Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kapan Dilaksanakannya?

Apakah termasuk hari libur nasional?

28 Februari 2024

Apa Itu Hari Raya Galungan Kapan Dilaksanakannya
desasangeh.badungkab.go.id

Galungan merupakan salah satu Hari Raya umat Hindu yang diperingati setiap enam bulan sekali (210 hari) yakni pada hari Budha Kliwon Dungulan. 

Perayaan ini identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan menghiasi sepanjanh jalan raya yang bernuansa alami. Pulau Dewata kerap disorot sebagai pulau yang indah sekaligus religius. 

Lantas, apa itu Galungan dan kapan dilaksanakannya? berikut ini Popmama.comberikan informasi selengkapnya. 

1. Apa itu Hari Raya Galungan?

1. Apa itu Hari Raya Galungan
timesindonesia.co.id

Mengutip laman resmi Kab. Buleleng, Hari Raya Galungan merupakan hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagat raya beserta seluruh isinya. 

Selain itu, Hari Raya Galungan juga merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). 

Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara dengan segala manifestasinya. Penjor yang dipasang di tepi jalan sendiri merupakan aturan ke hadapan Bhatara Mahadewa. 

2. Kapan Hari Raya Galungan dilaksanakan?

2. Kapan Hari Raya Galungan dilaksanakan
Instagram.com/thehungrytourer

Berbeda dengan hari Nyepi, Hari Raya Galungan tidak termasuk libur nasional. Namun Pemerintah Provinsi bali melalui Surat Edaran Gubernur Bali No.07 tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024, menetapkan Galungan 2024 di Bali sebagai hari libur. 

Hal tersebut bertujuan agar seluruh umat Hindu di Bali dapat melaksanakan Hari Raya sesuai dengan Swadarmanya. Hari Raya Galungan di Bali ditetapkan oleh Pemprov Bali pada 28 Februari 2024 dan 25 September 2024.

3. Rangkaian Hari Raya Galungan

3. Rangkaian Hari Raya Galungan
desasangeh.badungkab.go.id

Beberapa rangkaian acara keagamaan dilakukan pada Hari Raya Galungan. Berikut rangkaian Hari Raya Galungan seperti dikutip dari Kab. Buleleng, antara lain: 

  • Tumpek Wariga: Tumpek Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan. Pada hari Tumpek Wariga, warga Ista Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan tumbuh-tumbuhan. Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa bubur sumsum. 
  • Sugihan Jawa: Sugihan Jawa adalah sebagai hari pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia. Pada hari ini umat melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon. 
  • Sugihan Bali: Tata cara pelaksanaannya adalah dengan cara mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang semakin dekat. 
  • Hari Penyekaban: Hari ini memiliki makna nyekeb indriya yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama. 
  • Hari Penyajan: Hari ini memiliki filosofis untuk memantapkan diri untuk merayakan hari raya Galungan. 
  • Hari Penampahan: Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan. Pada hari ini umat akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur. Selain membuat penjor, umat juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap acara. 
  • Hari Raya Galungan: Dimulai dari persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan. 
  • Hari Umanis Galungan: Umat akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara. Anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang, sebuah tradisi dimana anak-anak akan menarikan barong disertai gambelan dari pintu ke pintu rumah penduduk. 
  • Hari Pemaridan Guru: Hari ini adalah hari untuk nyurud atau ngelungsur waranugraha dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Guru. 
  • Ulihan: Hari kembalinya para dewata atau dewati atau leluhur ke kahyangan dengan meninggalkan berkat dan anugerah panjang umur. 
  • Hari Pemacekan Agung: Makna pemacekan agung ini adalah sebagai simbol keteguhan iman umat manusia atas segala godaan selama perayaan hari Galungan. 
  • Hari Kuningan: Hari Suci Kuningan dirayakan umat dengan cara memasang tamjang, kolem, dan endig. Tamiang adalag simbol senjata Dewa Wisnu karena menyerupai Cakra, Kolem adalah simbol senjata Dewa Mahadewa, sedangkan Endog adalah simbol kantong perbekalan yang dipakai oleh para Dewata dan Leluhur. 
  • Hari Pegat Wakan: Hari ini adalah runtutan terakhir dari perayaan Galungan dan Kuningan. Dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan dan mencabut penjor yang telah dibuat pada hari penampahan. 

Nah itulah serangakaian informasi mengenai apa itu Galungan dan kapan dilaksanakannya. Semoga bermanfaat! 

Baca juga:

The Latest