"Risiko perdarahan itu bisa perdarahannya terlihat, bisa perdarahannya tidak terlihat. Itu kan harus dimonitoring juga," kata dr. Yena.
Kenapa Ibu setelah Melahirkan Disarankan Tidak Boleh Langsung Tidur?

- Membantu pemantauan dan deteksi dini komplikasi
- Mencegah penurunan kesadaran akibat perdarahan
- Memastikan kondisi vital ibu tetap stabil
Setelah proses persalinan, tubuh mama memasuki fase kritis yang sering kali tidak disadari. Luka persalinan, perubahan aliran darah, hingga risiko perdarahan membuat kondisi mama harus benar-benar diawasi.
Tidak jarang, Mama yang tampak baik-baik saja bisa mengalami masalah serius hanya dalam hitungan menit.
Menurut penjelasan dr. Yena M. Yuzar, Sp.OG. dalam video TikTok akunnya @yena.yuzar, ibu sebaiknya tetap diajak berinteraksi agar tanda bahaya dapat segera dikenali.
Hal ini sejalan dengan pedoman WHO yang menyebut 24 jam pertama setelah melahirkan adalah periode paling berisiko. Oleh karena itu, penting bagi tenaga medis maupun keluarga untuk memahami alasannya.
Berikut Popmama.com rangkumkan penjelasan lengkap mengenai kenapa ibu setelah melahirkan disarankan tidak boleh langsung tidur menurut dr. Yena M. Yuzar, Sp.OG. yang wajib Mama simak.
1. Membantu pemantauan dan deteksi dini komplikasi

Masa setelah persalinan adalah periode yang sangat kritis bagi kesehatan mama. Banyak perubahan terjadi di tubuh, mulai dari aliran darah, pernapasan, hingga tekanan darah.
Menurut dr. Yena M. Yuzar, Sp.OG., Mama yang baru melahirkan sebaiknya tetap diajak bicara agar respons kesadarannya bisa dipantau. Dengan begitu, bila muncul tanda bahaya seperti bicara melambat atau tampak linglung, tenaga medis bisa segera bertindak.
Komplikasi setelah persalinan sering muncul tiba-tiba dan bisa mengancam nyawa bila terlambat dikenali. WHO juga menekankan bahwa observasi langsung pada Mama harus dilakukan sejak jam pertama setelah melahirkan.
2. Mencegah penurunan kesadaran akibat perdarahan

Pendarahan adalah salah satu penyebab utama masalah serius setelah melahirkan. Dalam video tersbeut, dr. Yena M. Yuzar, Sp.OG. menjelaskan bahwa perdarahan bisa tampak jelas atau justru tersembunyi, sehingga sering terlambat disadari.
Dampaknya, Mama bisa mengalami penurunan kesadaran yang dimulai dengan rasa mengantuk, lalu masuk ke fase sopor, yakni keadaan mengantuk berat tetapi masih bisa dibangunkan, hingga koma bila tidak segera ditolong.
Dengan tetap terjaga, Mama bisa menunjukkan tanda awal seperti rasa lemas berlebihan atau sulit fokus. Tenaga medis pun lebih cepat menyadari adanya masalah serius.
3. Memastikan kondisi vital ibu tetap stabil

Tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan kadar oksigen adalah indikator utama keselamatan Mama setelah melahirkan. Jika Mama langsung tertidur, perubahan kecil pada tanda vital bisa sulit dikenali dengan cepat.
Sejalan dengan yang diucapkan dr. Yena. "Jadi misalnya habis lahiran langsung ibunya dipasang bedside monitor tensi nadi respirasi sudah bisa kita pantau detik per detik."
Observasi kesadaran penting untuk menilai apakah tubuh mama benar-benar stabil. WHO juga menekankan bahwa tanda vital harus dipantau secara berkala, terutama dalam 24 jam pertama.
Dengan Mama tetap sadar, dokter dan perawat bisa lebih mudah membandingkan kondisi saat awal melahirkan dan setelahnya. Perubahan seperti tekanan darah turun atau nadi meningkat bisa segera ditangani.
Hal ini membantu memastikan Mama berada dalam kondisi aman pada fase pemulihan awal.
4. Mengurangi risiko keterlambatan penanganan darurat

Kondisi darurat pasca melahirkan sering terjadi dalam waktu singkat dan butuh penanganan segera. Bila Mama tertidur lelap, dapat menimbulkan risiko tenaga medis terlambat mengenali perburukan kondisi.
Padahal, intervensi yang cepat bisa menyelamatkan nyawa mama, terutama bila terjadi perdarahan hebat. Menurut pedoman WHO, interaksi dengan Mama pasca persalinan sangat penting untuk menilai kesadaran sekaligus mendeteksi komplikasi lebih awal.
Dengan tetap terjaga, Mama bisa langsung mengeluhkan rasa nyeri hebat, pusing, atau sesak napas. Hal-hal ini adalah tanda bahaya yang harus segera ditangani.
Itulah sebabnya menjaga Mama tetap tersadar adalah bagian penting dari upaya pencegahan keterlambatan penanganan.
5. Menjaga keselamatan ibu pada fase pemulihan awal

Beberapa jam pertama setelah persalinan disebut sebagai masa emas untuk menjaga keselamatan mama. Pada fase ini, tubuh masih beradaptasi dengan perubahan besar setelah melahirkan.
WHO menyebut periode ini sebagai waktu paling rawan terjadinya komplikasi, terutama perdarahan. Dengan tetap terjaga, Mama lebih mudah diawasi dan dapat langsung menyampaikan keluhan bila ada hal lain yang dirasakan.
Misalnya, jika Mama merasa sangat pusing atau sesak, tenaga medis bisa segera melakukan pemeriksaan. Dalam pemaparannya, dr. Yena M. Yuzar, Sp.OG. juga menegaskan bahwa interaksi dengan Mama sangat penting untuk menilai kestabilan kesadaran mama.
Kenapa ibu setelah melahirkan disarankan tidak boleh langsung tidur? Jawabannya karena fase ini adalah periode paling rawan yang membutuhkan pengawasan intensif.
Risiko perdarahan, gangguan tanda vital, hingga penurunan kesadaran bisa terjadi tanpa gejala yang jelas. Dengan tetap terjaga, tenaga medis maupun keluarga dapat lebih cepat mengenali tanda bahaya.
WHO juga menegaskan pentingnya observasi ibu pada 24 jam pertama setelah melahirkan untuk mencegah komplikasi. Penjelasan dr. Yena semakin menekankan bahwa interaksi dengan Mama adalah bagian dari deteksi dini.
Dengan begitu, keselamatan mama bisa lebih terjamin pada masa pemulihan awal.



















