- Sajikan sayur dengan tampilan menarik: anak sering menolak makan sayur karena bentuknya kurang menggugah selera. Mama bisa mengkreasikan sayur dalam bentuk karakter lucu, potongan kecil warna-warni.
- Campurkan dalam makanan favorit: jika si Kecil suka pasta, bakso, atau nasi goreng, Mama bisa menambahkan sayuran cincang halus ke dalamnya. seiring berjalannya waktu, si Kecil akan terbiasa dengan rasa sayuran.
- Libatkan anak dalam proses membeli dan memasak: ajak si Kecil ikut memilih sayur saat belanja atau membantu Mama menyiapkan masakan di dapur.
- Jadikan sayur sebagai camilan sehat: selain dimasak dalam menu utama, sayur juga bisa dijadikan camilan, seperti stik wortel dengan saus yoghurt atau brokoli kukus dengan taburan keju.
- Jadi teladan untuk anak: anak cenderung meniru kebiasaan orangtuanya. Jika Mama dan Papa rutin makan sayur dengan lahap, si Kecil akan melihat hal itu sebagai kebiasaan normal.
Kurang Asupan Sayur Bisa Picu Kanker Usus pada Anak, Ini Faktanya!

Mama mungkin sudah tidak asing lagi dengan kekhawatiran yang melanda ketika si Kecil sulit makan sayur.
Tidak hanya membuat tubuhnya kekurangan gizi, pola makan yang jarang mengandung sayur juga bisa berdampak serius pada kesehatan ususnya.
Sayur memiliki banyak manfaat penting, seperti menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, menyediakan serat untuk pencernaan, serta melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, risiko gangguan usus bahkan kanker usus bisa meningkat seiring waktu.
Meskipun kanker usus lebih sering terjadi pada orang dewasa, tidak menutup kemungkinan si Kecil juga bisa mengidap kanker usus.
Faktor gaya hidup, terutama kurangnya konsumsi sayur dan serat, menjadi salah satu penyebab yang patut diwaspadai.
Di artikel ini, Popmama.com telah merangkum informasi seputar kurang sayur bisa picu kanker usus pada anak, agar Mama bisa membantu si Kecil membentuk pola makan sehat
1. Manfaat serat dalam sayur dalam menjaga kesehatan usus

Serat dari sayuran berfungsi sebagai pembersih alami di saluran pencernaan.
Serat membantu mengikat sisa makanan, memperlancar buang air besar, serta menjaga agar zat berbahaya tidak menumpuk terlalu lama di usus.
Selain itu, serat difermentasi oleh bakteri baik di usus besar menjadi asam lemak rantai pendek, seperti butirat, yang berperan melindungi dinding usus dari peradangan.
Dengan begitu, serat bisa menurunkan risiko terbentuknya sel abnormal yang dapat berkembang menjadi kanker.
Jika si Kecil jarang makan sayur, tubuhnya otomatis kekurangan serat. Hal ini membuat pencernaan lebih sering bermasalah, seperti sembelit kronis.
Menurut dokter spesialis bedah anak, dr Slamet Suswantor SpBA, kurang serat bisa memicu sembelit kronis, yang akhirnya menyebabkan iritasi parah.
Iritasi atau peradangan pada area usus besar inilah yang akan meningkatkan resiko terjadinya kanker usus.
Karena itu, penting bagi Mama untuk memastikan asupan sayur harian si Kecil selalu tercukupi.
2. Kurangnya asupan sayur bisa mengganggu bakteri baik di usus

Di dalam usus, ada milyaran bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan tubuh manusia.
Saat si Kecil mengonsumsi cukup sayur, bakteri baik akan berkembang dengan sehat karena mendapat makanan berupa serat.
Namun, jika asupan sayurnya kurang, jumlah bakteri baik akan berkurang, dan bakteri jahat bisa lebih dominan. Kondisi ini bisa memicu peradangan kronis di usus dan meningkatkan risiko kanker.
Dilansir dari Healthline, anak yang terbiasa dengan pola makan rendah sayur cenderung memiliki keseimbangan mikrobiota usus yang buruk.
Dampaknya bukan hanya pada kesehatan pencernaan, tetapi juga daya tahan tubuh secara keseluruhan, seperti suasana hati dan produktivitas si Kecil.
3. Sayur kaya akan vitamin dan zat pelindung usus

Sayur bukan hanya kaya serat, tetapi juga mengandung vitamin, mineral, dan zat fitokimia yang penting untuk melawan radikal bebas.
Vitamin seperti A, C, E, serta folat berperan menjaga sel tubuh tetap sehat dan mencegah kerusakan DNA.
Kerusakan DNA inilah yang bisa menjadi awal mula terbentuknya kanker. Selain itu, zat antioksidan dalam sayur dapat mengurangi peradangan yang bisa merusak jaringan usus.
Jika si Kecil jarang makan sayur, tubuhnya bisa kehilangan bahan pelindung alami ini. Tubuh menjadi lebih rentan terhadap pengaruh zat berbahaya dari makanan olahan atau lingkungan sekitar.
Padahal, mengonsumsi berbagai macam sayur setiap hari dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.
4. Pola makan sejak kecil menentukan kesehatan saat dewasa

Pola makan yang dibiasakan sejak kecil akan memengaruhi kesehatan si Kecil hingga dewasa nanti.
Jika anak mama terbiasa menghindari sayur, risiko masalah kesehatan seperti obesitas, sembelit kronis, bahkan kanker usus bisa meningkat di masa depan.
Menurut America’s National Institute of Cancer, beberapa penelitian menemukan bahwa peningkatan kasus kanker usus pada usia muda bisa dikaitkan dengan pola makan tidak sehat sejak masa anak-anak.
Maka, Mama perlu mulai memperkenalkan sayur sedini mungkin. Tidak apa-apa jika awalnya si Kecil menolak, yang penting Mama konsisten untuk menyajikan berbagai variasi sayuran.
Ingatlah bahwa kebiasaan kecil sehari-hari, seperti menambahkan sayur dalam bekal sekolah atau menjadikannya camilan sehat, bisa memberikan dampak besar pada kesehatan si Kecil di masa depan.
5. Cara praktis membuat anak suka makan sayur

Mama mungkin sering menghadapi tantangan saat si Kecil menolak makan sayur. Namun, ada beberapa cara sederhana untuk membuatnya lebih tertarik, seperti:
Itulah informasi tentang kurang sayur bisa picu kanker usus pada anak. Maka jangan sepelekan jika anak suka menolak sayur ya, karena bisa berdampak pada kesehatan anak jangka panjang.



















