Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

8 Fakta di Film Perempuan Pembawa Sial, Tayang 18 September di Bioskop

perempuan pembawa sial (5).png
Dok. IDN Pictures
Intinya sih...
  • Film Perempuan Pembawa Sial mengangkat mitos Bahu Laweyan dari Jawa kuno, menceritakan perempuan dengan kutukan mematikan.
  • Terinspirasi dari memori masa kecil Fajar Nugros selaku penulis dan film ini menjadi comeback Didik Nini Thowok di layar lebar.
  • Syuting di area Makam Imogiri, menggunakan topeng tua, dan tembang pengantin asli untuk tambah kesan mistis dalam film ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film Perempuan Pembawa Sial garapan IDN Pictures tayang mulai 18 September 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Bukan sekadar menyajikan cerita horor yang menegangkan, berbagai latar belakang budaya hingga teka-teki misterius membuat film ini menarik untuk ditonton. 

Film yang diperankan oleh Raihaanun, Morgan Oey, Clara Bernadeth, Aurra Kharishma, hingga Didik Nini Thowok ini mengisahkan soal perempuan dengan ‘bahu laweyan’ yang membawa kutukan mematikan. Konon, laki-laki yang menikah dan berhubungan dengannya akan dihantui oleh kematian.

Di balik kisah mistis yang memicu rasa penasaran, ada fakta-fakta menarik yang membuat cerita semakin menegangkan untuk ditonton. Penasaran apa saja?

Yuk simak rangkuman Popmama.com seputar 8 fakta di film Perempuan Pembawa Sial yang tayang 18 September 2025 di bioskop kesayangan kamu!

Kumpulan Fakta di Film Perempuan Pembawa Sial

1. Mengangkat mitos Bahu Laweyan dari Jawa kuno

perempuan pembawa sial (5).png
Dok. IDN Pictures

Film Perempuan Pembawa Sial memiliki latar belakang kisah yang diangkat dari mitos bahu laweyan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa kuno. Konon, perempuan yang lahir dengan tanda lahir di bahu kirinya akan mendapat kesialan yang berujung kematian. 

Sama seperti mitos yang beredar, film ini mengisahkan seorang perempuan bernama Mirah yang dihantui oleh bayang-bayang kematian suaminya karena teror laweyan yang ada di dalam dirinya. Rangkaian kematian orang-orang sekitarnya pun membuat Mirah dikucilkan oleh lingkungannya karena dianggap membawa kesialan.

2. Terinspirasi dari memori masa kecil penulis

Film Perempuan Pembawa Sial Tercipta Karena Peran Didik Nini Thowok.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Menghabiskan masa kecil di Yogyakarta membuat Fajar akrab dengan berbagai cerita mitos yang beredar di lingkungannya saat kecil, termasuk soal bahu laweyan yang pernah ia dengar. 

Semua unsur di dalam cerita ini juga cukup personal bagi Fajar, ia membawa memori masa kecil yang main sampai maghrib hingga tersesat di Alun-Alun Selatan atau kisah petugas sensus yang mengalami berbagai kejadian misterius, hingga ketakutan Fajar saat melihat Didik Nini Thowok menari dua wajah dengan topeng.

“Jadi ini adalah film tentang saya membagikan ketakutan saya di masa kecil hingga dewasa, termasuk ketakutan saya saat SD ketika pertama kali sekolah saat mengadakan kunjungan ke sanggar tarinya (Didik Nini Thowok). Waktu kecil kelas 5 SD melihat (Didik Nini Thowok dengan kostum tari), syok,” kata Fajar Nugros dalam konferensi pers film Perempuan Pembawa Sial, Rabu (20/8/25). 

3. Jadi comeback Didik Nini Thowok di layar lebar

8 Mitos dan Simbol di Film Perempuan Pembawa Sial, Mistis dan Kental Tradisi (1).png
Youtube/IDN Pictures

Film Perempuan Pembawa Sial juga menjadi ajang comeback maestro tari Indonesia, Didik Nini Thowok sudah lama tidak terlihat di dunia entertainment, khususnya layar lebar. Fajar Nugros juga mengatakan bahwa sosok Didik Nini Thowok memiliki peran besar untuk merealisasikan film ini.

Selain berkaitan dengan pengalaman masa kecil yang ingin ditampilkan, sosok seniman tersebut dirasa tepat untuk memainkan karakter dukun manten yang punya peran penting dalam film. Dalam konferensi pers, Didik Nini Thowok juga menyampaikan bahwa dirinya pernah menjadi dukun manten Jawa sebelum akhirnya fokus mendalami tari tradisional. 

4. Syuting di area Makam Imogiri, tambah kesan mistis

perempuan pembawa sial (9).png
Dok. IDN Pictures

Selain latar belakang kisah dan akting yang mumpuni dari para pemain, proses syuting juga dilakukan di tempat yang sarat akan makna. Salah satu adegan di Perempuan Pembawa Sial diambil di Makam Raja-Raja Imogiri yang terletak di Yogyakarta.

Diketahui tempat tersebut merupakan lokasi dimana raja-raja Jawa dari Kerajaan Mataram Islam disemayamkan. Area yang digunakan untuk syuting film tepatnya di pendopo yang terletak di kaki Bukit Imogiri, tempat persemayaman terakhir raja dari Kesultanan Surakarta sebelum dimakamkan.

Tempat yang kedengarannya mistis ini juga berhasil membangun suasana yang menegangkan selama proses syuting. Para pemeran dan kru yang ada di lokasi tersebut juga sempat merasakan suasana aneh hingga mengalami beberapa gangguan teknis selama proses syuting.

5. Aurra Kharishma pertama kali akting jadi hantu

8 Mitos dan Simbol di Film Perempuan Pembawa Sial, Mistis dan Kental Tradisi (5).png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Perempuan Pembawa Sial juga menjadi salah satu karya debut Aurra Kharishma di layar lebar. Model kelahiran 27 November 1999 tersebut juga pertama kali berakting menjadi hantu di film ini.

Aurra berperan sebagai Lasmi, hantu laweyan yang meneror para laki-laki yang berhubungan dengan Mirah. Perempuan yang dinobatkan sebagai Miss Grand Indonesia 2020 ini mengatakan bahwa pengalamannya berakting menjadi hantu ini berkesan, ia juga membutuhkan persiapan yang matang karena menguras mental dan energi. 

6. Menggunakan topeng tua untuk adegan tari

8 Mitos dan Simbol di Film Perempuan Pembawa Sial, Mistis dan Kental Tradisi (3).png
Youtube/IDN Pictures

Selain pemilihan tempat yang diharapkan menambah kesan mistis, properti yang digunakan juga penuh pertimbangan. Didik Nini Thowok mengungkapkan bahwa topeng yang digunakan untuk adegan menari merupakan topeng tua berusia ratusan tahun.

Tidak ingat tepatnya kapan, tapi Didik mengatakan bahwa topeng tersebut dipakai olehnya pertama kali pada tahun 1985. Topeng tari tersebut juga terbuat dari pohon kule yang menurut penuturannya membutuhkan ritual khusus saat dibuat karena pohon kule dikenal memiliki energi negatif. 

7. Menggunakan tembang pengantin Asmarandana asli

perempuan pembawa sial (10).png
Dok. IDN Pictures

Selain penggunaan properti dan tempat yang penuh pertimbangan untuk membangun aura mistis, mantra yang digunakan dalam film ini juga diambil dari mantra asli. Biasanya, dukun manten Jawa akan membacakan mantra dan meniupkan asap rokok saat merias pengantin, bagian dari tradisi yang dipercaya masyarakat Jawa kuno.

“Saya dibukakan buku (oleh guru spiritual) itu mantra untuk pengantin itu yang asli, dari tembang Asmarandana. Sayang aja kata-katanya saya ganti, takut kalau terjadi beneran,” kata Didik Nini Thowok saat gala premiere film Perempuan Pembawa Sial, Rabu (10/9/25).

Meskipun tembang yang digunakan asli, iya memodifikasi kalimat yang digunakan dalam film tersebut untuk meminimalisir kejadian di luar nalar. Hal ini juga dilakukan untuk menghormati tradisi yang tidak bisa main-main. 

8. Mengeksplor legenda bawang merah dan bawang putih

perempuan pembawa sial (3).png
Dok. IDN Pictures

Bukan hanya menceritakan kisah bahu laweyan yang menjadi latar utama cerita, Perempuan Pembawa Sial juga menggambarkan bagaimana hubungan kakak beradik yang digambarkan dari legenda bawang merah dan bawang putih. Namun, konsep legenda tersebut dibuat lebih modern sehingga sedikit berbeda dengan cerita rakyat yang sudah biasa terdengar.

“Apa sih yang terjadi dengan si Bawang merah dan Bawang Putih itu dari cerita legenda yang selama ini kita ketahui gitu. Apa yang terjadi dengan kakak-adik ini? Jadi dari situ kita coba mengeksplor buat cerita apa yang terjadi dari dua perempuan kakak-adik ini,” tutur Susanti Dewi dalam gala premiere, Rabu (10/9/25). 

Itu dia penjelasan mengenai 8 fakta di film Perempuan Pembawa Sial yang tayang 18 September 2025 di bioskop. Film horor ini memadukan unsur mitos, budaya, dan juga stigma yang berkembang di masyarakat.

Berbagai hal mulai dari cerita, properti, hingga pemilihan tempat syuting di film ini dipertimbangkan dengan matang agar aura mistis yang dibangun dapat dirasakan penonton.

Tayang mulai 18 September 2025. Jangan lupa amankan tiket, ya, Ma!


Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erick akbar
Denisa Permataningtias
Erick akbar
EditorErick akbar
Follow Us

Latest in Life

See More

Review INNISFREE Green Tea Ceramide Milk Essence, Lembap dalam 3 Detik

05 Des 2025, 15:07 WIBLife