Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Diare pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Obat Sesuai Anjuran Dokter

anak dengan diare
Freepik
Intinya sih...
  • Jenis-jenis diare pada anak: akut, persisten, kronis
  • Penyebab diare: infeksi virus/bakteri, kebersihan kurang, intoleransi makanan
  • Tatalaksana diare: rehidrasi dengan Oralit, suplementasi Zinc, teruskan pemberian makanan, antibiotik selektif, edukasi dan pencegahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Fitria Mayasari, Sp.A

Diare adalah kondisi ketika anak buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya dengan tinja yang berbentuk cair atau encer. Pada anak, diare umumnya ditandai dengan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diare masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak balita di Indonesia. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat diare sebagai penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima tahun secara global. Kabar baiknya, sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan penanganan yang tepat di rumah.

Maka, orangtua harus memahami diare pada anak: penyebab, cara mengatasi, dan obat sesuai anjuran dokter.

Bersama Popmama.com, mari kita pahami langkah-langkah efektif untuk mengatasi diare pada si Kecil berdasarkan panduan para ahli.

Table of Content

1. Jenis-jenis diare pada anak

1. Jenis-jenis diare pada anak

anak dengan diare
Freepik

Berdasarkan lamanya, diare pada anak dibagi menjadi:

1. Diare Akut:
Berlangsung kurang dari 14 hari. Ini adalah jenis yang paling sering terjadi, biasanya disebabkan oleh infeksi virus (seperti Rotavirus) atau bakteri.

2. Diare Persisten:
Berlangsung lebih dari 14 hari. Diare ini berawal dari diare akut yang tidak kunjung sembuh dan memerlukan perhatian lebih.

3. Diare Kronis:
Diare yang berlangsung lama dan sering kambuh. Jenis ini membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk menemukan penyebab dasarnya.

2. Penyebab diare pada anak

anak dengan diare
Freepik

1. Infeksi Virus dan Bakteri:
Ini adalah penyebab tersering. Rotavirus adalah penyebab utama diare akut berat pada anak, sebagaimana dicatat oleh CDC. Bakteri seperti E. coli dan Vibrio cholerae juga dapat menjadi pemicu, yang biasanya masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

2. Kebersihan yang Kurang:
Tangan yang kotor menjadi sarana perpindahan kuman ke mulut anak. CDC menekankan bahwa cuci tangan pakai sabun adalah cara paling efektif untuk mencegah diare.

3. Intoleransi Makanan:
Beberapa anak tidak bisa mencerna zat tertentu dengan baik, misalnya laktosa (gula dalam susu sapi).

4. Infeksi di Luar Saluran Cerna:
Terkadang, infeksi seperti radang tenggorokan atau infeksi telinga dapat menimbulkan gejala diare pada bayi dan balita.

3. Tatalaksana diare

anak dengan diare
Freepik

WHO dan IDAI telah menyepakati 5 pilar utama (tanpa rehidrasi parenteral/infus) untuk menangani diare pada anak. Sebagian besar dapat dilakukan di rumah.

Pilar 1: Rehidrasi dengan Oralit

  •  Tujuan: Mencegah dan mengatasi dehidrasi.
  • Cara: Berikan Oralit sebagai cairan utama. Oralit adalah cairan terbaik untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang, lebih efektif daripada air putih atau minuman manis.
  • Dosis Praktis: Berikan sedikit-sedikit tetapi sering. Misalnya, 1-2 sendok makan setiap 5-10 menit. Jika anak muntah, tunggu 5-10 menit, lalu mulai lagi dengan lebih pelan.
  • ASI dan Susu Formula: Teruskan pemberian ASI. Untuk bayi yang minum susu formula, berikan seperti biasa.

Pilar 2: Suplementasi Zinc

  •  Tujuan: Memperpendek durasi diare, mengurangi keparahan, dan melindungi anak dari episode diare selama 2-3 bulan ke depan.
  • Cara: Berikan tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meskipun diare sudah berhenti. Ini adalah rekomendasi standar dari WHO dan IDAI.


Pilar 3: Teruskan Pemberian Makanan (Nutrisi)

  •  Tujuan: Mencegah kekurangan gizi dan memberikan energi untuk penyembuhan. Jangan berpuasa atau mengurangi makan.
  • Cara: Teruskan pemberian ASI dan makanan seperti biasa.
  • Berikan makanan yang kaya nutrisi, mudah dicerna, dan sedikit lemak. Contoh bubur, pisang, nasi tim, kentang tumbuk, atau sup.

Pilar 4: Antibiotik Selektif

  •  Tujuan: Mengobati diare yang disebabkan oleh bakteri spesifik.
  • Penting: Antibiotik TIDAK diperlukan untuk sebagian besar diare pada anak, karena kebanyakan disebabkan oleh virus. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru dapat memperburuk diare.
  • Kapan diberikan? Hanya oleh dokter jika terdapat tanda-tanda infeksi bakteri invasif, seperti diare berdarah (disentri) atau kolera.

Pilar 5: Edukasi dan Pencegahan

  •  Tujuan: Orang tua mampu mengenali tanda bahaya dan mencegah diare berulang.
  • Kenali Tanda Dehidrasi:
    • Ringan/Sedang: Gelisah, rewel, mata cekung, haus, kulit keriput.
    • Berat: Lesu, malas bermain, kesadaran menurun (sulit dibangunkan), ujung tangan/kaki dingin, tidak bisa minum.
  • Kapan harus ke dokter? Segera bawa anak ke dokter jika:
    1. Tampak tanda dehidrasi berat (sangat lemas, tidak responsif).
    2. Demam tinggi dan terus-menerus.
    3. Muntah berulang sehingga tidak bisa minum.
    4. Ada darah dalam tinja.
    5. Diare sangat sering dan banyak, berisiko menyebabkan dehidrasi cepat.

Pencegahan

anak dengan diare
Freepik
  • Cuci tangan pakai sabun secara rutin.
  • Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga 2 tahun.
  • Berikan imunisasi, terutama Imunisasi Rotavirus untuk mencegah diare akibat virus tersebut.
  •  Pastikan kebersihan makanan dan air minum.


Sembelit memang bisa membuat khawatir, namun dengan memahami diare pada anak: penyebab, cara mengatasi, dan obat sesuai anjuran dokter, orangtua akan lebih aware akan langkah preventif dan solutifnya. Semoga bermanfaat!

FAQ Seputar Diare pada Anak

Diare seperti apa yang harus diwaspadai?

Jika diare disertai nyeri perut yang intens, kram parah, atau muntah berulang, itu termasuk dalam tanda-tanda diare parah. Kondisi ini sering ditemukan pada infeksi berat, seperti kolera atau infeksi parasit.

Kapan anak harus dibawa ke IGD saat diare?

Pada kebanyakan kasus, diare ringan bisa ditangani di rumah dengan cukup minum air dan banyak istirahat. Namun, Anda sebaiknya segera ke IGD rumah sakit terdekat jika mengalami gejala berikut: Diare berlangsung lebih dari 2 hari pada orang dewasa, atau lebih dari 24 jam pada anak-anak.

Buah apa yang tidak boleh dimakan saat diare?

Apel, pir, pepaya, dan nanas adalah contoh buah yang tidak boleh dimakan saat diare. Jika dikonsumsi, buah-buahan ini bisa memperparah gejala diare pada anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erick akbar
Novy Agrina
Erick akbar
EditorErick akbar
Follow Us

Latest in Kid

See More

Resep Kreasi Telur Chili Padi, Menu Pedas Lembut yang Bocil Approve!

12 Des 2025, 07:05 WIBKid