- Squamous Cell Carcinoma (SCC) atau karsinoma sel skuamosa. Dari semua jenis kanker vulva yang ditemukan khususnya di Australia, 90% yang ditemukan merupakan jenis kanker SCC. Kanker ini biasanya mulai menyerang sel-sel tipis di bagian yang menutupi vulva, serta membentuk tekstur kulit yang mirip seperti sisik ikan.
- Melanoma Vulva. Jenis ini ditemukan sekitar 2% - 4% dari seluruh kanker vulva yang diderita perempuan. Biasanya ini menyebabkan perubahan warna pada kulit di lapisan vulva, dan sering memengaruhi perempuan yang usianya lebih muda.
- Sarkoma. Sarkoma sangat jarang ditemukan, biasanya kanker ini menyerang bagian otot dan jaringan di bawah kulit sekitar vulva.
- Adenokarsinoma. Seperti sarkoma, kanker ini juga jarang ditemukan. Umumnya ini berasal dari jaringan kelenjar penghasil lendir, yang menyerang sel-sel pelapis kelenjar vulva itu sendiri.
- Karsinoma Verrukosa. Jenis kanker ini merupakan subtipe dari kanker skuamosa dan biasanya muncul sebagai kutil.
Kanker Vulva, Penyakit pada Perempuan yang Perlu Diwaspadai

Kanker vulva adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang alat kelamin perempuan. Kanker jenis ini memang jarang terjadi, namun beberapa faktor risikonya perlu diwaspadai, karena umumnya berkaitan erat dengan gaya hidup kita sehari-hari.
Menurut Johns Hopkins Medicine, di Amerika Serikat hampir 5.000 perempuan menderita kanker vulva setiap tahunnya. Dimana ini menyumbangkan sekitar 0,6% dari semua jenis kanker, khususnya yang diderita oleh perempuan.
Untuk meningkatkan kewaspadaan kamu, berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai kanker vulva, penyakit pada perempuan yang perlu diwaspadai.
1. Apa itu kanker vulva?

Kanker vulva adalah salah satu jenis kanker yang umumnya menyerang organ bagian luar dari alat kelamin perempuan. Vulva merupakan area kulit yang mengelilingi uretra dan vagina, termasuk klitoris dan labia, demikian dilansir dari Mayoclinic.
Pada umumnya kanker vulva berupa benjolan atau luka di vulva, yang bisa menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman. Kanker ini paling sering berkembang di labia minora (bibir vagina bagian dalam), labia mayora (bibir vagina bagian luar), dan perineum (kulit antara vagina dan anus).
Kanker ini bisa menyerang perempuan di segala usia, namun kasusnya sering didiagnosis pada orang dewasa atau yang lebih tua.
2. Beberapa jenis kanker vulva yang sering ditemukan

Menurut Cancer Council Australia, ada beberapa jenis kanker vulva atau kanker vulvar, diantaranya:
Kanker vulva memang jarang terjadi. Kanker ini paling sering memengaruhi perempuan yang telah mengalami menopause. Namun tak menutup kemungkinan dapat terjadi pada perempuan dengan usia yang lebih muda.
3. Tanda dan gejala penyakit kanker vulva

Tanda awal munculnya kanker vulva biasanya berupa benjolan yang disertai rasa gatal, iritasi bahkan pendarahan. Sayangnya perempuan sering merasa malu memeriksakan kondisinya yang berhubungan dengan alat reproduksi.
Padahal jika dibiarkan dan tidak segera diatasi, kondisi ini akan semakin parah, serta bisa meningkatkan risiko peradangan.
Beberapa gejala lain yang mungkin muncul akibat kanker vulva:
- Timbulnya rasa sakit saat dan sesudah berhubungan seksual.
- Mengalami pendarahan.
- Terasa sakit dan panas seperti terbakar di area sekitar vagina.
- Adanya perubahan warna vulva menjadi lebih gelap.
- Timbul rasa sakit saat buang air kecil.
- Rasa gatal yang tidak tertahankan.
- Tekstur kulit di sekitar vulva menjadi lebih kasar.
- Muncul benjolan yang biasa disebut kutil.
- Adanya penebalan kulit di sekitar vulva.
- Tak jarang muncul bekas luka (koreng).
Tentunya berbagai jenis kanker vulva memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Bahkan dalam beberapa kasus, gejala mungkin saja tidak muncul. Apabila kamu merasakan adanya perubahan di area sekitar vagina, jangan ragu untuk segera periksakan diri ke dokter ya.
4. Apa penyebab kanker vulva?

Hingga kini penyebab kanker vulva tidak diketahui secara pasti.
Namun pada umumnya kanker terjadi ketika pertumbuhan sel tidak terkendali. Kanker akan semakin ganas ketika dua hal terjadi yaitu, sel kanker bergerak ke seluruh tubuh lewat darah dan kelenjar getah bening, serta sel kanker membelah dan tumbuh menjadi sel baru.
5. Faktor risiko penyebab kanker vulva

Menurut Medical News Today, para ahli tidak mengetahui persis mengapa sel kanker mulai tumbuh dengan cepat di dalam tubuh. Tapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita kanker vulva, seperti:
- Perempuan yang sudah lanjut usia, di atas usia 70 tahun. Namun usia muda juga memiliki risiko penyakit kanker vulva.
- Perempuan yang terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV), memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker vulva.
- Perempuan dengan Neoplasia intraepitel vulva (VIN), dimana ini merupakan kondisi prakanker karena ditemukannya sel-sel abnormal di lapisan vulva.
- Perempuan yang mengalami kulit gatal di sekitar vagina, rentan menderita kanker vulva.
- Memiliki riwayat kanker kulit di bagian tubuh lainnya.
- Perempuan yang menderita Infeksi Menular Seksual (IMS).
- Perempuan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
- Perokok aktif.
6. Diagnosis dan pengobatan untuk kanker vulva

Guna mendiagnosis, dokter akan melakukan evaluasi seperti pemeriksaan vulva untuk mengetahui ada atau tidaknya hal-hal yang mencurigakan. Seperti benjolan atau kelainan pada kulit di sekitar vulva.
Pemeriksaan juga mencakup area perineum, termasuk sekitar klitoris dan uretra. Setelah mendapatkan hasil, dokter mungkin saja akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sedangkan jenis pengobatan yang biasa dilakukan untuk kanker vulva berupa pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, maupun terapi biologis menggunakan zat alami untuk membantu tubuh melawan kanker tersebut.
7. Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker vulva

Johns Hopkins Medicine memberikan saran untuk pencegahan penyakit kanker vulva, diantaranya:
- Menghindari faktor risiko yang bisa memungkinkan timbulnya kanker vulva.
- Menunda untuk melakukan aktivitas seksual jika ditemukan tanda dan gejala kanker vulva.
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan.
- Berhenti merokok.
- Lakukan pemeriksaan fisik secara rutin.
- Cegah dengan mendapatkan vaksin HPV.
- Melakukan tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul.
- Periksa vulva secara rutin untuk mengetahui tanda dan gejala yang mungkin muncul.
Nah demikianlah informasi mengenai kanker vulva, penyebab, gejala dan cara mencegahnya. Semoga bisa meningkatkan kewaspadaan kamu terhadap penyakit ini ya.
Jika kamu merasakan salah satu gejalanya dan memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya lakukan pemeriksaan diri ke dokter. Diagnosis dini tentunya akan membantu kamu untuk segera mendapatkan perawatan dan pengobatan, agar kanker tidak semakin parah. Semoga bermanfaat ya!



















