Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Gita VBPR Alami Mom Shaming setelah Melahirkan, Ini Cara Mengatasinya

Instagram.com/gita_vbpr
Instagram.com/gita_vbpr

Pernahkah Mama mendengar tagline "women support women"? Tagline ini berguna untuk para perempuan saling mendukung satu sama lain. Di mana ada perempuan yang sedang kesulitan, maka perempuan lain membantunya dengan cara apapun. Bahkan, bisa hanya dengan sesederhana mengucapkan kata "semangat". 

Namun sayangnya, tagline "women support women" belum sepenuhnya berguna di Indonesia. Buktinya, Gita VBPR mengalami mom shaming pasca melahirkan dari para perempuan. Ada yang berkomentar tidak baik terkait bentuk tubuhnya hingga parenting yang ia lakukan.

Hal tersebut memang sulit untuk dihindari. Pada kenyataannya memang para Mama suka secara tiba-tiba mendapat cibiran dan mom shaming dari perempuan lainnya. Tentu hal itu bisa membuat Mama terpuruk. 

Untuk itu, kini Popmama.com ingin berbagi beberapa cara mengatasi mom shaming dari psikolog untuk support seluruh para Mama di Indonesia. Simak yuk, Ma!

1. Apa itu mom shaming

Instagram.com/gita_vbpr
Instagram.com/gita_vbpr

Melansir dari Psychology Today, mom shaming adalah perilaku di mana terjadi pemberian kritik atau komentar kepada seorang ibu, yang justru membuatnya tertekan karena diucapkan dengan nada negatif.

Beberapa hal yang biasa dijadikan sebagai topik mom shaming yakni terkait parenting, keamanan dan keselamatan anak, pola tidur, asupan makanan, hingga pemberian ASI (air susu ibu) pada anak. 

Setelah dilakukan survei ada tiga kelompok yang kerap melakukan mom shaming yakni orangtua, mertua, dan kerabat. Mereka biasanya melakukan mom shaming secara langsung dan terang-terangan. 

Namun, kini orang-orang jauh yang tak kita kenal pun bisa melakukan mom shaming lho. Biasanya hal ini dilakukan oleh para perempuan melalui sosial media dengan cara meninggalkan komentar. Hal ini lebih bisa jadi sangat dirasakan oleh para mama yang memiliki followers banyak seperti artis atau selebgram. 

Dengan pengikut yang banyak, tentunya kehidupan pengasuhan anak yang mereka lakukan akan lebih tersorot. Hal tersebut membuat para mama di luar sana yang memiliki pola pengasuhan berbeda akan berkomentar dan melakukan mom shaming.

2. Mom shaming yang baru saja dirasakan oleh selebgram Gita VBPR terkait menyapih anak

Instagram.com/gita_vbpr
Instagram.com/gita_vbpr

Melalui akun Instagram pribadinya @Gita_VPBR, ia bercerita mendapatkan bully secara terus menerus sebagai seorang perempuan. Mulai dari saat hamil ketika bentuk tubuhnya berubah, banyak yang mengatakan dirinya seperti gajah. 

Bully tersebut berlanjut ketika ia tak bisa melahirkan secara normal dan ASI yang sedikit. Baru-baru ini ia pun mengalami mom shaming terkait menyapih anak. 

Gita pun membocorkan kalau yang melakukan mom shaming pada dirinya adalah para perempuan. Ia melakukan screenshot isi DM mom shaming dari para perempun yang berisi seperti berikut ini:

"Yaelah baru pertama jadi ibu ya? Gw dulu jadi emak kaga drama kaya lu Git." 

"Manja lu Git. Pasti anak lu malu punya emak menye-menye kek lu."

"Semua ibu-ibu yang menyusui juga pernah nyapih, tapi biasa aja kok mbak. Lu nya aja kurang pinter jadi emak, makanya nyapih doang gagal." 

"Lebay banget, nyapih aja pakai nangis." 

"Yaelah mommy baru nih pasti. aq dullu nyapih sayyy. tapi ga lebay. qm baperan nich." 

Dita bercerita hal tersebut membuatnya sangat sedih dan merasa insecure. 

"Gimana nggak insecure kalau tiap hari kena bullying terus? Bukan dari internal keluarga, malah dari luar yang bahkan kenal juga belum tentu. Tapi kok bisa ya mereka bilang hal yang kurang pantas. Maksud aku, kenapa banget harus kata-kata jahat uang mereka lontarin?" tutur Gita melalui Instagram storynya.

3. Cara mengatasi mom shaming menurut psikolog

Instagram.com/gita_vbpr
Instagram.com/gita_vbpr

Jika mendapat mom shaming Mama pun akan merasa sedih seperti Gita. Bahkan tak sedikit yang sampai menjadi depresi. 

Untuk itu, berikut ini ada beberapa cara untuk menghadapi mom sahaming menurut Susan Newman Ph.D. seorang psikolog sosial dan ahli parenting: 

  1. Mama harus terima kenyataan bahwa ta bisa menutup mulut semua orang. Untuk itu, kuatkan dan persiapkan diri sedini mungkin agar tidak terlalu terkejut dan lengah ketika mom shaming terjadi.
  2. Pahami bahwa sebuah kritikan dapat membangun seseorang menjadi lebih baik. Misalnya, orang terdekat kita seperti orangtua atau mertua yang ikut terlibat langsung untuk mengasuh cucunya. Jadi selagi itu masih suatu hal yang baik dan sejalan dengan parenting yang Mama dan Papa terapkan pada anak, tak ada salahnya izinkan mereka ikut mengasuh. 
  3. Adapun kritikan yang tidak membangun dan hanya menjatuhkan. Mereka yang memberi kritikan ini hanya ingin didengar karena merasa tahu segalanya. Untuk itu, tak ada salahnya Mama tidak mendengarkannya dan anggap angin berlalu. Jika hal tersebut terjadi di media sosial, Mama mungkin bisa istirahat dari dunia maya dan  fokus merawat si Kecil. 
  4. Mom shaming seringkali dilakukan oleh orang yang merasa bersalah karena tidak bisa melakukan hal serupa pada anaknya sehingga ia mereka berharap dapat meneruskan pengalamannya pada Mama. dalam kasus ini, Mama harus fokus bahwa setiap anak berbeda-beda sehingga pola asuhnya pun berbeda. Sebagai seorang yang mengenal anak, Mama bisa membentuk pola asuh sendiri bersama orang-orang terdekat orangtua dan mertua. Bisa juga berkonsultasi pada para ahli seperti dokter anak dan psikolog anak. 
  5. Tetaplah terhubung dengan orang-orang yang selalu mendukung Mama dan kurangi waktu dengan sekelompok orang yang selalu menghakimi, baik itu keluarga atau teman.
  6. Terima kenyataan bahwa tidak ada orangtua yang sempurna. Hampir semua orang tua membuat kesalahan. Jadi jangan menyalahkan diri sendiri dan terus belajar untuk memperbaiki diri. 
  7. Tanggapi dengan candaan saat orang lain mulai menghakimi dan melakukan mom shaming. 
  8. Jangan terpengaruh oleh orang sekitar Mama yang pola asuhnya terlihat mulus dan mudah. Sebab, apa yang Mama lihat belum tentu pada kenyataannya pun seperti itu apa yang Anda lihat, terutama di media sosial, bukanlah segalanya.
  9. Orang lain biasanya tidak tahu alasan Mama melakukan sesuatu pada sang anak. Untuk itu coba beritahu alasan Mama. Namun, perlu Mama ketahui bahwa tak sedikit orang lain yang tidak mau mendengarkan alasan apapun dari orang lain. Jadi, hati-hati ya! 
  10. Sebagai orangtua, tentu Mama adalah orang terdekat anak-anak. Untuk itu, pasti Mama selalu ingin memberikan yang terbaik untuknya. Jadi, teruslah percaya diri ya, Ma. 

Nah itulah pengertian serta cara mengatasi mom shaming. Semoga kian hari kejadian mom shaming semakin berkurang. Jadi seorang mama memang benar-benar bukan perkara mudah. Jadi, semangat terus ya, Ma! 

Share
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Resep JSR Padat Nutrisi untuk Ibu Menyusui, Praktis!

15 Des 2025, 17:22 WIBPregnancy