Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Sama-Sama Demam Tinggi, Kenali 5 Perbedaan Gejala DBD dengan Covid-19

Ilustrasi - Freepik/Jcomp
Ilustrasi - Freepik/Jcomp

Dalam beberapa kasus Covid-19 terbaru, banyak pasien yang didiagnosa menderita DBD namun jika diteliti lagi nyatanya tidak. Ini cara membedakan DBD dengan Covid-19. 

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Saat seseorang mengeluhkan gejala sakit seperti demam dan lemas, beberapa tes dilakukan, termasuk tes darah.

Dari data yang terbaru, ada beberapa yang dikatakan mengalami gejala DBD karena melihat dari jumlah trombosit dan leukosit yang tercatat dari hasil lab. 

Meski begitu, saat dirawat lebih lanjut, ternyata itu bukanlah DBD. Hal ini juga dialami oleh Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja. 

Agar tidak salah, Popmama.com akan memberikan daftaer perbedaan antara DBD dengan Covid-19. 

1. Gejala Covid-19 yang umum maupun tidak biasa

Freepik/Jcomp
Freepik/Jcomp

Salah satu pertanda jelas seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah kehilangan indera perasa dan penciuman atau asmonia. Namun secara umum, gejalanya meliputi demam, batuk, sesak, dan sakit kepala. 

Namun menurut WHO, ada juga beberapa gejala Covid-19 yang tidak biasa yaitu ruam kulit, sakit tenggorokan, kelelahan, pegal, masalah pencernaan, cegukan, dan diare. 

2. Demam karena Covid-19 dibarengi gejala lain

Gejala flu - Freepik/stockking
Gejala flu - Freepik/stockking

Menurut Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI, pada demam DBD, fase demam terjadi akibat diremia. 

Yang artinya, demam disebabkan karena ada virus yang beredar dalam darah. Demam jenis ini sulit diturunkan, meski sudah minum obat penurun panas, biasanya akan mudah kembali tinggi. Juga, durasinya cukup lama yaitu sekitar 3 hari. 

Tambahannya, demam pada dengue polanya mendadak dan tinggi. Jadi, demam tinggi, berlangsung berhari-hari, tidak mudah diturunkan, dan mendadak. 

Meski beberapa infeksi virus corona juga memiliki sifat yang sama, namun yang membedakan adalah gejala lain terutama masalah di respirasi. Saat kena Covid-19, ada gejala lain yaitu sesak napas, batuk, susah menelan, hingga asmonia. 

3. Sakit kepala yang berbeda

Freepik
Freepik

Menurut Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mulya Rahma Karyanti SpA(K), saat mengalami DBD, kamu cenderung tidak merasakan sakit kepala yang terlalu mengganggu. Sedangkan ciri sakit kepala pada DBD adalah sakit di bagian depan kepala atau di belakang bola mata. 

Sedangkan jika Covid-19 sakit kepala biasanya lebih dominan dan disertai pilek yang kadang bisa cukup parah. Selain itu, demam pada Covid-19 bisa terjadi selama 5-7 hari dan dibarengi dengan saturasi oksigen yang menurun. 

4. Perbedaan durasi masa inkubasi

Ilustrasi - Pixabay/Geralt
Ilustrasi - Pixabay/Geralt

Setiap virus yang menyerang di tubuh memiliki masa inkubasi. Untuk inkubasi DBD berkisar antara 3-10 hari, sedangkan untuk rata-ratanya adalah 5-7 hari baru keluar gejala. 

Sedangkan inkubasi Covid-19 biasanya berlangsung hingga 14 hari dengan rata-rata 4-5 hari dari paparan sampai akhirnya timbul gejala. 

5. Pada gejala parah, bedanya pada di pendarahan dan gagal napas

Ilustrasi - Freepik/Rawpixel-com
Ilustrasi - Freepik/Rawpixel-com

Jika tidak teliti, penyakit DBD bisa parah dan membahayakan nyawa penderitanya. Untuk gejala parah pada DBD adalah kebocoran plasma yang menyebabkan syok, akumulasi cairan yang berujung pada gangguan pernapasan, pendarahan hebat, dan gangguan organ parah seperti penyakit hati dan tidak sadarkan diri. 

Lalu, pada Covid-19, gejala parahnya antara lain sesak napas, hipoksia, gagal napas, dan disfungsi sistem multiorgan. Jika tidak teliti, bisa terjadi perburukan mendadak dan nyawa jadi di ambang kritis. 

Itu dia beberapa perbedaan yang bisa diketahui. Semakin cepat dideteksi maka semakin cepat penanganannya. Jangan lengah, selalu jaga kebersihan di rumah dan tetap lakukan protokol kesehatan dengan ketat. 

Share
Editorial Team

Latest in Life

See More

5 Resep Sup Kental dan Bening Khas Asia yang Hangat di Musim Hujan

Freepik/Ungvar
Freepik/Ungvar

Salah satu makanan sehat yang dapat dinikmati keluarga sekaligus bisa menghangatkan tubuh di musim hujan adalah sup. Tak hanya sup bening, Mama juga bisa membuatkan sup kental yang kaya akan bumbu dan rempah-rempah.

Dijamin pasti akan mengulik cita rasa keluarga! Penasaran apa saja resepnya? Berikut Popmama.com telah merangkum kelima resep sup bening dan kental untuk keluarga yang cocok disantap saat musim hujan.

Selamat mencoba!

1. Sup jagung dengan ayam

idntimes.com
idntimes.com

Jagung dan ayam merupakan beberapa jenis makanan yang disukai oleh anak-anak. Perpaduan rasa manis dari jagung dan rasa gurih dari ayam pasti akan membuat anak dan keluarga menikmatinya.

Langsung saja, ini dia resep sup jagung dengan ayam khas Cina yang hangat sampai ke perut!
  
Bahan:

  • 1 kaleng (420 gr) jagung manis kalengan, saring
  • 1.000 ml kaldu ayam
  • 250 gr daging paha ayam, potong dadu 1 cm
  • 2 sdm kecap asin
  • ½ sdt minyak wijen
  • 1 sdm jahe parut, peras airnya
  • 100 gr daging asap, iris tipis
  • 1 sdt garam
  • ½ sdt merica hitam bubuk kasar
  • 1 sdm tepung kanji, campur dengan 50 ml air
  • 2 putih telur
  • 2 batang daun bawang, iris tipis

Cara membuat:

  • Ambil 100 gr jagung manis masukkan ke dalam blender bersama air perendamnya hingga halus, sisihkan. Biarkan sisa jagung  tetap utuh, sisihkan.
  • Masukkan kaldu dan potongan ayam ke dalam panci, masak di atas api sedang hingga mendidih dan ayam matang. 
  • Masukkan kecap asin, minyak wijen, dan air jahe. Masak sambil diaduk hingga kaldu mendidih. 
  • Masukkan jagung halus, jagung utuh, dan daging asap, masak hingga mendidih kembali. Tambahkan garam, merica, dan campuran tepung kanji dan air, aduk hingga mengental.
  • Kocok putih telur menggunakan garpu, tuang (alirkan) ke dalam sup sambil diaduk hingga putih telur matang dan membentuk serabut-serabut kasar. Tambahkan daun bawang, masak sebentar, angkat. Sajikan hangat. 

Waktu memasak: 30 menit
Untuk 4–6 porsi

2. Tekwan