebas sukrosa

“Anak-anak membutuhkan asupan protein berkualitas yang cukup untuk fondasi pertumbuhan. Protein berkualitas merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia yang berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh, dan disarankan untuk memilih sumber protein berkualitas tanpa tambahan gula. Sumber protein tanpa tambahan gula akan membantu menghindari asupan kalori berlebih yang berisiko terhadap kesehatan jangka panjang,” jelas Prof. Dr. Dida Akhmad Gurnida, dr., Sp.A(K)., M.Kes., pakar Nutrisi Metabolik.
Kehadiran sukrosa dalam susu pertumbuhan menjadi perhatian serius dari para pakar kesehatan. Konsumsi gula tambahan yang berlebih pada usia dini dapat memicu berbagai risiko kesehatan, antara lain:
Selain memilih susu pertumbuhan yang tidak menambahkan sukrosa, Mama juga perlu memastikan kebutuhan protein anak dipenuhi dari makanan sehari-hari. Dukungan dari real food sangat penting karena memberikan zat gizi alami yang tidak bisa digantikan oleh susu saja.
3. Pilih susu yang membantu penyerapan nutrisi dengan baik

Selain kandungan protein dan gula, kualitas pencernaan anak juga menentukan seberapa baik nutrisi diserap. Pilihlah susu pertumbuhan yang rendah laktosa dan diperkaya prebiotik seperti inulin atau GOS.
Kandungan ini membantu menjaga kesehatan saluran cerna, mendukung mikrobiota usus, dan memaksimalkan penyerapan protein serta nutrisi penting lainnya. Dengan pencernaan yang sehat, nutrisi dari susu maupun makanan sehari-hari dapat diserap lebih optimal, sehingga tumbuh kembang anak tetap maksimal.
4. Perhatikan dukungan nutrisi otak dan daya tahan tubuh

Jurnal American Academy of Pediatrics mengatakan susu menjadi nutrisi penting yang mendukung kecerdasan otak anak. Dari 14 nutrisi super yang diperlukan otak anak sejak usia dini, susu menyediakan tujuh kandungan gizi esensial mencakup kalsium, protein, dan vitamin D.
Selain itu, susu juga mengandung vitamin dan mineral lain seperti vitamin A, C, E, Zink, dan selenium yang membantu memperkuat sistem imun anak, sehingga tubuh lebih siap melawan infeksi. Nutrisi ini bekerja sinergis: protein mendukung pertumbuhan sel otak, lemak sehat seperti DHA dan ARA mendukung fungsi kognitif dan komunikasi antar-sel saraf, sementara vitamin dan mineral menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
Dengan memastikan anak mendapatkan susu pertumbuhan yang kaya nutrisi otak dan imun, Mama dapat membantu anak belajar lebih optimal, tetap aktif, dan sehat, sekaligus mendukung fondasi kesehatan jangka panjang.
5. Rekomendasi susu pertumbuhan yang mengutamakan protein optimal dan tanpa gula tambahan

Menjawab kebutuhan protein yang cukup sekaligus bebas gula tambahan, salah satu pilihan yang cocok dan digemari adalah PROTERAL Junior dari Otsuka Indonesia. Produk ini diformulasikan khusus untuk anak usia 1–3 tahun dengan Protein Energy Ratio (PER) 15%, artinya 15% dari total kalori berasal dari protein, sehingga setiap kalori yang dikonsumsi anak memberikan kontribusi nyata untuk tumbuh kembang fisik dan kognitif.
Selain kandungan protein tinggi, produk ini bebas sukrosa atau gula tambahan, sejalan dengan rekomendasi global WHO dan pakar gizi untuk membatasi asupan gula pada anak. Dengan begitu, orang tua bisa merasa tenang karena anak mendapatkan gizi optimal tanpa risiko konsumsi gula berlebih yang bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan kerusakan gigi.
"Kami sangat memegang teguh prinsip untuk tidak menambahkan sukrosa pada susu ini. Keputusan ini sejalan dengan rekomendasi global dari WHO dan pakar gizi untuk membatasi asupan gula pada anak. Dengan produk kami, orang tua bisa merasa tenang karena anak mereka mendapatkan gizi terbaik tanpa risiko dari gula tambahan," tegas Hiroshi Tanaka, Direktur PT Otsuka Indonesia .
Lebih jauh, PROTERAL Junior juga diperkaya dengan Omega 3, Omega 6, DHA, EPA, dan ARA untuk mendukung perkembangan otak dan saraf, serta vitamin dan mineral penting seperti Vitamin A, C, D, E, dan Zinc yang memperkuat daya tahan tubuh. Kandungan prebiotik Inulin dan GOS serta formulasi rendah laktosa membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, sehingga nutrisi dari susu maupun makanan sehari-hari dapat diserap lebih optimal.
Peluncuran produk ini menegaskan komitmen Otsuka Indonesia dalam menyediakan solusi kesehatan berbasis riset bagi anak-anak sejak usia dini. Dengan kombinasi protein berkualitas tinggi, bebas gula, nutrisi pendukung, dan dukungan pencernaan yang baik, PROTERAL Junior menjadi pilihan susu pertumbuhan yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh, dari tulang, otot, hingga kecerdasan dan daya tahan tubuh.



















