7 Alasan Kenapa Anak Tidak Boleh Terlalu Sering Dimarahi

Marah merupakan hal yang wajar dilakukan saat mendidik anak, karena mau bagaimanapun Mama hanyalah manusia biasa yang memiliki emosi. Namun, jika Mama terlalu sering memarahi si Kecil bisa berdampak buruk pada perkembangan mental dan emosinya. Anak-anak adalah individu yang sedang belajar mengenali dunia, dan kesalahan merupakan hal yang wajar dan menjadi bagian dari proses tumbuh kembang mereka.
Ketika orang tua sering memarahi anak, hal ini bisa menimbulkan perasaan takut, rendah diri, bahkan menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari kesalahan. Penting untuk diingat bahwa membimbing anak dengan kesabaran dan kasih sayang akan lebih efektif dalam membentuk karakter mereka dibandingkan dengan memarahi secara berlebihan.
Kali ini Popmama.com akan memberikan 7 alasan kenapa anak tidak boleh terlalu sering dimarahi yang dikutip dari akun Instagram @mamabao_id. Simak informasinya berikut ini.
1. Mengganggu kesehatan emosional dan psikologis

Anak yang sering dimarahi dapat mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Ini bisa mempengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan dan meningkatkan risiko gangguan kecemasan di masa depan. Anak yang sering menghadapi kemarahan dari orangtuanya juga bisa merasa putus asa atau depresi, terutama jika mereka merasa tidak ada dukungan emosional yang memadai.
2. Terhambat hubungan sosialnya

Anak yang sering dimarahi mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka. Mereka bisa merasa tidak nyaman atau canggung dalam situasi sosial, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
Jika anak terbiasa menerima perilaku negatif di rumah seperti melihat Mamanya yang sering marah, mereka mungkin akan melakukan cara yang sama sebagai cara berinteraksi dan menganggap hal tersebut normal. sehingga bisa merusak hubungan sosial mereka di luar rumah.
3. Menimbulkan perilaku yang agresif

Anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jika mereka sering dimarahi Mama dengan cara yang agresif, mereka bisa menganggap bahwa perilaku yang agresif tersebut adalah cara untuk menangani masalah, yang bisa menyebabkan perilaku agresif di sekolah atau dengan teman sebayanya.
Anak yang sering mengalami perlakukan agresif seperti marah mungkin akan menunjukkan perilaku kekerasan atau terlibat dalam konflik dengan orang lain, karena mereka menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang wajar.
4. Prestasi akademis menurun
-FmoVBYl49JcW4BKiOeVP4wvTmaeFAwRh.jpg)
Stres akibat sering dimarahi bisa mengganggu kemampuan anak untuk fokus di sekolah, yang berdampak pada konsentrasi dan kinerja akademis mereka. Anak yang sering dimarahi akan kehilangan motivasi untuk belajar dan berprestas di sekolah karena merasa bahwa usaha mereka tidak akan dihargai atau tidak penting.
5. Rendahnya harga diri

Anak yang sering dimarahi mungkin merasa tidak pernah cukup baik atau tidak layak mendapatkan pujian, yang dapat merusak rasa harga diri mereka. Rendahnya harga diri anak dapat menghambat mereka dalam mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru, karena mereka mungkin takut gagal dan mendapatkan kemarahan.
6. Kesulitan mengelola emosi

Anak yang sering dimarahi mungkin tidak belajar cara yang sehat untuk mengelola emosi mereka. Mereka bisa merasa bingung atau tertekan tentang bagaimana seharusnya merespons perasaan mereka. Kesulitan dalam mengelola emosi dapat membuat anak lebih rentan terhadap masalah di kemudian hari, seperti kemarahan yang tidak terkendali atau perasaan yang selalu putus asa.
7. Kesehatan fisik yang terganggu

Stres dari kemarahan yang sering bisa menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik anak. Anak yang stres bisa mengalami perubahan nafsu makan, baik makan berlebihan atau kehilangan selera makan, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan fisik mereka. Sehingga ia akan mudah terserang penyakit.
Itulah 7 alasan kenapa anak tidak boleh terlalu sering dimarahi. Mengambil pendekatan yang lebih positif dan mendukung serta tidak disertai dengan emosi yang berlebihan dalam mendidik anak dapat membantu mengurangi dampak negatif ini, serta mendukung perkembangan emosional, sosial, dan akademis mereka. Selalu atur emosi saat menghadapi si Kecil ya Ma!



















