Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Anak Mama Terlalu Aktif? Jangan Khawatir, Itu Hal Normal!

Anak aktif bermain di taman
Freepik/jcomp

Setiap orangtua pasti pernah merasa kewalahan ketika melihat si kecil tak henti-hentinya bergerak, berlari, atau bertanya tanpa lelah.

Apakah Mama sering khawatir anak terlalu aktif dan sulit diam? Tenang, Mama tidak sendirian. Anak yang tampak selalu penuh energi sebenarnya menunjukkan tanda perkembangan yang sehat dan normal.

Aktivitas fisik yang tinggi adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang anak, sekaligus cara mereka belajar mengenal dunia di sekitarnya.

Jadi, sebelum merasa cemas, Popmama.com merangkum informasi lebih dalam mengapa anak aktif adalah hal normal karena berarti itu adalah tanda tahap perkembangan.

Anak Aktif Belum Tentu ADHD

Anak sedang bermain
Freepik

Anak yang sangat aktif belum tentu mengalami ADHD ya Ma. Bisa jadi anak tersebut sedang dalam masa eksplorasi dan perkembangan normal di mana mereka menggunakan energi dan indra untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Anak dengan energi yang sangat besar dan perhatian yang singkat adalah sebuah hal yang normal. Sikap tersebut belum tentu sebuah tanda bahwa anak Mama mengalami ADHD.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurodevelopmental yang ditandai oleh tiga gejala utama yaitu, kurangnya perhatian (inatensi), hiperaktivitas, dan impulsivitas.

Anak dengan ADHD tidak hanya sulit diam, tetapi juga mengalami kesulitan fokus, mengontrol emosi, dan menyelesaikan tugas.

Gejala ini harus muncul selama minimal enam bulan dan memengaruhi dua lingkungan berbeda, misalnya di rumah dan sekolah

Diagnosis ADHD memerlukan pemeriksaan yang cermat dan waktu lama karena gejala harus konsisten dan memenuhi kriteria tertentu.

Apabila anak Mama hanya sulit diam tanpa gejala lain seperti impulsivitas dan kurang perhatian, maka belum tentu ADHD.

Gejala ADHD pada Anak

Gejala ADHD pada Anak
Freepik

Perlu ditekankan kembali, bahwa anak Mama yang aktif dengan perhatian yang rendah belum tentu tanda bahwa anak Mama mengalami ADHD.

Gejala ADHD biasanya muncul sebelum anak berusia 7-12 tahun, berikut adalah gejala dari kondisi anak yang mengalami ADHD:

1. Gejala inatensi (kurang perhatian)

  • Sulit mempertahankan fokus pada tugas atau permainan.

  • Terlihat seperti tidak mendengarkan saat diajak bicara langsung.

  • Sering melamun dan mudah terdistraksi oleh hal-hal di sekitarnya.

  • Kesulitan mengikuti instruksi dan menyelesaikan tugas.

  • Sering kehilangan barang-barang penting seperti mainan atau alat tulis.

  • Menghindari tugas yang membutuhkan konsentrasi lama, seperti mengerjakan PR.

2. Gejala hiiperaktif

  • Tidak bisa duduk diam, selalu bergerak atau gelisah.

  • Suka berlari atau memanjat di tempat yang tidak sesuai.

  • Banyak bicara dan sulit diam dalam waktu lama.

  • Sulit menunggu giliran, misalnya saat bermain atau berbicara.

3. Gejala impulsif

  • Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan.

  • Menyela pembicaraan orang lain atau sulit menunggu giliran.

  • Melakukan tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu yang kadang berisiko.

  • Emosi yang mudah meledak-ledak, sulit mengendalikan kemarahan atau kegembiraan berlebihan.

Gejala tambahan yang sering muncul

  • Perubahan suasana hati yang cepat.

  • Sulit mengorganisasi kegiatan sehari-hari.

  • Kurang menyadari bahaya di sekitar.

  • Kesulitan untuk tetap teratur dan mengikuti aturan di rumah maupun sekolah

Cara Menghabiskan Energi Anak yang Berlebih

Anak bermain bulu tangkis
Freepik

Anak dengan energi yang berlebih, bisa Mama salurkan melalui berbagai aktivitas. Menyalurkan energi anak, bisa membantu anak untuk lebih tenang dan fokus.

Berikut adalah cara untuk menghabiskan energi anak yang berlebih:

  1. Ajak anak olah raga teratur

    Olah raga adalah cara terbaik untuk menyalurkan energi anak yang berlebih. Beberapa olah raga yang cocok untuk aktif antara lain adalah seni bela diri seperti karate atau taekwondo karena gerakan bela diri ini bisa membantu anak untuk fokus.

  2. Bermain di luar ruangan

    Aktivitas fisik di luar ruangan seperti berlari, bersepeda, atau bermain bola di taman dapat menghabiskan energi anak secara alami dan menyenangkan.

  3. Aktivitas yang memerlukan perhatian pada gerakan tubuh

    Kegiatan seperti menari, senam, yoga, atau skateboarding juga bermanfaat untuk mengasah fokus dan mengalihkan energi anak ke aktivitas yang terstruktur.

  4. Kegiatan kreatif yang melibatkan gerakan

    Selain olahraga, ajak anak melakukan seni kerajinan atau kelas menari yang melibatkan gerakan tubuh agar energi tersalurkan dengan cara yang menyenangkan dan bermanfaat.

  5. Jalan kaki atau berkeliling di sekitar rumah

    Jalan kaki santai bersama anak juga membantu menyalurkan energi sambil mempererat ikatan antara Mama dan si Kecil.

Jadi Ma, tak perlu khawatir apabila anak Mama sangat aktif dan tidak mudah fokus. Anak yang aktif menandakan bahwa anak Mama sedang dalam tahap perkembangan.

Anak yang aktif bukan berarti mengalami ADHD. ADHD memiliki gejala dan kondisi tertentu. Kondisi tersebut juga harus dengan diagnosis profesional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us