Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Teman Anak Kasar di Sekolah? Begini agar Anak Tetap Terbuka!

Teman Anak Kasar di Sekolah
Freepik
Intinya sih...
  • Anak yang suka bercerita, tanda ia merasa aman dengan hubungannya pada sang Mama
  • Anak tidak tahu bagaimana mengatasi sesuatu sampai ia menghadapi situasinya, Mama bisa ajak ngobrol si Kecil untuk mendengar ceritanya.
  • Anak merasa dekat setelah merasa dirinya didengar dengan sang Mama
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap anak punya caranya sendiri untuk bercerita tentang hari-harinya di sekolah. Ada yang lewat celoteh riang, ada pula yang datang dengan ekspresi sedih sambil mencari pelukan mama. Di sanalah peran orangtua penting! Bukan hanya untuk mendengar, tapi juga memahami apa yang anak rasakan.

Momen manis diunggah ke akun Instagram @verenaindha yang membagikan situasi sederhana, namun penuh makna antara mama dan anak.

Sepulang sekolah, Nala, anak perempuan Verena terlihat bercerita dengan antusias pada sang Mama.

Hari itu, ia mengalami kejadian yang membuatnya tidak nyaman. Tangannya ditarik terlalu keras oleh seorang teman hingga terasa sakit. Alih-alih langsung panik atau marah, sang Mama memilih untuk mendengarkan dengan sabar, sesekali menimpali dengan gurau di sela percakapan.

Berikut Popmama.com rangkum sebagai contoh apabila Mama mengalami hal serupa, teman anak kasar di sekolah? Begini agar anak tetap terbuka!

Anak yang Suka Bercerita, Tanda Ia Merasa Aman dengan Mama

Nala, seperti banyak anak lainnya, sering berbagi cerita dengan mamanya tentang hal-hal yang terjadi di sekolah, kejadian sehari-hari sampai hal yang membuatnya merasa tidak nyaman. 

Suatu hari, Nala bercerita tentang temannya di sekolah yang bersifat kasar dan tidak mau mengantre. Sebenarnya, Nala yang mandiri sudah mencoba berulang kali menyelesaikannya sendiri, tetapi temannya tetap tidak menggubris.

Awalnya Mama Nala anggap biasa, “namanya juga anak-anak,” tapi lama-lama Nala mulai merasa terganggu. Alih-alih langsung menyalahkan pihak lain, sang Mama memilih untuk mendengarkan dengan tenang dan menggali lebih dalam. 

Dari sinilah percakapan sederhana yang penuh kehangatan dan pembelajaran dimulai.

Tiga Cara Membantu Anak Menyikapi Teman yang Kasar

Berani bicara dan mengungkapkan perasaan
Freepik

Dalam unggahan tersebut, Mama Nala membagikan tiga hal yang Ia ajarkan pada Nala sebagai langkah awal self-defense. Tidak langsung turun tangan, tetapi membiarkan anak belajar menyelesaikan masalahnya sendiri dengan kekuatan dalam diri, dengan:

  1. Berani bicara dan mengungkapkan perasaan
    Mama mengajarkan Nala untuk terus terang ke temannya bahwa tindakan itu menyakitinya. Meskipun ini terlihat sepele, namun komunikasi yang jelas dan gamblang seperti ini ternyata membawa keuntungan besar lho, Ma! Anak akan belajar berkomunikasi secara asertif sejak dini, bahwa ia berhak menyampaikan batasan dengan sopan.
  2. Bersikap tegas tanpa kasar
    Anak diajarkan untuk tetap menjaga sikap, tapi juga menunjukkan bahwa ia tidak nyaman dengan perlakuan tersebut. Ini mengajarkan anak tentang keseimbangan antara sopan santun dan keberanian membela diri.
  3. Laporkan ke guru jika kejadian berulang
    Jika situasi tetap terjadi, anak diarahkan untuk meminta bantuan kepada guru. Anak belajar bahwa mencari pertolongan bukan tanda lemah, tetapi bentuk tanggung jawab menjaga dirinya.

Tiga Hal Penting yang Bisa Jadi Inspirasi untuk Mama

Bangun komunikasi terbuka dengan anak
Canva/Aflo Images

Tentu penting sekali untuk menjaga komunikasi dengan anak agar tetap mau terbuka. Keterbukaan akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, membentuk karakter positif, serta menciptakan dukungan emosional untuk tumbuh kembang mereka.

  1. Bangun komunikasi terbuka dengan anak
    Saat anak berani bercerita, itu tanda ia percaya pada kita. Karena itu, respons pertama yang paling penting adalah mendengarkan dengan penuh empati bukan langsung bereaksi atau menghakimi.

    Mama bisa selipkan senda gurau dengan si Kecil agar obrolan semakin hangat.
  2. Ajarkan anak menyelesaikan masalah dengan tenang dan bijak
    Anak perlu tahu bahwa mereka bisa mengelola konflik dengan cara sehat bukan dengan marah, tapi juga tidak diam saja. Sikap ini akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang berani sekaligus lembut.

    Di momen-momen seperti ini, si Kecil tepat diajarkan cara mengelola kecerdasan emosional seperti Mama Nala yang membantu Nala dengan mengajarkan cara mengenali perasaannya, mengekspresikannya dengan sopan, dan menghormati perasaan orang lain.
  3. Kolaborasi antara orangtua dan sekolah itu penting
    Tidak semua masalah bisa diselesaikan anak sendirian. Dukungan dari guru dan komunikasi terbuka dengan orangtua lain membantu anak belajar dalam lingkungan yang aman dan penuh pengertian.


Jaga kebutuhan anak dan asertivitasnya agar tetap terbuka!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid