Terapi GLP-1 Bisa Atasi Obesitas hingga Kurangi Risiko Kardiovaskular

- Obesitas menjadi ancaman global dengan 890 juta orang dewasa mengalami obesitas dan 2,5 miliar orang kelebihan berat badan.
- Obesitas memicu berbagai penyakit serius seperti hipertensi, diabetes tipe 2, kanker, gangguan pernapasan, dan penyakit kardiovaskular.
- Terapi GLP-1 dapat menurunkan berat badan lebih dari 20% dan mengurangi risiko kardiovaskular hingga 20% sehingga kualitas hidup pasien obesitas semakin meningkat.
Obesitas saat ini menjadi ancaman penyakit kronis yang dapat mengancam kesehatan global dimana 890 juta orang dewasa mengalami obesitas dan 2,5 miliar orang mengalami kelebihan berat badan. Ancaman obesitas yang semakin mengkhawatirkan ini membuat berbagai upaya hadir untuk menurunkan risiko obesitas, mulai dari mengubah gaya hidup dan pola makan, terapi, hingga konsumsi obat-obatan.
Obesitas sebenarnya bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, biologis, lingkungan, hingga sosial. Oleh karena itu, menjaga pola makan sehat atau olahraga saja tidak cukup untuk membebaskan diri dari obesitas.
Tidak bisa dianggap sepele, obesitas bahkan telah dianggap sebagai penyakit kronis oleh World Health Organization. Untuk mengatasi permasalahan obesitas, terapi GLP-1 menjadi inovasi untuk pengobatan obesitas jangka panjang.
Yuk simak informasi lebih lanjut yang telah Popmama.com rangkum seputar terapi GLP-1 bisa atasi obesitas hingga kurangi risiko kardiovaskular.
Obesitas Mengancam Kesehatan Nasional hingga Global

Kondisi obesitas kini tidak bisa disepelekan dan dibiarkan begitu saja karena dapat berakibat fatal bahkan mengancam nyawa. Obesitas menjadi salah satu penyakit kronis yang juga memicu berbagai penyakit serius, mulai dari hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, kanker, gangguan pernapasan, hingga penyakit kardiovaskular.
Survei kesehatan Indonesia tahun 2023 mengungkapkan sebanyak 23,4% orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Artinya, satu dari empat orang di tanah air mengalami obesitas, baik dengan kondisi sadar atau tidak sadar.
Data dari WHO bahkan menyebutkan bahwa 79% kematian di seluruh dunia akibat penyakit tidak menular dipicu oleh obesitas. Ancaman ini juga dapat terlihat dimana penyakit kardiovaskular yang salah satunya dipicu oleh obesitas menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Data tersebut menunjukkan betapa bahayanya obesitas jika terus berkembang dan mengancam kesehatan banyak orang di tanah air bahkan dunia internasional. Oleh karena itu, berbagai upaya dan inovasi hadir untuk mencegah dan mengurangi obesitas di masyarakat.
Terapi GLP-1 Jadi Upaya Pengobatan Obesitas hingga Kurangi Risiko Kardiovaskular

Upaya untuk penanganan obesitas kini diwujudkan dengan adanya terapi GLP-1. Terobosan medis yang dilakukan bersamaan dengan gaya hidup sehat memungkinkan penurunan berat badan lebih dari 20% yang berhasil diterapkan oleh satu dari tiga pasien menurut studi global.
Pengobatan obesitas dengan terapi GLP-1 juga dapat mengurangi risiko kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Terapi GLP-1 merupakan pengobatan menggunakan agonis reseptor GLP-1 (Glucagon-Like-Peptide-1) yang dapat memperlambat pengosongan lambung sehingga pasien dapat merasa kenyang lebih lama.
Bukan hanya dapat mengalami penurunan berat badan, terapi GLP-1 juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular. Terapi ini terbukti menurunkan risiko kardiovaskular hingga 20%, terutama bagi pasien dengan riwayat gagal jantung dan osteoartritis lutut.
Pemerintah Hadirkan Pedoman Pengobatan Obesitas

Obesitas pada dasarnya penyakit, bukan hanya kegagalan yang dapat mengurangi penampilan diri. Obesitas bisa berakibat fatal dan memicu berbagai penyakit berbahaya jika tidak ditangani.
Melihat ancaman obesitas yang semakin besar membuat pemerintah menghadirkan Pedoman Nasional Pelayanan Klinis (PNPK) Obesitas untuk menstandarkan pelayanan kesehatan obesitas di seluruh Indonesia. Dalam PNPK, dijelaskan bahwa terdapat tiga pilar utama untuk menangani obesitas, yakni pola makan (diet), aktivitas fisik, dan perubahan gaya hidup; terapi farmakologis; serta pembedahan bariatrik.
Pengobatan dengan terapi GLP-1 ini menjadi termasuk ke dalam terapi farmakologis yang diharapkan membuat perawatan semakin komprehensif sesuai dengan keluhan dan kondisi yang diderita masing-masing pasien.
Terapi berbasis GLP-1 sendiri dikembangkan oleh Novo Nordisk dan Eli Lilly sebagai bagian dari solusi untuk pengobatan obesitas jangka panjang untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih. Obat ini juga sudah bisa diakses di berbagai layanan kesehatan di Indonesia setelah berkonsultasi dengan dokter, sejalan dengan hadirnya PNPK Obesitas yang mulai diterapkan.
Itu dia penjelasan mengapa terapi GLP-1 bisa atasi obesitas hingga kurangi risiko kardiovaskular. Jika merasa mengalami kenaikan berat badan berlebih, Mama bisa pergi ke fasilitas kesehatan terdekat agar diperiksa lebih lanjut kondisinya.
Terapi GLP-1 bisa menjadi salah satu solusi kurangi berat badan, namun harus sesuai dengan anjuran dan resep dokter.
Yuk mulai perhatikan berat badan, Ma!


















