7 Fenomena Langit Ini Bakal Terjadi Bulan Juli 2025

- Bulan Juli akan terdapat hujan meteor Delta Aquariids yang berasal dari rasi Aquarius.
- Perubahan fase Bulan sepanjang Juli akan mengikuti siklus lunar yang teratur.
- Pertemuan Bulan, Jupiter, dan Mars Akhir bulan Juli akan dimeriahkan oleh dua peristiwa konjungsi yang melibatkan planet-planet raksasa tata surya.
Bulan Juli 2025 akan menjadi periode yang sangat dinanti oleh para pecinta langit malam di seluruh dunia. Berbagai peristiwa astronomi spektakuler akan menghiasi langit sepanjang bulan ini, memberikan kesempatan langka untuk menyaksikan keajaiban alam semesta.
Dari parade planet hingga hujan meteor, setiap fenomena menawarkan pengalaman visual yang memukau dan dapat dinikmati baik dengan mata telanjang maupun menggunakan peralatan astronomi sederhana. Para pengamat langit akan dimanjakan dengan rangkaian peristiwa yang terjadi hampir setiap minggu sepanjang Juli.
Fenomena-fenomena ini tidak hanya memberikan tontonan yang menakjubkan, tetapi juga menjadi momen pembelajaran yang berharga tentang tata surya dan alam semesta.
Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk simak Popmama.com merangkum beberapa fenomena langit terjadi bulan Juli 2025 secara lebih detail.
Deretan Fenomena Langit Ini Bakal Terjadi Bulan Juli 2025
1. Hujan meteor Delta Aquariids dan kilas balik Misi Mariner 4

Bulan Juli akan terdapat hujan meteor Delta Aquariids yang berasal dari rasi Aquarius, memberikan pertunjukan cahaya alami di langit malam. Hujan meteor ini dapat diamati dengan optimal pada paruh kedua bulan ketika cahaya Bulan tidak terlalu mengganggu.
Meteor-meteor ini akan tampak bergerak dari arah rasi Aquarius dan dapat dilihat di seluruh belahan langit dengan kecepatan yang bervariasi. Selain fenomena alam, bulan Juli 2025 juga menandai peringatan 60 tahun misi bersejarah Mariner 4 yang melakukan terbang lintas pertama ke Mars pada tahun 1965.
2. Fase bulan sepanjang Juli 2025

Perubahan fase Bulan sepanjang Juli akan mengikuti siklus lunar yang teratur dan dapat diprediksi dengan akurat. Dimulai dari kuartal pertama pada 2 Juli, Bulan akan terus bertambah hingga mencapai purnama pada 10 Juli, kemudian menyusut melalui kuartal ketiga pada 17 Juli, dan akhirnya mencapai fase bulan baru pada 24 Juli.
Setiap fase menawarkan kondisi pengamatan yang berbeda untuk objek-objek langit lainnya. Fase bulan baru pada akhir bulan menjadi waktu yang paling ideal untuk mengamati bintang-bintang redup, nebula, dan galaksi karena tidak adanya polusi cahaya dari Bulan.
Sebaliknya, fase purnama memberikan penerangan alami yang memudahkan aktivitas pengamatan secara umum. Memahami siklus lunar ini sangat penting bagi para astronom amatir dalam merencanakan sesi pengamatan yang optimal.
3. Pertemuan Bulan, Jupiter, dan Mars

Akhir bulan Juli akan dimeriahkan oleh dua peristiwa konjungsi yang melibatkan planet-planet raksasa tata surya. Pada tanggal 23 Juli, Bulan sabit tipis dengan cahaya hanya 3 persen akan tampak berdampingan dengan Jupiter yang bersinar terang di rasi Gemini.
Jupiter sebagai planet terbesar di tata surya akan mudah dikenali dari kilauannya yang stabil dan terang. Lima hari kemudian, pada 28 Juli, akan terjadi peristiwa yang lebih dramatis ketika Bulan bertemu dengan Mars yang berwarna kemerahan khas.
Peristiwa ini bisa dikatakan istimewa karena terjadinya okultasi, ketika Mars akan tampak "hilang" di balik Bulan dari sudut pandang pengamat di wilayah tertentu, termasuk sebagian Antarktika. Fenomena ini memberikan kesempatan langka untuk menyaksikan dinamika pergerakan benda-benda langit dalam tata surya.
4. Bulan sabit dekat Gugus Pleiades

Menjelang akhir bulan Juli, pengamat langit akan disuguhkan pemandangan romantis saat Bulan sabit yang tipis berpapasan dengan gugus bintang Pleiades yang terkenal.
Bulan dengan tingkat kecerahan hanya 24 persen akan menciptakan kontras yang indah dengan kelompok bintang muda yang juga dikenal sebagai "Tujuh Saudara" ini.
Gugus Pleiades merupakan salah satu objek langit dalam yang paling mudah dikenali dan populer di kalangan astronom amatir. Pengamatan terbaik dapat dilakukan pada dini hari menjelang fajar ketika kedua objek berada di posisi tinggi di langit timur.
Menggunakan teropong akan memberikan pengalaman visual yang luar biasa, dimana detail-detail halus pada gugus bintang dapat terlihat dengan jelas. Moment ini juga menjadi kesempatan fotografi astronomi yang sempurna untuk diabadikan.
5. Konjungsi Bulan, Saturnus, dan Neptunus

Pertengahan bulan Juli akan diwarnai oleh peristiwa konjungsi yang melibatkan tiga benda langit sekaligus dalam satu frame pengamatan. Bulan yang sedang dalam fase 70 persen akan tampak berkumpul dengan planet Saturnus dan Neptunus di wilayah rasi Pisces.
Saturnus dengan cincinnya yang khas akan mudah dikenali karena cahayanya yang cukup terang untuk dilihat mata telanjang. Sementara itu, Neptunus sebagai planet terjauh dari Matahari akan membutuhkan teleskop untuk dapat diamati karena keremangan cahayanya.
Peristiwa ini memberikan kesempatan langka untuk mengamati tiga benda langit yang berbeda karakteristiknya dalam satu pandangan. Waktu terbaik pengamatan adalah saat langit mulai gelap hingga tengah malam ketika ketiga objek berada di posisi optimal.
6. Puncak Bulan Purnama 'Buck Moon'

Fenomena purnama bulan Juli yang dikenal dengan sebutan "Buck Moon" akan mencapai puncaknya pada tanggal 10 Juli di waktu malam. Nama ini berasal dari tradisi suku asli Amerika yang mengaitkan bulan purnama Juli dengan masa pertumbuhan tanduk baru pada rusa jantan. Bulan akan berada di posisi sempurna dalam rasi Sagittarius dan akan tampak bulat penuh selama beberapa hari.
Moment ini menjadi waktu ideal untuk melakukan pengamatan detail permukaan Bulan menggunakan teropong atau teleskop kecil. Para pengamat dapat melihat dengan jelas berbagai formasi geologis seperti kawah-kawah besar, dataran basalt gelap yang disebut maria, dan pegunungan lunar. Cahaya purnama yang terang juga akan memberikan penerangan alami yang memukau bagi aktivitas malam hari.
7. Merkurius dan Venus buka parade langit

Pembukaan spektakuler bulan Juli dimulai dengan penampakan dua planet terdekat dari Matahari yang akan menghiasi langit sore. Merkurius akan mencapai posisi elongasi barat maksimumnya, yaitu jarak sudut terjauh dari Matahari yang memungkinkan planet ini terlihat jelas tanpa terhalang cahaya Matahari.
Kondisi ini menjadikan Merkurius dapat diamati dengan mudah di langit barat setelah Matahari tenggelam. Bersamaan dengan itu, Venus yang dikenal sebagai "Bintang Sore" akan menampilkan pertunjukan menarik di dekat Uranus dalam rasi bintang Taurus.
Meskipun Venus akan bersinar sangat terang dan mudah dilihat, Uranus yang berjarak hanya sekitar 2 derajat darinya memerlukan bantuan teropong untuk dapat diamati karena cahayanya yang redup. Kombinasi kedua planet ini akan menciptakan pemandangan yang sangat menarik bagi para pengamat langit.
Nah, itulah penjelasan terkait fenomena langit terjadi bulan Juli 2025 yang dapat mama saksikan. Semoga informasinya dapat bermanfaat ya, Ma.



















