Mama Baru Wajib Tahu Fakta Penting tentang KB IUD

- KB IUD adalah metode kontrasepsi praktis dan efektif
- IUD bekerja dengan cara hormonal atau non-hormonal, mencegah kehamilan dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%
- Pemasangan KB IUD bisa dilakukan kapan saja setelah melahirkan, prosedurnya cepat dan risikonya sangat kecil
Setelah melahirkan, tentu Mama ingin memberikan perhatian penuh untuk si Kecil. Di masa ini, menunda kehamilan menjadi langkah yang bijak agar Mama bisa fokus pada tumbuh kembang si Kecil.
Selain itu, tubuh juga membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya setelah proses persalinan. Karena itu, memilih metode kontrasepsi yang tepat menjadi hal penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan Mama.
Salah satu metode kontrasepsi yang banyak digunakan adalah KB IUD. Alat ini dikenal efektif dan bisa menjadi pilihan bagi Mama yang ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang tanpa repot.
Sebelum memutuskan, yuk simak rangkuman Popmama.com mengenai fakta menarik seputar KB IUD yang wajib Mama tahu!
1. Apa itu KB IUD?

Dilansir dari What To Expect, banyak Mama memilih KB IUD karena praktis dan tahan lama. Alat kontrasepsi berbentuk huruf T ini dipasang langsung di rahim oleh tenaga medis untuk mencegah kehamilan.
Ukurannya memang kecil, tetapi kemampuannya dalam memberikan perlindungan jangka panjang nggak perlu diragukan lagi. Mama pun bisa merasa tenang tanpa harus rutin mengingat jadwal minum pil atau ganti alat kontrasepsi.
KB IUD termasuk dalam jenis kontrasepsi jangka panjang yang bisa dilepas kapan saja (long-acting reversible contraception).
Artinya, setelah dipasang, Mama tidak perlu melakukan tindakan tambahan hingga tiba waktunya untuk melepas IUD.
Saat Mama dan pasangan siap merencanakan kehamilan kembali, alat ini bisa dilepas dengan mudah tanpa memengaruhi kesuburan. Praktis dan fleksibel, ya, Ma!
Meskipun begitu, perlu diingat jika nggak ada metode kontrasepsi yang benar-benar sempurna, Ma. Namun, tingkat keberhasilan KB IUD sangat tinggi, kurang dari 1 persen penggunanya yang mengalami kehamilan.
2. Cara KB IUD bekerja dalam tubuh mama

Dikutip dari Cleveland Clinic, KB IUD bekerja dengan cara yang berbeda tergantung pada jenisnya, Ma.
Secara umum, ada dua jenis IUD yang tersedia, yaitu hormonal dan non-hormonal. Keduanya sama-sama efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi memiliki mekanisme kerja yang berbeda.
IUD hormonal melepaskan sejumlah kecil hormon progestin langsung ke dalam rahim.
Hormon ini membuat lendir pada leher rahim menjadi lebih kental dan menipiskan dinding rahim, sehingga sperma sulit mencapai sel telur.
Sementara itu, IUD non-hormonal atau IUD tembaga (Paragard) menggunakan bahan tembaga yang menciptakan reaksi alami layaknya spermisida, membuat sperma nggak dapat bertahan hidup di dalam rahim.
Dengan begitu, proses pembuahan bisa dicegah secara efektif tanpa memengaruhi kesuburan Mama di kemudian hari.
Dilansir dari Planned Parenthood, kedua jenis IUD ini termasuk metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif, dengan tingkat keberhasilan mencapai lebih dari 99 persen dalam mencegah kehamilan.
Selain itu, efektivitasnya nggak mengganggu kesuburan Mama setelah alat ini dilepas, sehingga tetap aman bagi yang ingin merencanakan kehamilan di masa depan.
3. Waktu yang tepat memasang KB IUD setelah melahirkan

Pemasangan KB IUD bisa dilakukan kapan saja setelah melahirkan, Ma. Bahkan, beberapa Mama memilih untuk langsung memasangnya sesaat setelah proses persalinan selesai. Cara ini dinilai praktis karena Mama nggak perlu datang kembali ke dokter di kemudian hari, sekaligus bisa langsung melindungi diri dari kehamilan berikutnya.
Dikutip dari What To Expect, pemasangan IUD juga bisa dijadwalkan saat pemeriksaan pascamelahirkan pertama, biasanya sekitar tiga minggu setelah persalinan. Waktu ini ideal karena tubuh Mama sudah mulai pulih, dan dokter dapat memastikan kondisi rahim dalam keadaan sehat sebelum IUD dipasang. Jadi, Mama bisa menyesuaikan waktu pemasangan sesuai dengan kenyamanan dan rekomendasi tenaga medis, ya.
4. KB IUD aman digunakan untuk Mama yang sedang menyusui si Kecil

Bagi Mama yang sedang menyusui, penggunaan KB IUD tetap aman dan efektif, Ma. Menurut sumber dari What to Expect, IUD hormonal mengandung hormon progestin saja, sehingga nggak memengaruhi produksi ASI sama sekali.
Mama tetap bisa memberikan ASI eksklusif tanpa khawatir suplai susu berkurang.
Begitu juga dengan IUD non-hormonal atau tembaga, yang sama sekali tidak mengandung hormon.
Jenis ini bekerja secara alami tanpa memengaruhi kualitas maupun jumlah ASI, sehingga sepenuhnya aman untuk Mama menyusui.
Jadi, apa pun jenis IUD yang Mama pilih, keduanya tetap mendukung kenyamanan dan kesehatan Mama serta si Kecil.
5. Proses pemasangan KB IUD dan rasa yang mungkin akan dirasakan Mama

Prosedur pemasangan KB IUD sebenarnya berlangsung cepat, Ma. Biasanya hanya memakan waktu sekitar lima hingga sepuluh menit saja.
Saat proses pemasangan, Mama mungkin akan merasakan sedikit rasa nggak nyaman, mirip dengan kram menstruasi yang sedikit lebih kuat. Namun, rasa ini biasanya tidak terlalu menyakitkan dan dapat diatasi dengan obat pereda nyeri ringan atau kompres hangat di bagian perut bawah.
Dilansir dari What To Expect, dokter umumnya akan menyarankan Mama untuk minum ibuprofen atau obat pereda nyeri lainnya sebelum pemasangan agar rasa kram lebih ringan. Setelah prosedur selesai, munculnya sedikit bercak darah atau rasa nyeri ringan di punggung adalah hal yang normal. Dalam dua hingga tiga hari, kondisi tubuh Mama biasanya akan kembali seperti semula.
Namun, penting untuk tetap memperhatikan tanda-tanda bahaya setelah pemasangan. Jika Mama mengalami demam di atas 38°C, menggigil, nyeri di perut yang nggak kunjung hilang, perdarahan sangat banyak, atau merasa pusing dan hampir pingsan, segera hubungi dokter atau kunjungi unit gawat darurat, ya, Ma.
6. Risiko yang perlu diketahui sebelum memilih KB IUD

Secara umum, KB IUD tergolong sangat aman digunakan oleh sebagian besar Mama. Namun, seperti halnya prosedur medis lainnya, ada beberapa risiko kecil yang perlu diperhatikan.
Risiko infeksi panggul bisa sedikit meningkat dalam tiga minggu pertama setelah pemasangan. Karena itu, penting bagi Mama untuk tetap menjaga kebersihan area intim dan melakukan kontrol ke dokter sesuai anjuran.
Meskipun peluangnya sangat kecil, kehamilan saat menggunakan IUD tetap bisa terjadi.
Jika hal ini terjadi, risikonya bisa meningkat terhadap kehamilan ektopik, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Namun kondisi ini jarang terjadi, hanya sekitar 2 persen dari seluruh kehamilan, tetapi bisa berbahaya.
Selain itu, ada kemungkinan IUD bisa keluar dari posisinya secara spontan, terutama jika dipasang segera setelah melahirkan. Bila Mama nggak lagi dapat merasakan benang IUD, segera periksa ke dokter dan gunakan alat kontrasepsi cadangan untuk sementara waktu.
Dengan efektivitas tinggi dan kemudahan penggunaannya, KB IUD bisa menjadi pilihan tepat bagi Mama yang ingin menunda kehamilan dengan aman. Pastikan Mama selalu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis dan waktu pemasangan yang paling sesuai, ya!



















