5 Fakta Terapi TENS untuk Obati Rasa Nyeri karena Berbagai Kondisi

Biasanya terapi TENS cukup aman dan terkendali, lho!

30 Oktober 2021

5 Fakta Terapi TENS Obati Rasa Nyeri karena Berbagai Kondisi
directorthocare.com

Apakah kamu pernah menggunakan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk penyakit neuropati diabetik?

TENS sendiri melibatkan penggunaan arus listrik tegangan rendah yang memberikan arus di dekat saraf. Fungsinya sendiri guna mengubah persepsi tentang rasa sakit. 

Dilansir dari My.clevelandclinic, bahwa unit TENS terdiri dari perangkat bertenaga baterai yang mengirimkan impuls listrik melalui elektroda. Biasanya ditempatkan di permukaan kulit.

Meski jenis terapi ini cukup aman dan terkendali. Namun kamu perlu mengetahui 5 fakta mengenai TENS. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:

1. TENS bermanfaat untuk mengurangi keluhan apa saja?

1. TENS bermanfaat mengurangi keluhan apa saja
Pexels/Anete Lusina

Terapi TENS yang berfungsi menghantarkan arus listrik bervoltase rendah ke dalam sistem saraf, unit ini digunakan untuk meredakan nyeri kronis (tahan lama) dan akut (jangka pendek).  

TENS juga bermanfaat mengurangi keluhan akibat beberapa kondisi seperti:

  • Osteoarthritis (penyakit sendi)
  • Fibromyalgia yang timbul rasa nyeri pada otot, tendon dan persendian di seluruh tubuh. Terutama di sepanjang tulang belakang.
  • Tendinitis (peradangan atau iritasi pada tendon).
  • Bursitis (radang kantung berisi cairan yang melindungi sendi).
  • Sakit selama proses persalinan.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Nyeri panggul kronis.
  • Neuropati diabetik, yaitu kerusakan pada saraf yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh.
  • Penyakit arteri perifer, yaitu pengerasan arteri yang mengedarkan darah ke tubuh.

Arus listrik yang dikirimkan dari TENS unit akan mengaliri ke sistem saraf pusat.

Pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan saraf dalam mengirimkan sinyal nyeri menuju otak dan saraf tulang belakang, sehingga rasa sakit pun perlahan berkurang.

Editors' Pick

2. Bagaimana cara kerja unit TENS?

2. Bagaimana cara kerja unit TENS
spineuniverse.com

Sebenarnya ada dua teori tentang bagaimana stimulasi saraf listrik transkutan (TENS) bekerja, yaitu:

  • Satu teori adalah bahwa arus listrik merangsang sel-sel saraf yang menghalangi transmisi sinyal rasa sakit, mengubah persepsi kamu tentang rasa sakit. 
  • Teori lainnya adalah bahwa stimulasi saraf meningkatkan kadar endorfin. Ini merupakan bahan kimia penghilang rasa sakit alami tubuh. Endorfin kemudian memblokir persepsi rasa sakit.

Namun pada umumnya, cara kerja terapi TENS sendiri diantaranya:

  • Biasanya pasien mendapat terapi TENS selama 15 menit yang menggunakan arus listrik berfrekuensi 10-50 Hz.
  • Perangkat TENS sendiri bertenaga baterai seukuran ponsel kecil dan dilengkapi dengan beberapa set kabel elektroda serta bantalan ujung. 
  • Elektroda terhubung ke perangkat di satu ujung dan dipasang ke bantalan sekitar 2 inci kali 2 inci di ujung lainnya. Setiap bantalan memiliki lapisan perekat dan ditempatkan pada kulit di area tertentu di sepanjang jalur saraf di area yang akan dirawat. 
  • Perangkat memberikan pulsa energi listrik. Pulsa dapat disesuaikan untuk intensitas, frekuensi, durasi dan jenis (meledak atau terus menerus). 
  • Seorang dokter, ahli terapi fisik, atau ahli akupunktur menentukan dan menyesuaikan pengaturan mesin.

3. Untuk jenis kondisi apa yang tidak boleh menggunakan terapi TENS?

3. jenis kondisi apa tidak boleh menggunakan terapi TENS
Pexels/Anete Lusina

Meski terapi TENS terbilang cukup efektif, tapi tidak semua orang bisa menjalani jenis terapi ini.

Sebaiknya jangan gunakan terapi TENS di lokasi tubuh tertentu jika kamu memiliki salah satu dari kondisi berikut:

  • Perangkat implan (cardioverter atau defibrillator, neurostimulator, stimulator pertumbuhan tulang, monitor tekanan darah). 
  • Jangan gunakan terapi TENS di atas atau di dekat area di mana perangkat elektronik ditanamkan. Sebab TENS dapat menyebabkan perangkat ini tidak berfungsi.
  • Perempuan yang sedang hamil. Namun bisa digunakan selama persalinan.
  • Jangan menerapkan terapi TENS pada perut, daerah panggul, punggung bawah. Ke titik akupunktur di lutut, tangan atau pergelangan kaki. 
  • Orang dengan penyakit kanker.  Jangan mengoleskan elektroda ke area tubuh yang diketahui atau diduga kanker. Jari jangan gunakan TENS jika memiliki rasa sakit yang tidak terdiagnosis dan riwayat kanker dalam 5 tahun terakhir.
  • Pada orang yang memiliki riwayat epilepsi. Jangan memasang elektroda di kepala, leher atau bahunua. Sementara pada penderita epilepsi, elektroda yang dipasang dekat leher atau mata dapat memicu kejang.
  • Orang yang punya penyakit jantung. Jangan menerapkan terapi TENS ke dada jika memiliki penyakit jantung, gagal jantung atau aritmia. Orang yang menggunakan alat pacu jantung.
  • Arus listrik pada terapi TENS mungkin mengganggu kerja alat pacu jantung atau berinteraksi dengan implan yang terbuat dari besi.
  • Trombosis vena dalam atau tromboflebitis. Jangan gunakan terapi TENS karena dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang meningkatkan risiko lepasnya bekuan darah.
  • Gangguan perdarahan (hemoragik) atau jaringan yang baru atau aktif berdarah. Sebab terapi TENS biss meningkatkan perdarahan di lokasi jaringan atau meningkatkan risiko perdarahan pada orang dengan gangguan perdarahan.
  • Pada orang yang mengalami kesulitan berkomunikasi atau yang memiliki gangguan mental dan tidak dapat memberikan umpan balik untuk memastikan penggunaan TENS secara aman.
  • Jaringan yang terinfeksi, luka karena osteomielitis atau jika kamu menderita TBC. Pasalnya, terapi TENS dapat menyebabkan penyebaran infeksi.
  • Ditempelkan ke area jaringan yang baru saja dirawat dengan radiasi.
  • Untuk kulit yang rusak. Kecuali luka terbuka di mana tujuannya adalah menggunakan stimulasi listrik untuk menyembuhkan jaringan. Dalam kasus ini, terapi harus dipandu oleh terapis yang terampil.
  • Dekat atau di atas mata atau mulut, depan atau samping leher dan di kepala.
  • Ditempel di dekat organ reproduksi atau alat kelamin.
  • Ke area tubuh yang kurang atau kurang sensasinya.

Pastikan kamu sudah berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani terapi TENS. 

4. Apa saja keuntungan dan kerugian dari terapi TENS?

4. Apa saja keuntungan kerugian dari terapi TENS
Pexels/MART PRODUCTION

Penggunaan terapi TENS memang terbilang sangat efektif bila diterapkan dengan tepat. Terutama untuk mencegah kambuhnya nyeri di kemudian hari.

Sementara keunggulan dari terapi TENS juga mudah dan praktis digunakan. Pasien tidak perlu mempersiapkan apa pun sebelum menjalani terapi.

Terapi TENS bisa dilakukan secara mandiri di rumah, dengan catatan sudah memahami titik tubuh yang akan dipasangi elektroda.

Selain itu, berikut keuntungan TENS dalam persalinan:

  • Tidak memerlukan obat-obatan atau suntikan
  • TENS mungkin memberi kendali atas penghilang rasa sakit
  • Si Pemakai TENS bisa bergerak
  • Dapat menggunakan metode lain jika TENS tidak memberi kamu cukup penghilang rasa sakit

Namun ada pula kerugian dari TENS, diantaranya:

  • Tidak bekerja untuk semua orang
  • Mesin TENS tidak dapat digunakan di bak mandi atau pancuran

5. Bagaimana efek samping dari terapi TENS?

5. Bagaimana efek samping dari terapi TENS
shelbycountychiropractic.com

Mungkin kamu bertanya mengenai apakah ada risiko efek samping dari terapi TENS? 

Bagi kebanyakan orang, TENS adalah pengobatan yang aman tanpa efek samping. 

Namun bagi beberapa orang mungkin alergi terhadap pembalut dan kulit mereka mungkin menjadi merah dan teriritasi. Tetapi pembalut khusus untuk penderita alergi tersedia. 

Artinya, TENS tidak aman untuk digunakan semua orang. Bahkan memiliki efek samping seperti:

  • Muncul sensasi menggelitik dan menusuk
  • Terdengar suara dengungan mesin yang mungkin terasa tidak nyaman bagi sebagian orang.
  • Beberapa pasien juga berisiko mengalami alergi terhadap gel lengket yang terdapat pada elektroda. Ini karena gel lengket pada elektroda bersentuhan langsung dengan kulit. Alergi terhadap gel biasanya ditandai dengan kemerahan dan iritasi pada kulit. Jika mengalami gejala tersebut, coba gunakan elektroda dengan gel yang bersifat hipoalergenik.
  • Jangan pula memasang elektroda pada area mata karena dapat menyebabkan cedera mata.

Nah, itulah 5 fakta mengenai terapi dari Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS). Unit TENS sendiri tersedia baik dengan maupun tanpa resep.

Baca juga:

The Latest